I-download ang App
3.22% Bumi dan Langit Melawan Takdir / Chapter 1: BAB 1 - Samudra Cinta Remake
Bumi dan Langit Melawan Takdir Bumi dan Langit Melawan Takdir original

Bumi dan Langit Melawan Takdir

May-akda: ghostgirlthewriter

© WebNovel

Kabanata 1: BAB 1 - Samudra Cinta Remake

Bumi Rawindra sedang menikmati burger yang rasanya pas-pasan dan kopi hitamnya yang biasa - pekat dan tanpa gula - di sebuah kafe kecil dekat rumah saat manajernya, Mas Beni tiba. Laki laki perlente baik hati yang usianya satu dekade di atasnya itu langsung memesan roti bakar Nutella Keju dan es Capucinno, dan tanpa menunggu pelayan yang mencatat pesanan pergi, dia langsung bicara dengan gayanya yang khas : hangat dan penuh semangat.

"Ada tawaran baru buat lo, Bum, remake sinetron Samudra Cinta, yang pernah ngehits kapan itu. Lo pernah denger kan?"

Bumi mengangguk.

"Yang pemainnya Rangga Azof sama Haico Van Der Veken?"

"Yap."

"Gue sempat nonton sih kapan itu. Tapi nggak semua. Cuma beberapa episode."

"Gue udah baca skripnya, menarik banget sih. Gimana, lo tertarik nggak?"

"Boleh deh," jawab Bumi tanpa pikir panjang.

Kebetulan dia lagi nggak ada proyek sekarang. Tawaran iklan dan endorse juga lagi dikit, jadi apa salahnya? Apalagi, pendapatan dari sinetron bisa dibilang lebih pasti. Begitu tayang, akan syuting setiap hari, artinya dia akan mendapatkan pemasukan tetap tiap bulan, sesuatu yang patut disyukuri buat orang orang yang berkecimpung di dunia entertainment, karena biasanya biarpun pemasukan mereka cukup besar, namun seringkali tidak pasti.

"Lawan main lo nanti artis baru. Tapi rasanya lo kenal deh. Namanya Langit."

"Langit Daniella Brown?"

Mas Beni mengangguk.

"Iyap."

Bumi manggut-manggut. Ya, dia mengenal gadis itu. Blasteran Australia, cantik, berbakat, dan punya mata coklat yang indah. Mereka pernah bertemu satu dua kali sebelum ini dan ngobrol basa basi. Tapi cuma sebatas itu.

"Jadi fix oke ya?" Mas Beni bertanya lagi untuk memastikan. "Kalo oke, gue langsung hubungi bagian casting sekarang nih."

"Iya, oke mas," jawab Bumi pendek. Lalu dia melanjutkan menghabiskan sarapannya, sementara Mas Beni berdiri, menjauh, dan sibuk menelepon di salah satu sudut kafe.

Saat kembali, senyumnya lebar sekali.

"Udah fix ya. Syuting promonya sekitar minggu depan. Di Carita. Tanggal pastinya, tar gue kabarin lagi."

"Oke," sahut Bumi sambil melahap potongan burger terakhirnya.

Pelayan datang membawakan pesanan Mas Beni, dan laki laki ramah itu tidak bicara lagi, sibuk makan sampai piringnya tandas.


next chapter
Load failed, please RETRY

Lingguhang Katayuan ng Kapangyarihan

Rank -- Pagraranggo ng Kapangyarihan
Stone -- Bato ng Kapangyarihan

Sabay-sabay buksan ang mga kabanata

Talaan ng Nilalaman

Mga Opsyon sa Pagpapakita

Tagpuan

Font

Laki

Mga komento sa kabanata

Sumulat ng pagtatasa Katayuan ng Pagbabasa: C1
Hindi nagtagumpay ang pag-post. Pakisubukan muli
  • Kalidad ng Pagsulat
  • Katatagan ng mga Update
  • Pagbuo ng Kuwento
  • Disenyo ng Karakter
  • Tagpuan ng Mundo

Ang kabuuang puntos 0.0

Matagumpay na nai-post ang pagsusuri! Magbasa ng higit pang mga pagsusuri
Bumoto gamit ang Powerstone
Rank Blg.-- Pagraranggo ng Kapangyarihan
Stone -- Powerstone
Mag-ulat ng hindi naaangkop na nilalaman
Mali na Paalala

Mag-ulat ng pang-aabuso

Mga komento sa talata

Mag-login