"Jadi ini ruangan kerja perempuan yang sudah mengobrak abrik hati aku?"
"Apaan sih." Amanda menjatuhkan tas leptop dan juga tas tangan miliknya di atas meja kayu dimana ada namanya terukir dalam sebuah kaca putih yang tergeletaK rapi hingga semua yangdatang keruangannya akan tau nama serta jabatannya.
Arya menjatuhkan tubuhnya pada sofa putih yang memanjang di sudut ruangan. Sofa santai itu membelakangi kaca besar di mana pemandangan kota jakarta terlihat jelas.
"Bagaimana kau bisa berada pada posisi ini dalam usia yang masih tergolong muda?"
"Kau lupa Ayah kena serangan jantung karna siapa?"
"Ah kau benar juga." Arya tentu mengerti siapa yang Amanda maksudkan. "Hanya saja aku heran bagaimana kau bisa menguasainya bahkan bisa menjadi pemimpin yang baik dalam waktu singkat. Terlebih situasimu saat itu tentu membuatmu mau tak mau dan siap tak siap tetap harus melakukannya."