Chapter 79: Kritis

Mesin mobil dengan suara yang halus telah dihidupkan. Sehingga terowongan gelap itu terang oleh dua lampu yang menyorot ke depan. Mobil merangkak lambat di terowongan, melewati beberapa mobil berdebu dengan kemudi yang kosong. Ada mayat-mayat tersangkut di jendela mobil nan pecah. Pemandangan paling tak enak ketika mata mereka terpaksa melihat mayat-mayat nan busuk sedang dimakan hewan-hewan kecil. Sungguh tidak mudah untuk menahan mual di perut.

Mobil berhasil keluar dan kini memasuki jalan lapang tanpa bangunan. Cukup lama mereka mengemudi, ketika bertemu mayat hidup di jalanan tak pikir-pikir lagi, langsung ditabrak saja, walau si pengemudi tak tega.

Tak ada alasan untuk menghentikan laju mobil, pasalnya mereka telah menghabiskan enam hari perjalanan dan itu akan berakibat kepada para lansia yang mereka tinggalkan di panti jompo. Tak ada yang bisa memperkirakan bagaimana para lansia itu bertahan atau mungkin sudah menyerah untuk hidup.