ozone solitaire

Il y a trois ans, le jeune Wang Junze, salué comme un Génie de la Voie de l'Épée, a échoué à l'Ouverture des Veines et a été étiqueté comme ayant une Veine Innée Gaspillée. Depuis lors, Wang Junze a été moqué par tout le monde et rejeté par sa famille. Même son père le considérait comme inutile et l'a expulsé de la maison. Cependant, Wang Junze réussit à l'Ouverture des Veines avec le Qi d'Épée, s'embarquant dans un voyage sans pareil sur le chemin du Dao de l'Épée.

"Serena, tu es par la présente exilée de la Meute Pierreargent. Tu resteras exilée jusqu'au jour où tu rendras ton dernier souffle." Serena, une Guérisseuse exilée de sa meute pour un crime qu'elle n'a pas commis, accusée d'avoir assassiné son compagnon, le Beta de la Meute. Les preuves contre elle étaient accablantes, justifiant la punition la plus sévère : la mort. Cependant, un serment entre son père et l'Alpha de sa meute lui a épargné la vie. Au lieu de cela, elle fut jetée dans la nature sauvage, condamnée à vivre comme une solitaire jusqu'à sa mort. La vie d'une solitaire était périlleuse, voir le prochain lever de soleil n'était jamais garanti. Un jour fatidique, Serena tomba sur des étrangers blessés et leur sauva la vie. En retour de sa gentillesse, elle reçut l'asile à Ombredefer, la plus puissante Meute Occidentale. Hantée par la perte de son premier compagnon, Serena est déterminée à vivre dans le secret, jusqu'à ce qu'elle découvre qu'elle a encore un autre compagnon destiné. Son nouveau compagnon n'est autre que Darius, le stoïque Alpha d'Ombredefer accablé par le sombre héritage de son père. La Meute d'Ombredefer est au bord de l'effondrement, affligée par une mystérieuse malédiction. L'arrivée de Serena pourrait détenir la clé de son salut... ou de sa ruine. Alors que les tensions montent, Serena et Darius se retrouvent attirés l'un vers l'autre par un lien indéniable. Ensemble, ils doivent affronter des secrets enfouis, faire face à leurs peurs les plus profondes, et décider si leur seconde chance en amour vaut la peine de tout risquer. "Quand l'ombre de l'Épine saignera dans la lumière, Et que la louve qui porte la mort trouvera sa seconde vie, La Lune bénira le lien brisé, Et le maudit trouvera la paix à l'aube."

Lorsque les Épreuves de l'Unité commencèrent pour la première fois et que Neve reçut un système comme le reste de l'humanité, elle espéra sincèrement faire partie des premiers à mourir. La mort l'évitait cependant, alors, jusqu'à ce que son heure arrive, elle endossa à contrecœur le rôle de guérisseuse. Un jour, elle et un groupe de joueurs s'aventurèrent dans le domaine du Défi Final, un donjon étrange et d'un autre monde qui offrirait à l'humanité une période de repos de dix ans s'ils le complétaient. Mais, bien que la mort l'évite, elle trouva tous ses alliés. Désormais, sans personne sur qui compter et animée d'un désir ardent de vengeance, Neve doit devenir plus forte si elle espère les venger. Comment peut-elle y parvenir cependant, alors qu'elle n'est qu'une guérisseuse ? Une histoire d'aventure de survie GL !

Ava Wishbone, rejetée par sa compagne destinée, utilisée comme échange politique avec le monstrueux Alpha Lucas Raventhorn, navigue son chemin en tant que concubine favorite au sommet. Alors qu'elle navigue dans les eaux de ses nouveaux pouvoirs et survit en exil, pourra-t-elle pardonner à l'Alpha Lucas d'avoir tué son père et l'avoir condamnée à mort ? Ou sera-t-elle revendiquée par le notoire roi alpha assoiffé de sang.

The Queen of Hearts didn't always have her title. She used to be fragile, and weak. She used to be depressed and anxious. She used to want to disappear. But nothing lasts forever. Especially not after meeting the Kind of Spades. ----- Ivy is a young woman just beginning her life. Then all of a sudden she's approached by a scout for a card game team. Upon agreeing to join, she meets a man whom peers call the King of Spades, and she hates him. ----- This is a modern romance with troupes such as Enemies to Lovers, Friends to Lovers, Love Triangle, Arranged Marriage, Found Family, and Fake Dating. Don't hesitate to begin reading if any of these sound appealing to you. -----AUTHOR'S NOTE----- Thank you for clicking on my novel, let alone reading til now. This is my first novel, however, I am not new to writing. I sincerely hope you enjoy my story, and feel free to leave any feedback. Instagram: @fluffy_writes.mg

/Di larang post. Buku ini tidak terkontrak oleh platform manapun./ "Wah, apa yang telah terjadi? Bola berhasil di hentikan. Siapakah dia?" Salah satu komentar berbicara. Suasana berubah ramai. "Berhasil. Kita harus dapat mencetak angka." Teriakan keras dari kapten tim Teiko. Setter kemudian memberikan umpan cepat kepada Ace mereka. Dua middle blocker lawan mencoba untuk menghadang. Tetapi sayang sekali mereka terlambat saat melompat. Bola akhirnya berhasil jatuh ke bawah daerah lawan. "Dia adalah Shuichi Takao. Libero dari tim voli putra sekolah Teiko." Teman komentarnya kemudian menjawab. "Sungguh hebat bisa menghentikan servis mematikan milik Heiji. Ace dari tim voli putra sekolah Teitan." Komentator di pertandingan voli memberikan pujian kepada Takao. Pertandingan berakhir. Skor 2-1. Tim voli putra dari sekolah Teiko berhasil mempertahankan juara pertama untuk ke lima belas kalinya. Satu minggu setelah turnamen winter cup. Para pemain mendapatkan gelar dengan posisi mereka. Shuichi Takao mendapatkan gelar sebagai Libero terbaik di Jepang tingkat SMP. Musim telah berganti. Shuichi Takao berdiri di depan bangunan sekolah. Setelah lulus dari SMP, Teiko kemudian melanjutkan sekolahnya. "Ini dia." Takao kemudian berjalan masuk. SMA Howaitoiguru. Sekolah itu yang akan menjadi tempat belajarnya di SMA. Setelah meninggalkan kelas kemudian Takao melangkahkan kakinya menuju gedung olahraga voli. Saat tiba di sana, betapa terkejutnya Takao melihat gedung olahraga voli putra yang kotor dan tidak terurus. Tetapi berbeda dengan yang berada di samping. Ruangan tim voli putri terlihat bersih bahkan lantai papannya mengkilap. "Selamat siang." Takao menyapa murid putri yang sedang berlatih dan melambaikan tangannya. "Siapa kamu?" Seorang gadis yang berambut pendek serta wajah yang menakutkan bertanya dan menghampiri Takao. Dia berjalan dengan membawa bola voli. "Aku adalah murid kelas satu yang ingin menjadi anggota tim voli." "Kamu ingin menjadi anggota tim voli di sekolah ini?" "Benar. Apakah kalian tahu di mana para anggota lainnya?" Takao menganggukkan kepala perlahan. Semua gadis yang berada di sana kemudian tertawa. Takao tidak mengerti kenapa mereka mentertawakan pertanyaannya. Seorang guru yang melihatnya kemudian mendekati Takao. "Sekolah kita tidak memiliki anggota tim voli putra. Selain murid kelas tiga lolos dan tidak ada lagi yang menjadi anggota voli putra. Bahkan anggaran untuk tim voli putra akan dialihkan untuk tim voli putri." Takao sangat terkejut setelah mendengarnya. Dia tidak menyangka kalau tim voli putra sekolah Howaitoiguru akan di bubarkan. Seorang guru menatap Takao. Dia sudah mengetahui dan mendengar mengenai Takao saat masih SMP. Firasatnya mengatakan kalau tim voli putra akan mengalami kejayaan kembali. "Tolong jangan ambil uangku." Anak itu memohon agar uangnya di kembalikan. Tetapi mereka tidak mengembalikan tapi justru tertawa. Takao kemudian berjalan menghampiri mereka. "Apa yang sedang kalian lakukan?" "Siapa kamu? Jangan ikut campur dengan urusanku." "Hei tunggu. Bukankah kamu yang duduk di belakangku?" Seorang dari mereka mengatakannya. Takao kemudian teringat saat pertama kali duduk di bangkunya. Dia melihat ada beberapa orang yang berwajah menakutkan duduk di depan, belakang, sisi kanan, dan kiri. "Kamu?" Takao menunjukkan pemuda itu dengan jari telunjuknya. "Akhirnya kamu sudah ingat. Jangan ikut campur dengan urusan kami kalau tidak ingin badanmu menjadi terluka." Pemuda itu mengancam. Sebuah senyuman menghiasi wajah Takao. Dia kemudian mengambil handphonenya yang tersimpan sebuah video perbuatan sekelompok teman kelasnya. Seperti sudah menemukan berita yang baik. Takao menyukai voli. Dia akan melakukan apapun asal bisa bermain voli kembali. Anggota tim voli putra yang terdiri dari anak nakal paling di takuti seluruh siswa. Bukankah ini akan menjadi tantangan tersendiri.

/Forbidden to post. This book is not contracted by any platform./ "Wow, what happened?" The ball stopped. Who is he?" One of the comments said. The atmosphere turned off bustling. "It worked.We should be able to score." A loud shout from the Teiko team captain. Setters then provide a quick pass to their Ace.Two opposing middle blockers try to block. But it's a shame they were too late on the jump.The ball finally managed to fall under the opponent's area. "This is Shuichi Takao.Libero from Teiko school boys volleyball team." His commentary friend then replied. "It's great to be able to stop Heiji's deadly serve.The dance of the Teitan school boys' volleyball team." The commentators at the volleyball match praised Takao. The match is over. Score 2-1. The man's volleyball team from Teiko school successfully defended the first place for the fifteenth time. One week after the winter tournament. Players earn the title with their positions. Shuichi Takao has the best Libero in Japan at the junior high level. The seasons have changed. Shuichi Takao was standing in front of the school building. After graduating from middle school, Teiko continued his education. "This is the place." Takao then walked in Howaitoiguru High School. The school will be a place to study in high school.After leaving the classroom, Takao stepped into the volleyball gym.When he got there, how surprised Takao was to see the man's volleyball gymnasium which was dirty and neglected. But different from one on the side. The women's volleyball team room looks clean even the floorboards are shiny. "In fact, this school's men's volleyball team won first place and participated in national championships." The teacher looked at Takao.He had known and heard about Takao when he was in the middle school.His hunch said that the men's volleyball team would experience glory again. "Please don't take my money." The boy begged his money back.But they did not return but instead of laughed.Takao then I walked over to them. "Who are you?"Don't be meddle in my business." "Hey wait. Aren't you the one sitting behind me?" One of them said that. Takao then I remembered the first time he sat on his bench. He saw that there were several scary-looking people sitting in front, behind, right and left. "You?" Takao pointed at the youth with his index finger. "Finally, you remembered.Don't interfere in our business if you don't want your body to be hurt." The young man threatened me. A smile graced Takao. He then took out his cell phone which contained a video of the actions of a group of his classmates.Like I've found good news. I like volleyball too. He will do everything as long as he can play volleyball again. Members of the men's volleyball team consisting of bad boys is the most feared by all students.Would this be a challenge?

A fight for justice!

From the time the first writing appeared in human civilisation, the great human civilisation has passed on and developed a glorious culture. But this universe was not created for human beings, and human civilisation is destined to encounter one challenge after another, one crisis after another.

Rowena, an ordinary young woman, suddenly finds herself in a fantasy world, along with thousands of others, in what seems like an epic role-playing game. However, she quickly discovers that this is not a world full of magic and heroic adventures, but a brutal and merciless place where survival is the only rule. With promises of special powers and divine blessings, the newcomers were deceived by powerful beings who only seek their suffering. On the first day, over a thousand people die in extreme circumstances, making it clear that this world is not a game, but a constant fight for survival. Rowena, initially in disbelief, is forced to adapt quickly. As she faces fierce creatures, extreme weather conditions, and a hostile environment, her greatest challenge will be maintaining her sanity amidst the despair. Each day is a test of wit and endurance, and Rowena must figure out how to survive in a world where mercy does not exist and every decision could be her last. As she progresses, she begins to understand that, to survive, she must be smarter than her enemies and stronger than her own fears.