Download App
16.66% SKIP / Chapter 4: Kondisi Diza

Chapter 4: Kondisi Diza

Minggu, 8 Desember 2019 Pukul 09.00 pagi.

Lampu ruang operasi telah mati sejak 1 jam yang lalu. Namun Azka masih tertidur di kursi ruang tunggu kamar operasi. Ia nampak begitu kelelahan setelah semua yang terjadi semalam. Ia pun terbangun lantaran dering ponselnya yang cukup lantang.

Matanya seketika terbelalak tak percaya melihat nama yang muncul di layar ponselnya 'Papa' . Tak biasanya sang ayah menelfon , entah apa yang membuatnya menelfon sepagi ini.

"Halo, pa?"

"Kamu dimana? Papa mau bicara penting "

"Rumah Sakit ." ujarnya singkat. Azka memang bukan typical orang yang suka berbasa-basi. Ia hanya akan mengatakan apa yang ingin ia katakan dan memilih diam seribu bahasa untuk hal lain yang tak ia pedulikan.

"Papa ke sana."

Tanpa jawaban sepatah katapun ia mengakhiri telfonnya dalam satu tombol. Ia melirik jam yang melingkar di tangannya, dan tersadar bahwa ia telah tertidur selama tiga jam . Ia pun bergegas mencari perawat untuk menanyakan kabar dari gadis malang yang telah ia tabrak.

"Maaf , dia dimana? Operasinya sudah selesai?"

"Maaf Tuan, kami tidak tega ingin membangunkan . Operasinya telah selesai satu jam yang lalu. Mbak Kinara sudah kami pindahkan ke ruang perawatan ."

"Bagaimana kondisinya?"

"Untuk itu, Anda sudah ditunggu Dokter Dimas di ruangannya . Biar beliau yang menjelaskan . Mari saya antar."

Mereka pun bergegas menemui dokter untuk memastikan kondisi gadis yang telah berubah menjadi Kinara dalam semalam itu.

"Bagaimana keadaannya dokter? Bagaimana kondisi Diza?"

"Untungnya pasien sempat mendapatkan tindakan sebelum dibawa kemari. Karena kalau tidak , mungkin kita sudah kehilangannya semalam. "

"Apa separah itu dokter?"

"Pasien mengalami benturan yang cukup keras di bagian kepala . Bahkan semalam ketika dibawa kemari, pasien sempat mengalami kejang. Karena itu kami memutuskan untuk melakukan prosedur operasi. Pasien kehilangan banyak sekali darah, dan mengalami cedera di bagian kaki. Untuk hal yang bisa kami informasikan saat ini adalah bahwa kemungkinan pasien tidak akan bisa berjalan normal atau yang terburuk adalah ia akan mengalami kelumpuhan . Tapi ini masih bisa ditangani dengan terapi. Meski nantinya akan membutuhkan waktu."

"Untuk cedera kepalanya, kita baru bisa mengetahui setelah pasien sadar dan melihat reaksinya. Untuk saat ini, operasi berjalan dengan lancar dan tidak ada gumpalan darah di otak maupun pembuluh darah. Semoga kita bisa mendapatkan kemungkinan terbaik begitu pasien sadar. Tapi untuk saat ini, kami informasikan bahwa pasien berada dalam kondisi koma dan tak mampu merespon ransangan apapun yang diberikan. Untungnya tubuhnya masih bereaksi dengan obat-obatan"

"Apa maksudnya itu dokter?"

"Kemungkinan terburuk dari cedera kepala adalah kelumpuhan total seluruh anggota tubuh, atau kemungkinan lainnya adalah kehilangan keseimbangan tubuh atau kehilangan ingatan permanen . Kami belum bisa memutuskan kondisi pasti dari pasien sampai pasien siuman. "

"Bagaimana dengan keluarga pasien? Saya dengar Anda adalah tunangannya. "

"Saya sudah menghubungi Ayahnya dokter. Tapi saya mohon penanganan yang terbaik untuk Diza dokter ."

"Kami akan berusaha yang terbaik semampu kami. "

Azka yang semula terlihat cukup tenang, kembali kalut . Tangannya gemetar, ia kehilangan keseimbangan tubuhnya begitu keluar dari ruangan Dokter Dimas. Ia terhuyung jatuh, namun seketika sosok seorang bapak meraihnya menopang tubuhnya dan membopongnya menuju kursi ruangan tunggu .

Bapak itu tak lain adalah ayahnya, seakan mengerti akan perasaannya ia pun memeluk Azka erat dan menepuk pundaknya pelan untuk memberi kekuatan .

"Pa, Aku..." ujarnya sambil sesenggukan. Tanpa ia sadari air matanya mengalir deras. Ia kehilangan segenap kekuatannya. Apa yang telah ia lakukan, ia benar-benar nyaris merenggut nyawa seseorang karena kekalutannya. Bagaimana jika akhirnya gadis itu tidak bertahan? Apa yang akan terjadi padanya? Ia tak mungkin lari selamanya.

"Papa tahu semuanya, Papa akan bantu kamu . Dia akan menggantikan diza selamanya."

"Maksud Papa?, "

"Dia akan menjadi Diza mulai sekarang. "

"Lima belas tahun sudah, kita tidak tahu Diza masih hidup atau tidak. Apa salahnya menyelamatkan nyawa seorang gadis dengan itu. Papa yakin di manapun ia berada , ia pasti memiliki hati yang begitu lembut dan tak akan mempermasalahkan identitasnya pada diri gadis ini. "

"Keluarganya gadis itu, bagaimana pa? " ujarnya gemetar.

"Pak Aryo sudah menyelidiki segalanya. Ia seorang gadis yatim piatu yang bertarung dengan kerasnya hidup. Bahkan jika bukan karena mu , ia mungkin juga akan mati di jalanan. Ia tak memiliki rumah dan tempat untuk pulang. Selama ini ia hidup begitu keras dan tinggal di sebuah gubuk lusuh seorang diri. Demi kamu dan kehidupannya , mari kita selamatkan gadis itu Azka. "

"Mama?" Pertanyaan Azka mengandung beragam makna tersirat yang tak mampu ia ungkap . Namun lebih dari itu, Ayahnya jauh lebih menderita karena menahan segala beban itu seorang diri .

"Kamu belum makan? Bagaimana jika makan bersama, papa akan menceritakan segalanya."

"Baik pa."


next chapter
Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login