Chapter 92: Membunuh Nafsu

Sebuah kamar cukup besar, gorden tebal dan hitam menutupi jendela balkon. Penerangan minim di ruangan itu dari lampu tidur. Jerry duduk di kursi di depan jendela. Sambil menahan perut yang lapar, ia mengintip dari celah gorden pada rumah di depannya.

Perut yang bergemuruh membuat Jerry gelisah. Ia berusaha untuk tetap terjaga. Tetapi rasa lapar itu benar-benar mengganggu.

''Aku tahu kau menahannya,'' suara itu datang lagi. Jerry sampai terkejut, ia menoleh ke sekitar ruangan. Matanya berkedip-kedip cepat, seraya berpikir bagaimana suara itu bisa hadir dalam dirinya.

''Aku senang kau menyadari kehadiranku. Ah, ayo urus rasa lapar itu. Kau tahu harus kemana, kan. Ada satu tempat yang menyajikan banyak daging segar. Tidak perlu ragu, aku akan membimbingmu.''