Hatimu, Terlarang.
Selena berpikir hidupnya sempurna. Menikah dengan cinta SMA-nya, Peter, dengan rumah yang tenang dan nyaman serta stabilitas yang diimpikan kebanyakan wanita. Namun, stabilitas itu hancur ketika Peter, pria yang paling ia percayai, mengusulkan pernikahan terbuka... hanya untuk menjajaki hubungan dengan sekretarisnya.
Hancur dan terpukul secara emosional, Selena masuk ke klub malam untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade. Satu malam penuh nekat. Satu wajah yang familiar. Itu semua yang diperlukan untuk membuat dunianya berputar.
Jack Brooks, sahabat kakaknya, satu-satunya pria yang selalu terasa sedikit terlalu terlarang, ada di sana. Lebih tua, lebih berani, dan jauh lebih berbahaya bagi hatinya daripada yang pernah ia ingat. Apa yang dimulai sebagai pelarian impulsif berubah menjadi sesuatu yang adiktif. Jack menjadi sensasi terlarang yang berkembang menjadi sesuatu yang mentah, obsesif, dan menguasai.
Namun, rahasia punya kebiasaan muncul ke permukaan. Dan ketika Peter mengetahui kebenarannya, akibatnya sangat dahsyat. Pernikahan itu hancur. Ikatan keluarga pecah. Dan Selena harus menyusun kembali kepingan-kepingannya sendiri.
Dia melarikan diri ke New York, bertekad untuk membangun dari awal lagi. Dikeraskan oleh pengkhianatan dan tergores oleh kekacauan yang ditinggalkannya, Selena mematikan bagian dari dirinya yang pernah mendambakan cinta. Sekarang, dia bermain dengan aturan sendiri; seorang wanita yang menggoda, kejam, dan tak tersentuh tanpa ikatan dan permohonan maaf.
Dia menghancurkan pernikahan, melahirkan seorang anak dari pria yang sudah menikah, dan sebagainya. Lalu, setelah bertahun-tahun berjuang, kesuksesan, dan kekuasaan datang padanya, tetapi keterpisahan emosional memiliki harga, dan Selena tidak menyadari seberapa banyak dirinya yang hilang sampai ia bertemu Jack lagi.
Dan tiba-tiba, tembok yang ia bangun mulai retak karena bukan rasa bersalah yang menghantuinya... melainkan cinta.
Tapi apakah cinta cukup sekarang? Bisakah Jack memaafkan wanita yang telah menjadi Selena?
Bisakah ia menerima dirinya, dengan segala kesalahan?
Ataukah terlalu banyak yang telah hancur untuk bisa kembali disatukan?