SILVANA - Cinta Yang Di Paksa Mati
Di tengah kelamnya masa penjajahan Belanda di Indonesia, seorang gadis pribumi bernama Silvana menjadi cahaya kecil di antara penderitaan rakyat. Kecantikannya memikat banyak mata—termasuk mata seorang letnan Belanda berkuasa bernama Van Goor. Dari pertemuan rahasia lahir sebuah hubungan terlarang yang dipenuhi janji manis, bisikan cinta, dan harapan palsu akan masa depan.
Namun cinta itu berubah menjadi jebakan mematikan.
Ketika gosip mulai menyebar, Van Goor memilih keselamatan karier dan kehormatan kolonialnya daripada cinta. Di depan ratusan pekerja, ia mengkhianati Silvana, menuduhnya sebagai pengganggu dan pencuri waktu kerja. Hukuman dijatuhkan, dan Silvana—yang hanya bersalah karena mencintai—ditenggelamkan hidup-hidup di sungai gelap di samping pabrik gula.
Tubuhnya mati.
Tapi jiwanya tidak.
Malam itu, sungai memuntahkan kembali Silvana. Bukan sebagai manusia, tetapi sebagai roh pendendam. Matanya hitam tanpa ampun. Sentuhannya membunuh. Nafasnya membawa kematian. Desa yang dulu mengenalnya dengan senyum, kini mengenalnya sebagai ketakutan.
Silvana kembali bukan untuk memohon cinta…
melainkan untuk mengambil apa pun yang telah direnggut darinya — termasuk nyawa.
Satu per satu, rumah-rumah kolonial menjadi medan akhirat. Orang-orang mulai hilang, suara-suara mengerikan bergema dari ladang tebu, dan setiap kali nama Van Goor diucapkan, udara seketika terasa membeku.
Karena kematian tidak mengakhiri cerita Silvana.
Cinta yang dikhianati telah melahirkan kengerian abadi.