Chapter 111: Bang Atan Mana

=Arlan POV=

Setelah tubuhnya kembali berdenyut beberapa waktu, Ami masih belum juga bangun. Setiap hari kucek denyutnya yang semakin normal. Sesekali aku duduk di dekatnya sambil kuajak berbicara dengan berharap itu dapat membantu tubuhnya segera merespon sekitar.

Suara nyaring penghuni rumah baru yang sering kali berdebat dengan Sam seringkali membuatku marah, namun itu tak banyak membantu karena telah kusadari bocah memang selalu membuat keributan.

Paman dan bibi sedang pergi ke kebun untuk memanen ubi di lahan yang tak begitu luas. Kami semua, maksudku semua warga di desa Pemuda ini memang berprofesi sebagai petani dengan lahan seadanya. Kami selalu menjadikan hasil panen sebagai bahan pangan pokok untuk kebutuhan sehari-hari, jika memang berlebih barulah kami keluar dari desa dan menjualnya ke pasar Distrik 25 ataupun ke pasar wilayah Barat yang jaraknya cukup jauh.