Download App
85.71% LoveStory / Chapter 6: Cinta Sebagai Sahabat

Chapter 6: Cinta Sebagai Sahabat

"Hubungan kita tidak seperti sepasang kekasih yang lain, jadi tidak ada acara pegangan tangan di depan umum!"

"Ayolah, Sakura ... Aku juga ingin seperti yang lain."

"Tidak, aku tidak mau."

Menolak dengan tegas dan jelas, Sakura tak ingin hubungan pribadi ini sampai ada yang tahu. Menghela nafas dengan pasrah dan raut wajah memelas terlihat sangat jelas dari sudut pandangannya Sakura.

"Kenapa kau melihat ku begitu, Naruto? Kau jangan memasang ekspresi begitu!"

Naruto duduk bersandar di pohon- tepat nya lapangan tempat tim tujuh latihan.

"Kenapa kencan kita malah di tempat seperti ini ..."

"Supaya tidak ada yang tau ..."

Sakura duduk bersimpuh tepat di hadapan Naruto, yang sedang duduk bersilah dan bersandar di pohon.

Naruto melirik ke arah jari manis tangan kiri Sakura, dan berkata, "jadi tidak pakai cincin yang ku berikan termasuk supaya tidak ketahuan juga?"

"Tentu saja ..."

Dengan mudah Sakura menjawab pertanyaan Naruto. Raut wajah tak begitu senang karena perkataannya Sakura begitu menyakitkan bagi Naruto.

"Naruto ..."

Sakura mendekatkan jarak wajahnya ke arah wajah Naruto, mereka berdua saling memandang dengan tatapan mata yang lembut.

"Biarpun aku seperti ini ... Aku ..."

"Aku...?" Naruto sampai tak berkedip sambil menunggu lanjutan ucapannya Sakura.

"Aku yakin kamu pasti mengerti kenapa aku seperti ini ..."

"Aaa...sedikit..." Naruto tersenyum dan tak mengerti apapun dari maksud perkataannya Sakura.

Sakura bergerak- duduk di sebelah kirinya Naruto. "Hari ini langitnya sangat cerah," kata Sakura, dan bersandar di pundak kanan.

"Iya, hari ini cerah," balas Naruto ketika ia melihat langit biru. "Sakura, apa aku nanti boleh ke rumahmu?"

"Boleh, Ayah dan Ibu juga kadang bertanya kapan kamu main ke rumah."

"Paman dan Bibi, bilang begitu?"

"Ya..."

"Sakura..."

"Hmm, ada apa?"

"Kalau...kalau, kita menikah lebih awal apa kamu mau?"

"Lebih awal?" Sakura menoleh dan menatap Naruto dengan serius.

"Iya lebih awal, kamu setuju tidak kalau begitu?"

"Ya, kalau lebih awal aku tidak masalah, dan itu lebih baik dibanding hubungan kekasih- pacaran."

"Jadi kamu setuju?!"

"Iya, aku setuju, ku harap kamu tidak terlambat nanti malam," kata Sakura tegas.

"Yosh! Aku tidak akan terlambat!"

Naruto dan Sakura memutuskan pulang ketika sore hari, pukul 5 sore. Mereka berdua berpisah di persimpangan karena arah rumah mereka berbeda arah. Naruto berusaha menahan senyum ketika ia menuju ke arah apartemen miliknya. Langkah Naruto terhenti ketika, ia melihat seorang gadis seusia dengannya tengah berdiri di depan pintu apartemen.

"Hinata?"

Gadis remaja itu menoleh ke arah kiri ketika Naruto refleks menyebutkan nama.

Gadis yang Naruto panggil Hinata, ia mendekat dan begitu juga Naruto mendekat ke arahnya.

"Na-Naruto..."

"Hmm?"

Naruto tersenyum tenang dan berpikir pasti ada sesuatu yang penting sampai-sampai Hinata datang ke apartemen. "Apa ada sesuatu yang penting, Hinata?"

Hinata hanya tertunduk dan terlihat begitu canggung. "I-iya, ada sesuatu yang penting ingin aku bicarakan ...."

"Begitu ya, kita masuk dulu kalau begitu," kata Naruto. Naruto mengajak Hinata masuk ke dalam apartemen. "Duduklah dulu, aku mau cari sesuatu di dapur."

"Ti-tidak usah repot-repot Naruto," kata Hinata.

"Santai saja, aku hanya mencari camilan."

"Tapi, aku tidak ingin kamu jadi repot."

"Tidak repot, aku hanya ambil camilan."

Keripik kentang dan teh hitam jadi teman obrolan yang akan mereka berdua mulai, namun Hinata hanya tertunduk malu. Naruto yang tak tahu harus mulai dari mana, ia pun berinisiatif memulai lebih dulu.

"Kamu tidak biasanya datang, ada sesuatu penting apa, Hinata?"

"Be-begini ..."

"Yaa ... ?"

Hinata menyeruput teh, dan mencoba menenangkan hatinya dan berkata, "Naruto, aku masih men-menc-..."

"Men-men?"

Naruto mengerutkan Keningnya dan tak mengerti dengan perkataannya Hinata yang kurang bisa Naruto tangkap dengan jelas.

Hinata menutup wajahnya dengan kedua tangan. Naruto tersenyum karena merasa aneh dengan sikap Hinata yang sulit untuk Naruto mengerti.

"Kau kenapa begitu, hehe ..."

"Aa ... Aku tidak tau harus bagaimana bilangnya," balas Hinata.

"Santai dulu, kamu tarik nafas dulu, minum tehnya dan cicipi keripiknya dulu dan kalau sudah tenang kamu lanjut lagi bicaranya," kata Naruto.

Hinata melakukan yang Naruto katakan setelah beberapa menit Hinata pun merasa tenang dan berkata, "aku men...cintai...mu, Naruto."

Naruto seakan diajak kembali mengingat ketika Hinata menolongnya ketika Naruto kalah melawan Yahiko. Yahiko yang dikenal sebagai Pain pernah hampir berhasil membunuh Naruto, jika Hinata tidak menolong Naruto, entah apa yang akan terjadi waktu itu. Kejadian itu sekaligus pernyataan Hinata ketika mengutarakan perasaan terhadap Naruto. Namun, Naruto masih fokus untuk mengejar cinta Sakura, dan berusaha agar Sasuke kembali ke Konoha. Perasaan bersalah pun timbul dalam batin Naruto, karena ia belum membalas perasaannya Hinata.

"Hinata, aku minta maaf karena belum membalas perasaanmu waktu itu ... Aku benar-benar lupa karena terlalu fokus dengan tujuanku," kata Naruto sambil menunjukan ekspresi wajah yang bersalah. "Jujur saja aku sangat terkejut waktu itu ..."

Hinata menyatukan kedua tangannya dan menautkan jari seakan ia sedang berdoa sambil menatap Naruto dengan mata yang berkaca-kaca. "Tidak apa-apa, aku mengerti karena tujuan Naruto ingin Sasuke kembali ke Konoha," kata Hinata.

"Syukurlah kamu mau mengerti dan tau tujuanku."

Tatapan mata yang berkaca-kaca itu benar-benar membuat Naruto tidak tega ingin melanjutkan ucapannya. "Selain tujuanku itu, aku punya tujuan lain dari dulu."

"Tujuan lain?" Hinata penasaran dengan perkataannya Naruto.

"Tujuan lain itu adalah agar Sakura menerima perasaan cintaku," kata Naruto dengan nada suara yang cukup pelan.

"...hikss..."

Perasaan bersalah begitu bergejolak dalam batin Naruto, ketika Hinata menangis. Naruto merasa kalau dirinya adalah seseorang yang begitu jahat karena membuat seorang gadis yang baik sampai menangis. "A-aku minta maaf karena tidak bisa membalas perasaan cintamu, Hinata." Naruto tertunduk dan mengusap wajah dengan kedua tangan. Hinata mengusap air mata yang membasahi pipinya, ia berusaha untuk mengerti dan menerima yang Naruto katakan.

"Aku senang sudah mendengar ini darimu Naruto. Aku yakin nanti Sakura akan bahagia denganmu, begitu dengan sebaliknya," kata Hinata, dan ia pun tersenyum.

"Terima kasih, kamu mau mengerti ... Terima kasih, Hinata."

Hinata memegang kedua tangan Naruto sambil berkata, "aku akan terus mencintaimu, Naruto."

Naruto tersenyum bangga karena Hinata begitu kuat menerima semuanya. Naruto mengerti perasaan seseorang ketika di tolak, begitu sangat menyakitkan sampai rasa sesak di dada tak akan pernah hilang untuk selamanya.

"Apa aku boleh mencintaimu sebagai sahabatku?"

"Bo-boleh, aku senang Naruto juga mencintaiku walaupun sebagai sahabat, aku sangat senang sekali."

Naruto membulat mata ketika, ia mendapatkan kecup bibir dari Hinata.

"Te-terima kasih, Naruto."

"Sa...sama-sama..."

"Aku benar-benar mencintaimu...sampai kapanpun..."

"Iya, aku mengerti ..."

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Author note - gak tega juga ya hehe...tunggu aja lanjutan nya!

Menurut fans NaruSaku, merasa kasihan gak? Kita nilai dari perasaan seorang yang lagi bertepuk sebelah tangan hehe.. Gimana? Kalau bagi Thor yang emang suka semua Pairing ya...kasihan banget hehe...jangan nyalahin kubu mana pun kita nilai pake batin pasti tindakan Hinata gak sepenuhnya salah dan keputusan Naruto juga gak salah kan? Setia emang gitu harus kejem hehe...canda gak kejem juga tapi negesin aja.

Kalian pasti penasaran kenapa thor bisa dapet alur gini? Jujur aja ni alur dateng gitu aja pas aku nulis sambil denger lagu, aku kasih video nya kalau ada yang pengen dengerin, aku nulis cuma dengerin 2 lagu aja karena cuma punya 2 lagu wkwkwkkwkw

1. Tsuyoku - Tsuyoku < lagu yang aku denger setiap nulis di hampir semua karya Thor, aneh nya karena sakti nya ni lagu jadi muncul alur gaje wkwkwkkw.

2. Ama no Jaku < lagu yang baru Thor dapet efek liat Youtube, sekaligus pas nulis alur ini hehe...


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C6
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login