Kabanata 1: OO.OO
Aku pernah menemui masa. Dimana Aku begitu mencintai seseorang yang sederhana. Ia berbeda. Jatuh hati kepadanya, Aku tidak berpura-pura. Ia yang menjadi do'a. Ia menjadi semoga. Ia yang ku percaya. Ia yang selalu Aku banggakan di depan dunia.
Boleh Aku bicara tentang Dia? Berjanjilah untuk tidak jatuh cinta padanya.
Ragas , ini tentang Kamu.
─────────────────
" . . . Untukmu, seseorang yang pernah datang. Sebelumnya, maaf aku tidak bisa menjadi seperti yang kamu mau. Dan aku pun sadar bahwa aku tidak layak untuk hatimu. Aku yakin, sekarang kamu sudah berada di ruangan yang lebih baik. Walaupun disana ruangnya tidak sehangat senja di ujung kota. Sebuah ruangan yang penuh dengan angan-angan.
Aku tidak pernah lelah berkunjung ke tempat dimana ruangan itu ada. Setiap kesana, aku selalu merasakan kamu yang kembali ada. Rasanya, selalu saja ada senyum dan tawa yang kau beri seraya duduk menemani di sampingku. Kini senyum-mu sulit untuk dihilangkan dari ingatan. Bekasnya masih hangat tersimpan. Aku tidak bisa lupa.
Bukankah aku pernah bilang, aku tidak bisa memilih. Disaat kamu sibuk mencari jawaban, sementara itu aku diam lalu mencoba melupakan. Belum sempat memberimu jawaban, takdir malah mengantarmu pergi jauh berkelana ke tempat lain. Dan aku, tidak bisa menghalangi itu semua.
Pergimu adalah yang terbaik untukmu. Tak apa, dari kepergianmu banyak kata yang tersirat. Aku bukan pilihan yang terbaik untukmu. Atau mungkin saja kita berdua memang tidak layak bersama.
Ini untuk kamu.
Terimakasih, dan maaf telah merepotkan hatimu. "