Download App
61.66% Aku Dipaksa Jatuh Cinta / Chapter 37: Mau Berciuman?

Chapter 37: Mau Berciuman?

Editor: Wave Literature

Saat mendengar perkataan tuan besar Xue, Xue Cheng langsung terdiam.

Dia tidak setuju dengan perjodohan yang ingin dilakukan oleh tuan besar Xue kepada Xue Xi, tapi dia juga merasa perkataan perkataan tuan besar Xue ada benarnya. Xue Xi layak mendapatkan yang lebih baik daripada hanya seorang pacar bayaran.

Dan dia merasa orang yang cocok untuk anaknya bukanlah seorang bos minimarket.

Xue Cheng tidak menganggukkan kepalanya dan hanya mengatakan, "Aku akan melihat keadaannya lebih dulu."

Xue Cheng lalu berkata dalam hati, sepertinya ini saatnya untuk menyelidiki pacar bayaran Xixi.

Di dalam sebuah kamar dengan dekorasi yang sangat indah serta gorden berwarna merah muda yang bergerak tertiup angin.

Xue Yao menyandarkan dadanya di atas meja, dia memegang handphonenya sambil menggerutu dengan kesal, "... Katakan kalau dia memang hebat dalam pelajaran matematika, tapi kenapa dia juga harus hebat dalam pelajaran sains? Bagaimana denganku? Sekarang dia merebut semua pusat perhatian. Ma, aku akan mati jika terus seperti ini!" Kemudian dia menangis.

Kemudian dari handphonenya terdengar suara wanita, "Yaoyao, pemikiranmu itu salah."

Xue Yao, tertegun dan langsung bangkit berdiri, dia mengambil tisu dari atas meja untuk mengelap air mata dan hidungnya, kemudian dia membuka fitur pengeras suara dan mendengar penjelasan wanita itu, "Yaoyao, apa kamu tahu apa perbedaan sekolah internasional dan sekolah biasa?"

Yao Yao membuang tisu yang sudah kotor ke dalam tempat sampah, menyedot hidungnya, kemudian menjawab, "Tidak tahu."

"Saat kalian lahir kalian sudah menjadi pemenang, sebagian besar siswa di sekolah internasional akan melanjutkan pendidikan di luar negeri sedangkan kalian, selain belajar kalian harus melihat dunia yang besar ini, memiliki koneksi, mengembangkan kemampuan kalian. Dia datang dari desa, sejak kecil dia tidak pernah mendapatkan pendidikan yang kalian dapatkan, jika ingin menggunakan kepintaran untuk mengubah takdirnya maka kamu ingin bertanding dengannya, bukankah itu sama saja dengan kamu mempermalukan dirimu sendiri? Kemampuan seseorang tidak hanya bergantung pada aspek belajar. Kamu mengerti maksud mama, kan?"

Xue Yao langsung memahami maksud ibunya, "Ma, aku mengerti! Walaupun dia pintar dia hanyalah seorang kutu buku, sedangkan aku adalah orang yang terkenal dan memiliki koneksi. Aku tidak perlu bertanding dengannya dalam masalah pelajaran, kemampuanku dalam bermain piano, menari dan melukis semuanya adalah keunggulanku!"

Kemudian lawan bicaranya berkata, "Yang paling terpenting adalah pengendalian diri. Jika kamu terus marah dan gelisah seperti ini, maka kamu bisa membuat dirimu merasa malu."

Semangat bertarung Xue Yao kembali muncul, "Aku sudah tahu. Ma, di rumah sekarang bibi yang bertanggung jawab atas semua urusan rumah. Aku tidak bisa mendapatkan uang jajan sebanyak dulu."

Di keluarga Xue ada peraturan, anak yang masih SMA maka uang jajannya setiap bulan sebesar 10.000 yuan, tapi dulu saat nyonya besar Xue yang bertanggung jawab atas urusan rumah, Xue Yao bisa menghabiskan berapapun yang dia inginkan. Tapi sekarang Ye Li bersikap adil dan mengikuti peraturan rumah, dia memperlakuan Xue Yao sama seperti Xue Xi, jadi dia tidak menyukainya.

Saat wanita itu mendengar hal tersebut, dengan suara hangat dia berkata, "Mama akan menelpon nenekmu."

Mata Xue Yao seketika berbinar karena dia tahu ibunya akan turun tangan secara langsung!

Setelah itu Xue Yao menutup telepon dengan hati yang senang.

Di sisi lain.

Nyonya besar Xue sedang marah di dalam kamarnya, dia tidak suka Xue Xi yang hanyalah anak dari desa berubah menjadi seperti tokoh utama di dalam rumah ini!

Saat dia sedang merasa kesal, handphonenya berbunyi, saat melihat siapa yang menelpon dia langsung mengangkatnya, "Yiqiu, kapan kamu dan suamimu pulang?"

Liu Yiqiu tertawa dan berkata, "Ma, minggu depan aku pulang. Mama sekarang sedang sibuk mengurus pembukuan? Aku ingin membelikan mama hadiah karena itu aku menelpon mama."

Nyonya besar Xue dengan tidak senang berkata, "Pembukuan apanya, kakak iparmu merebut tanggung jawab rumah dariku!"

Liu Yiqiu dengan terkejut bertanya, "Apa yang terjadi?"

Nyonya besar Xue menceritakan semuanya dengan kesal kemudian akhirnya berkata, "Yiqiu, bantu aku memikirkan cara. Aku tidak berani menentang papa mertuamu, bagaimana aku bisa merebut kedudukan itu lagi?"

Liu Yiqiu tertawa dan berkata, "Ma, mama sudah bertanggung jawab atas urusan rumah selama bertahun-tahun, jika ingin kakak ipar mengembalikan kedudukan itu bukankah itu sangat mudah?"

Nyonya besar Xue tertegun, "Jadi maksudmu…"

Keesokan harinya saat Xue Xi bangun dan baru turun ke bawah, dia mendengar suara piano yang baru selesai dimainkan, kemudian nyonya besar Xue bertepuk tangan dengan keras, "Yaoyao, kemampuanmu bermain piano semakin lama semakin hebat!"

Xue Yao bangkit berdiri dengan bangga lalu tersenyum dan berkata, "Nek, ini bukan apa-apa."

Kemudian dia melihat Xue Xi dan setelah itu dia berjalan ke arah ruang makan.

Xue Xi menyadari semua sifat arogan Xue Yao yang kemarin benar-benar hilang sudah kembali lagi hanya dalam waktu 1 malam.

Xue Xi merasa ini aneh tapi ini tidak ada hubungannya dengan dirinya jadi dia tidak peduli. Dia melihat ke arah piano yang ada di sana dan itu piano yang sama dengan yang ada di panti asuhannya.

Saat dia sedang melihat piano itu, nyonya besar Xue tertawa sinis, "Untuk apa kamu melihatnya? Kutu buku sepertimu memangnya tahu apa itu piano? Kamu bisa memainkannya?"

Xue Xi menjawab dengan santai, "Bisa sedikit."

"Kalau begitu kamu berhasil lolos di ujian level berapa?"

Xue Xi terdiam sejenak kemudian menjawab, "Tidak pernah ikut ujian."

Xue Xi tidak tahu keadaan di panti asuhan lain, tapi panti asuhan tempatnya tinggal tidak kekurangan uang. Di dalam sana ada banyak alat musik jadi saat dia merasa bosan maka dia sering belajar memainkan alat musik.

Nyonya besar Xue tersenyum bangga dan dengan arogan berkata, "Yaoyao saat kelas 5 sudah mendapatkan sertifikat level 10! Hm!"

Setelah mengatakan itu dia melihat ke arah Xue Xi dengan sombong, tapi Xue Xi sama sekali tidak memperdulikannya.

Tapi hari ini, saat sarapan Xue Yao terus membahas tentang piano. Setelah selesai sarapan, Xue Yao keluar 10 menit lebih lama dari biasanya.

Setelah Xue Xi pergi, Xue Cheng dan tuan besar Xue baru turun dan bersiap untuk sarapan sebelum pergi bekerja.

Saat mereka duduk di meja makan, pelayan langsung menyajikan makanan untuk mereka berdua.

Saat tuan besar Xue menggigit roti isi, dia langsung memuntahkannya ke lantai. Dia mengerutkan alisnya dan sebelum dia mengatakan apapun nyonya besar Xue langsung dengan marah berkata, "Ye Li, bagaimana kamu ini? Kamu tidak tahu apa kalau papa mertuamu tidak suka makan peterseli? Bagaimana kamu ini mengurus rumah?"

Ye Li tertegun dan dengan cepat berkata, "Pa, maaf, aku akan menyuruh pelayan untuk menyediakan makanan yang baru."

Tuan besar Xue sangat benci dengan aroma peterseli dan dia merasa sangat marah karena harus memakannya di pagi hari, dia melihat ke arah Ye Li dengan marah lalu bangkit berdiri dan berkata, "Aku tidak makan!"

Setelah mengatakan itu dia berjalan keluar.

Xue Cheng dengan cepat langsung melihat ke arah Ye Li untuk menenangkannya, kemudian dia mengejar ayahnya, "Pa, kita pergi ke Bai Xiang Ge untuk sarapan ya? Papa sangat suka pangsit di sana kan?"

Setelah mereka berdua pergi, Ye Li mengerutkan kening ke arah Xiao Fang yang membawa sarapan untuk tuan besar Xue.

Xiao Fang dengan panik langsung menggoyangkan tangannya, "Nyonya, bukan saya. Saat saya membuatnya saya tidak memasukkan peterseli, bagaimana bisa…"

Ye Li menarik nafas dalam, dia sudah tahu dengan jelas bahwa ini semua adalah ulah nyonya besar Xue. Tapi di dalam dapur ada 4 orang dan dia berpikir bisa saja pelakunya memang bukan Xue Fang tapi dia juga tidak tahu siapa yang melakukannya...

Mobil tiba di depan minimarket.

Setelah Lu Chao selesai sarapan, Xue Xi menggandeng tangan Xiang Huai sambil melihat ke arah jam antik yang ada di dalam minimarket. Masih ada 5 menit sebelum sekolah dimulai, jadi jika dia tidak pergi sekarang maka dia akan terlambat.

Xue Xi menggertakkan giginya, dia sudah tidak peduli dengan dadanya yang masih terasa sakit. Dia bangkit berdiri dan berbalik badan hendak pergi.

Tapi saat dia baru baru saja akan menarik tangannya, tiba-tiba Xiang Huai malah menahan tangannya.

Kemudian dia dengan kekuatan yang besar menarik tangan Xue Xi hingga membuatnya berbalik badan. Xue Xi mau memberontak tapi akhirnya mereka berdua kehilangan keseimbangan dan terjatuh ke arah rak barang yang ada di sampingnya.

Tangan Xiang Huai yang besar memeluk pinggang Xue Xi, dia berputar dan melindungi Xue Xi agar tidak terbentur rak.

Kepala Xue Xi terbentur dada Xiang Huai dan dia dapat merasakan nafas Xiang Huai menerpa wajahnya.

Xue Xi tertegun mengangkat kepalanya dan melihat Xiang Huai sedang menundukkan kepalanya, jarak wajah XIang Huai dengan wajahnya hanya sekitar 5 cm. Xiang Huai tertawa kecil kemudian kemudian bertanya, "Adik kecil, mau berciuman?"

Xue Xi ingin mengatakan tidak tapi saat dia baru saja memiliki pemikiran itu, sakit di dadanya tiba-tiba menjadi semakin menjadi!

Xue Xi terkejut dan berkata dalam hati, ini berarti… Aku tidak bisa menolak Xiang Huai?!


next chapter
Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C37
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login