=Ge POV=
Sejak tuan Aidid terbangun dari koma setelah peristiwa penembakan di gedung Kuning beberapa waktu lalu, aku baru sekarang kembali menemui beliau dalam keadaan sedang tidak kerja. Lebih tepatnya aku mengunjungi beliau sebagai rekan biasa, atau mungkin bahkan sebagai anak. Karena kutahu, usiaku dengan putrinya, Fine, tidak terpaut jauh.
Ah iya benar, mengingat nama perempuan itu mengingatkanku pada kedekatannya dengan Digo. Aku juga masih sangat penasaran dengan penyebabnya tidak sadarkan diri dalam waktu yang sangat lama. Mungkinkah itu juga berhubungan dengan kegelapan?
Tuan Adiid, wakil Presiden yang tidak tergantikan itu memang masih belum bertugas di luar Gedung Kuning. Beliau masih mendapatkan waktu istirahat penuh untuk masa pemulihan. Sesekali dia mengadakan pertemuan dengan beberapa elit untuk merembukkan tentang program kerja yang hendak dilaksanakan. Aku mengetahui itu karena Dann selalu memberiku kabar mengenai semua peristiwa di Gedung Kuning.