Aksi, Fiksi ilmiah, Fantasi
Earth I
Di dunia ini tidak ada kata aman, tidak ada kalimat kita bisa mempercayai manusia, apa lagi banyak Human biologis yang berubah menjadi manusia bahkan tidak bisa di bedakan sama sekali dengan manusia lainnya. Akhirnya, seluruh dunia menggerakan semua pasukan militernya di seluruh kota kekuasaannya bahkan beberapa tentara militer, unit kepolisian juga di sebarkan. Ada juga yang bergerak secara diam-diam, atau kita sebut Vigilante yang selalu main hakim sendiri tapi anehnya orang itu di anggap sebagai pelindung masyarakat atau pahlawan yang masyarakat idam-idamkan, ada 1 orang terkenal yang di sebut-sebut sebagai ‘The Eye’ tidak di ketahui pasti kenapa orang itu di panggil dengan sebutan ‘The Eye’ tapi yang pasti dia selalu ada dan tepat waktu bahkan dengan mudah menjebak para sampah masyarakat yang berada di pemerintahan. Tidak ada yang tau dirinya siapa, ia selalu menggunakan pakaian serba hitam, coat hitam panjang menutupi tubuhnya, tudung yang terlalu rendah bahkan topeng hitam yang menyisahkan matanya dengan tatapan dingin dan kosong menyisahkan kedua mata yang bercahaya putih tanpa ada pupil mata sama sekali.
Seorang anak bernama Theia Wynave dengan masalah keluarga yang membingungkan dunia bahkan dia aja bingung sebenarnya kenapa keluarganya aneh. Dari ayahnya bernama Tyon Brunval seorang narapidana yang untungnya bercerai dengan ibunya saat dirinya berusia 6 tahun, ibunya anggota militer yang bernama Tylia Moonly yang tidak memberikannya kedekatan fisik bahkan emosional yang di butuhkan Theia, Theia tidak menggap itu hal yang memang dia butuhkan dia hanya membutuhkan keamanan dan juga ruangan aman untuk dirinya sendiri, bahkan dirinya saja tidak pernah bertemu dengan sang adik semenjak dirinya tinggal di kediaman nenek dari ibunya yang bernama Yine Moonly yang memang tinggal di sebuah rumah yang bernuansa Jepang dengan ornamen tradisonal yang indah tapi saat usia sudah 15 tahun Theia kembali ke rumah ibunya, dan juga nenek buyut Theia adalah orang Jepang Asli, sedangkan kakek buyutnya pemilik nama Wynave yang sekarang sudah tiada bahkan kakek dari ibunya yang bernama Bruno Moonly juga sudah tiada, tidak ada yang tau kenapa banyak seorang Wynave di buru.
Tapi ada satu generasi Wynave yang akan memegang kembali nama Wynave untuk saat ini atau mungkin kedepannya? Atau dia akan mati seperti Wynave lainnya, meskipun ada seorang Wynave yang bertahan hidup di masa sekarang dan tidak ada yang berani mendekati mereka.
###
Pagi hari yang cerah dimana seorang Theia berada di kamarnya yang sepi, Theia melihat sekeliling kamarnya dengan wajah yang kaku tak lupa dengan rambut middle part pendeknya yang sedikit terangkat, bahkan beberapa rambutnya yang di cat hijau tua yang jadi kaku. Theia bangkit dari tempat tidur dan mengambil handuk dengan wajah yang males banget mau sekolah serasa seperti di suruh kerja.
“hem..senin ya” ucap Theia berdiri di depan cermin dengan kemeja hijau tua, Vest kemeja warna hitam, celana hitam. Alasan kenapa Theia memakai itu karena dia males serius make style lain dia hanya menyukai Dark Akademi simpel tapi sopan, Theia menyisir rambut pendeknya dengan lembut tapi enggak sih, enggak lembut cuma sekali sisir udah rapih tu rambut, Theia tinggal di area Skircoat Green, Halifax. Theia keluar kamarnya membawa tas klasik yang terbuat dari kulit warnanya hitam dan juga coklat, tas ini tas selempang, Theia makan sarapan yang di siapkan ibunya, ibunya sudah berangkat kerja pada jam segini, yap... benar jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi kurang.
Theia membuka ponselnya karena terlihat sekali teman-temannya sudah mengirim pesan di grup pesan mereka. Theia tersenyum kecil karena dia senang aja melihat teman-temanya yang sudah mengirim foto mereka masing masing itupun Rowenna di paksa oleh Selvaria.
Mari kita mengenal mereka, Theia Wynave wajah yang kaku dan selalu di anggap paling enggak bisa di kenal orang lain singkatnya emang anaknya enggak bisa berkomunikasi dengan orang lain, padahal aslinya absurd dan punya jokes yang orang enggak ngerti dia jokes apa, di kelas menghabiskan waktu membaca buku soal pikiran manusia, atau enggak tidur karena emang udah kebiasaan dia tidur di kelas, memiliki tinggi 170 cm paling tinggi di pertemanan mereka.
Rowenna Ardyn atau Rowen, dia malah lebih kaku dari Theia dan sangat pemikir memiliki tinggi 168 cm dengan potongan rambut wolfcut warna hitam tak lupa dengan beberapa hela rambutnya berwarna merah.
Selvaria Evayne atau Selva, wajah yang ceria dan sering tersenyum kadang juga selalu terjebak di haluannya dengan para husbunya yang memang udah segudang penuh, tinggi 166 cm, dengan potongan rambut long bob cut hair berwarna hitam tak lupa dengan bando kuning.
Amariel Zioreth atau Rie, dia juga ceria di ikuti dengan keabsurdan nya sama absurdnya dengan Theia cuma emang kalo Selvaria, Theia dan juga Amariel bahkan Elandria berkumpul nah itu mereka absurd banget, Amariel juga sebenarnya penakut dan kadang juga meluk Theia bahkan bersembunyi cuma memang dia aslinya baik dan ramah, tingginya 166 cm, dengan rambut di kuncir tinggi, bergelombang dan di bawahnya berwarna blonde.
Lyrielle Caelith atau Lyri, yang memang paling peduli sama mereka semua dan kadang juga kalo emosi lucu (kalo kata Theia), suka jadi bahan bully Theia karena Theia suka ngeliat Lyrielle marah itu sebuah hiburan (kata Theia), potongan rambut Lyrielle adalah hime cut warna hitam memiliki tinggi 164 cm.
Elandrya Veyrisse atau Ella, si cantik yang berkelakuan random emang dasarnya orangnya suka hal baru dan enggak mau diam di sangkarnya, selalu melakukan sesuai dengan planing masa depannya. Ella memang sangat cantik tapi ke tutup sama keabsurdnya yang memang udah ada di syaraf, memiliki tinggi 160, rambut panjang belah tengah dengan rambut stengah di kuncir di balakang nya ada pink yang indah.
Di Crossley Heath School, sekolah negri yang besar dengan ormanen dinding tua yang sudah kehitaman, berada di Halifax. Theia membuka loker dengan wajah yang kaku dan langsung mendengar orang yang membisikkan dia. Theia melirik menggunakan ekor matanya dan terlihat biasa aja yang penting enggak ganggu ketenangan dirinya, Theia melirik sebelahnya karena ada Rowen yang baru datang. Rowen menggunakan kemeja dan jaket hitam tak lupa dengan rok di bawah lutut yang bermotif kotak kotak.
“pagi” sapa Theia dengan senyuman kecil dan mata yang menyebalkan, Rowen menatapnya dan menghela nafas kasar, “pagi juga”.
“PR biologi?” tanya Rowen dengan wajah yang kaku sambil ngambil buku dari lokernya, Theia mengambil buku bacaan yang sering dia baca di waktu jam kosong yang berjudul ‘A Brief History Of Time’. “udah..ya kali seorang Theia enggak mengerjakan pelajaran favoritnya” Theia berbicara dengan nada formal yang menyebalkan.