Chapter 366: Musuh Dari Musuh Adalah Teman

Tak banyak kendaraan di area parkir restoran. Sedikit memperjelas bahwa keadaan restoran saat ini tampak lengang. Dari kaca-kaca jendela transparan hanya ada segelintir orang di dalam sana tengah menikmati makanan.

Michelle berharap kedatangannya kali ini tak membuat suasana menjadi tegang. Meski kemungkinannya sangat kecil.

"Kalau kau belum siap—"

"Aku sudah sangat siap," potong Michelle.

Langkahnya terasa berat, tapi ia tetap tak ingin mundur barang se-inci pun. Tekadnya sudah bulat. Karena, kalau dia ragu barang sedikit saja, semua keberanian yang telah ia tumpuk sejak semalam akan hangus tak tersisa. Ini kesempatan berharga yang ia miliki setelah dengan ceroboh Michelle melepaskan kesempatan pertama.

Banyak hal yang harus dia tanyakan, ada beribu kata terpendam yang harus dia ungkapkan saat ini juga.