Download App
57.14% LoveStory / Chapter 4: Hubungan Yang Di Rahasiakan

Chapter 4: Hubungan Yang Di Rahasiakan

[ Toko bunga Yamanaka Ino ]

"Sakura, apa kau yakin akan menunggu, Sasuke?"

"Tentu saja kan aku menyukai Sasuke dari dulu."

"Kau belum menyerah juga...terus Naruto kan sering ungkapin perasaan ke kamu...Sakura, kenapa tidak pilih Naruto saja?"

"Haha....yang benar saja, Pig,"

Ino dan Sakura mengobrol di toko bunga. Ino tahu kalau Sakura sangat mencintai Sasuke, namun Ino dengar dari Sai, jika Naruto sangat mencintai Sakura. Ino menekan pelipis mata dan tersenyum tipis.

"Aku jadi kasihan sama dia."

"Dia? Dia siapa?"

"Naruto 'lah, terus siapa lagi yang selalu bilang cinta padamu kalau bukan Naruto."

"Naruto 'kan memang begitu...ditolak tetap saja seperti itu."

'Mana mungkin aku bilang kalau aku juga menyukainya, semua juga tau, aku suka Sasuke," kata batin Sakura.

"Jadi cinta Naruto tak sampai lagi, ya?"

Sai meletakan tiga cangkir teh di meja berbahan kayu yang dicat coklat. Ino membantu Sai sembari berekspresi simpati terhadap Naruto.

"Kasihan sekali...Sakura, apa kamu tidak terlalu kejam membuatnya selalu mengejarmu?"

"Sai, kau tau sendiri siapa yang ku suka? Lagipula Naruto sudah menolakku dulu."

"Mungkin saja kata-katanya dulu bohong."

"Sai Sayang, kamu jadi kan mau melukis?"

"Jadi. Ino, mau kan jadi modelku lagi?"

"Mau," kata Ino sembari malu.

"Dasar pasangan baru," kata Sakura menyindir.

{ Klining... }

Sakura, Sai dan Ino menoleh ke arah pintu keluar toko. Naruto melambai ke arah mereka bertiga dengan ciri khas senyum lebarnya yang mengikuti. 

"Sakura, Sai, Ino. Aku mampir."

"Naruto, sini ikut duduk," kata Ino.

"Iya, makasih."

Naruto duduk di sebelah Sakura.

Sai tersenyum dengan polosnya. Ino melakukan hal yang sama. Sakura Memalingkan wajahnya melihat ke arah jendela.

"Sakura, soal se-."

"Apa?"

'Aduh, dia langsung judes,' kata batin Ino.

Sakura beranjak dari duduknya pamit pergi untuk pulang. "Aku pamit dulu, Ino, Sai ... Naruto." Sakura keluar dari toko setelah pamit. Naruto lekas mengikuti Sakura yang keluar toko.

"Sakura, tunggu sebentar." 

Sai dan Ino saling menoleh mereka berdua menghembuskan nafas perlahan karena kasihan terhadap Naruto yang diabaikan.

Naruto tak mengerti kenapa Sakura menghindarinya.

"Sakura, tunggu!"

Sakura mempercepat langkah kakinya tak peduli dengan panggilan dari Naruto. Naruto mempercepat langkah hingga berlari, memegang tangan kanan Sakura.

"Sakura!"

"Apa?!"

"..."

"Lepas!" 

Naruto melepas pegangan tangannya, Sakura kembali melangkah pergi, Naruto hanya bisa mengikuti dari belakang. 

"Sakura, hari ini aku berniat mengajakmu kencan," kata Naruto.

Sakura menghentikan langkah kakinya dan menoleh kebelakang.

"Sakura, apa kau mau?"

Sakura melangkah maju mendekat ke arah Naruto yang hanya diam dan tersenyum.

"Tidak."

"..."

"Ayo kita bicara di rumahmu."

"Iya, Sakura." 

Sakura memilih apartemen Naruto sebagai tempat bicara. Pembicaraan yang tak ingin Naruto percaya, ia harus menyembunyikan hubungan mereka berdua dari orang lain. 

"Ke-kenapa ... kita sudah melakukan itu jadi mungkin kita bisa lebih serius."

"Tidak ... Aku tidak mau orang tau hubungan kita."

"Kenapa?!"

"Karena semua sudah tau, aku dari dulu menyukai Sasuke, dan aku membencimu Naruto."

"..."

Naruto mengepalkan kedua tangannya, mengeplak meja dan menatap tegas Sakura. Sakura memalingkan wajah sebenarnya ia merasa bersalah tapi tak ingin mengakuinya.

"Sakura, kenapa kau masih saja menyukai Sasuke." 

"Aku sudah tidak menyukai Sasuke ... Kau tau sendiri orang sudah melihatku seperti itu, dan mereka juga tau kalau aku selalu tak menyukaimu." Sakura menjelaskan dengan mudah dan tatapan yang meyakinkan kalau cara pikirnya yang paling benar. 

'Naruto, pasti mengerti kenapa aku seperti ini,' kata batin Sakura.

"Kenapa...kenapa kita tidak berpacaran saja, masalah pandangan orang nanti juga berubah." 

Sakura menggelengkan kepala. "Tidak semudah itu, Naruto." Sakura menjelaskan lagi dari awal lebih menekan hubungan mereka hanya mereka yang tahu. Naruto hanya diam membisu ketika mendengarkan semua yang Sakura katakan.

"Sekalipun aku dekat dengan Sasuke, kau anggap biasa saja."

"Kenapa!"

"Kenapa? Kau tau sendiri semua tau kalau aku suka Sasuke. Jadi aneh kalau aku tiba-tiba menempel padamu." Sakura menekan pelipis matanya sendiri setiap Naruto membantah.

"Ikuti saja yang aku mau Naruto."

"Aku tidak mau, itu sama saja seperti orang yang sedang selingkuh."

"Bodoh ..."

"Kau yang bodoh, Sakura!" Naruto berteriak nyaring karena tak terima kenapa hubungan mereka harus disembunyikan toh hubungan mereka bukan hubungan yang terlarang. 

"Apa aku tidak pantas jadi pacarmu dan semua orang apa tidak perlu tau! Kenapa? Kenapa harus disembunyikan...aku, aku hanya ingin hubungan kita seperti yang lain ... Sai dan Ino saja ... Mereka tak harus seperti kita."

"Jangan sama kan kita dengan mereka berdua itu beda."

"Bedanya apa?"

Sakura tak bisa menjelaskan, ia memilih melihat ke arah lain. "Pokoknya beda." Naruto beranjak dari duduknya, ia menggeser kursi dan mendekati Sakura yang hanya mendongak melihat ekspresi wajah Naruto. Naruto menarik Sakura agar berdiri, merangkul pinggul dengan kedua tangan dan menatap tegas mata Sakura.

"Bagaimana cara membuktikan kalau aku benar mencintaimu, Sakura?"

"Jangan tanya aku, kau cari sendiri bagaimana caranya."

Kedua tangan menahan jarak yang terlalu dekat. Sakura asal bicara dan bingung harus bagaimana. Naruto mendekat jarak wajahnya ke wajah Sakura, Sakura memalingkan wajah karena malu.

"Naruto, aku malu kalau orang lain tau ... Kita untuk sementara sembunyikan saja."

Naruto berhenti melakukan tindakannya dan lemas ketika mendengar perkataan Sakura. Sakura membelai wajah Naruto. "Naruto ... Jangan sedih begitu, aku minta maaf..."

"Iya ..." 

"Aku pulang dulu ya?"

"... Iya."

"Naruto!"

"I-iya, Sakura."

"Jangan sedih begitu, aku jadi terlihat seperti orang jahat kalau kau berekspresi sedih begitu Naruto!"

"Hehe ..." Naruto garuk kepala dan tersenyum. 

Sakura menyentuh kedua pipinya Naruto, dan berkata, "Naruto, kau orang yang paling baik. Terima kasih ya, Naruto, aku tidak pernah salah menilaimu. Aku mencintaimu, cukup kita yang tau hubungan kita ini...sabar dulu, ya?"

"Iya, Sakura. Tenang saja aku akan bersabar sampai Sakura berubah pikiran."

"Hihi, pintar."

"Hehe, jadi malu."

"Aku pulang dulu ya, Naruto?"

"Iya, Sakura." Naruto bergegas ke arah pintu rumah dan membukaan pintu. 

"Aku antar pulang, ya?" 

"Tidak usah, aku bisa sendiri. Daa, Naruto."

"Daaa, Sakura."

Naruto melihat Sakura pergi dari apartemennya. Perasaan Naruto benar-benar tak menentu namun asal Sakura senang, Naruto akan mencoba bersabar. 

"Aku harus menunggu sebentar, Sakura pasti nanti akan berubah pikiran...pasti begitu nanti."

.

.

.

.

BERSAMBUNG

Note : Haduh malah gini, hehe sabar buat yang baca... Apa kalian setuju sama alasannya Sakura?

Ehm, mong-ngomong, aku jadi sedih pas baca ulang, kasihan bener Naruto ya?


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login