Chapter 149: BAB 149

Green membungkuk dan meletakkan ciuman termanis dan paling lembut yang pernah dia miliki dalam hidup di pipinya, di sudut mulutnya, dan akhirnya di bibirnya. "Kamu berarti dunia bagiku, kamu tahu itu? Segala sesuatu yang baik dalam hidupku ada hubungannya denganmu. Aku tidak tahu mengapa kami menunggu, tetapi Aku senang penantian telah berakhir." Green menciumnya sambil mengantre ayam Ruxs ke lubangnya. Dia meluncur ke bawah di atasnya, kepala penisnya hanya muncul melewati cincin ketat itu.

Rux menggertakkan giginya. Neraka sialan. Pantat Green menelannya dengan mantap. Membisikkan namanya berulang kali di telinganya. Sial, Green membuatnya merasakan hal-hal yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya. Penisnya begitu menyempit sehingga membuat matanya menyilang. "Astaga…."

"Aku tahu sayang. Pas seperti sarung tangan," kata Green dengan genit, duduk di atas penis Ruxs.