48 hukum kekuasaan

Sally, demi memenuhi keinginan aslinya, memasuki Dunia Binatang dan berubah menjadi tikus putih kecil, juga mengikat dirinya pada Sistem Keturunan. [Keturunan Naga sudah sepuluh ribu tahun tanpa darah baru.] [Berapa poin untuk Keturunan Naga?] [Lima ratus juta!]

21+ Karena kekayaan serta kekuasaan, membuat mereka tak tersentuh. Para-para raja dari Akademi Iris. Falex Reynald. Dengan tatapannya yang tajam dan cerdas, serta dia sangat arogansi yang terbungkus dengan lapisan es ketidak pedulian. Sebuah kehidupan mewah telah meninggalkan dia dengan gagasan bahwa segala sesuatu dapat dia dicapai dengan mudah. Karena Kekuatan. Kekayaan. dan Status. Dia bagaikan dewa dan aku manusia biasa. Dia Matahari, dan aku Bulan. Ada begitu banyak kekuatan dalam diri pria ini. Dia memiliki jenis pengaruh yang kebanyakan orang bahkan tidak bisa membayangkannya. Dan aku… Aku adalah gadis berusia delapan belas tahun yang berhasil membuatnya kehilangan kendali. Aku adalah gadis yang menunjukkan kepadanya bahwa ada banyak warna di luar tembok tinggi dunia hitam dan putihnya.

21+ Rain Fernandes adalah seorang pemuda biasa yang tinggal di bumi, dia melakukan perjalanan ke dunia sihir dan pedang. Rain telah mengambil tubuh Lois Evander, pemuda biasa lainnya. Tampaknya disitu adalah dunia fantasi yang masih sangat tradisional, namun Rain menemukan beberapa kesamaan yang sangat menakjubkan antara bumi dan dunia sihir tersebut. Persamaan tersebut antara sains dan apa yang disebut sihir misterius. Ilmu pengetahuan adalah sebuah kekuatan, Jiwa, Sihir, Teori Pikiran, dunia magic, musik, dan dunia nyata. Bagaimanakah perjalanan Rain mengartikan persamaan dari dunia yang berbeda itu?

Ringkasan Hukum Iblis: Yang baik untuk apa-apa, dianggap sebagai sia-sia dan idiot, akhirnya menjual jiwanya kepada iblis dengan imbalan apa? Kecantikan? Kekuasaan? Kekayaan? Kekuasaan? Dengan menggulingkan semua aturan dunia ini, mari kita hormati dan ikuti jalan Setan ...... "Aku tahu bahwa suatu hari dunia akan diinjak-injak di bawah kakiku !!" GENRES: AKSI - PETUALANGAN - KOMEDI -  FANTASI - HAREM - SENI BELADIRI -Romantis

Di ujung utara Benua Atherno, di sebuah desa yang tidak dikenal, Kyrian dilahirkan sebagai seorang manusia biasa. Lemah, tidak berarti, dan ditakdirkan untuk dilupakan. Namun, dia sama sekali tidak biasa. Saat pertama kali membuka matanya, mereka menunjukkan mata putih absolut tanpa pupil atau iris... dan dengan itu, bakat bawaan yang tidak dapat dijelaskan. Kemampuan untuk melihat apa yang tidak bisa dilihat orang lain. Matanya tidak hanya melihat partikel energi spiritual, mereka bisa mencurinya. Dan lebih dari itu. Entah itu niat, hukum, konsep... segala sesuatu di depan penglihatannya bisa diambil oleh matanya. Ketika dia mencuri Niat Pedang pertamanya, matanya terbangun ke jalan pedang. Setelah mengambil Niat Es, sepasang mata lain terlahir. Dengan setiap niat baru yang dicuri, matanya berubah, dan mata baru muncul. Kyrian tidak menyembunyikannya dari dunia, tidak, mengindahkan harapan terakhir ibunya. Dia menggunakan karunianya tanpa rasa takut, dengan satu tujuan. Untuk menjadi kuat dengan cara apapun. (Ini adalah cerita pertama saya, jadi jangan berharap sesuatu yang mengagumkan. Saya hanya menulis apa yang menurut saya menarik dan mudah dibaca. Bahasa Inggris bukanlah bahasa pertama saya, jadi jika ada kesalahan, tolong beri tahu saya agar saya bisa memperbaikinya. Kalau tidak, nikmati bacaan Anda)

Sinopsis "Menantang Takdir di Menara Tanpa Hukum" Kael tumbuh sebagai seorang tabib muda berbakat, mewarisi ilmu dari kakeknya yang legendaris. Namun, ketika wabah misterius melanda desanya, ia menghadapi kenyataan pahit—kemampuannya tidak cukup untuk menyelamatkan semua orang. Teringat cerita lama sang kakek tentang Menara Tanpa Hukum, tempat di mana ia pertama kali belajar pengobatan, Kael memutuskan untuk menaiki menara demi mencari ilmu yang lebih tinggi. Namun, menara bukanlah tempat bagi orang yang lemah. Di dalamnya, hanya mereka yang kuat yang bisa bertahan. Dalam masa tutorial, Kael mendapatkan Kitab Petir, sebuah teknik bela diri yang menjadi dasar kekuatannya. Tapi saat ia mencari guru kakeknya, ia justru menemukan kenyataan yang lebih kejam—tabib sudah tidak lagi dibutuhkan di menara. Sebagai gantinya, para Heler, orang-orang yang mampu menyembuhkan luka dengan mana, telah menggantikan peran tabib. Ilmu tabib dianggap usang dan tidak efisien, perlahan menghilang dari sejarah menara. Kael menghadapi dilema besar: haruskah ia menyerah dan mengikuti sistem yang ada, atau tetap berpegang teguh pada ilmu yang diwariskan kakeknya? Dengan catatan lama kakeknya sebagai petunjuk, Kael memulai perjalanan mendaki menara, mencari sisa-sisa ilmu tabib yang telah terkubur. Dalam perjalanannya, ia bertemu dengan para Heler yang menganggapnya remeh, sekutu yang meragukan pilihannya, serta musuh yang ingin menghapus tabib dari sejarah. Di dunia di mana kekuatan menentukan segalanya, bisakah seorang tabib bertahan? Ataukah Kael akan menemukan cara mengubah takdir dan membuktikan bahwa tabib masih memiliki tempat di dalam menara? Perjalanan Kael baru saja dimulai, dan ia bertekad untuk mendobrak batasan yang telah ditetapkan oleh dunia.

Leonidas Alexander, seorang konglomerat muda yang tampan dan karismatik, terbiasa mengendalikan segalanya dengan tangan besi. Baginya, cinta hanyalah permainan, sampai ia bertemu dengan Laila, seorang karyawan biasa di perusahaannya. Laila adalah wanita sederhana yang bekerja keras untuk keluarganya, dan ia sama sekali tidak terpesona dengan pesona Leonidas seperti wanita lainnya. Suatu hari, Laila tanpa sengaja menentang keputusan Leonidas dalam rapat, membuat pria itu tertarik dan ingin mengenalnya lebih dalam. Namun, perbedaan status mereka menjadi jurang yang sulit dijembatani. Sementara itu, ada rahasia besar dalam masa lalu Leonidas yang bisa menghancurkan segalanya. Akankah Laila tetap bertahan di sisi Leonidas ketika dunia menentang mereka? Ataukah cinta mereka harus kandas sebelum sempat bersemi?

Di sebuah dunia di mana yang terlihat hanyalah sebuah panggung, Berlin memilih untuk memimpin dari balik tirai. Dilahirkan di sebuah gang sempit di Manggarai yang gelap dan dipenuhi debu kemiskinan, Berlin Adikara tumbuh dengan satu keyakinan: dunia ini tidak adil, dan keadilan tidak akan datang bagi mereka yang hanya menunggu. Tanpa suara dan tanpa identitas, ia menaiki tangga menuju dunia yang penuh dengan manipulasi. Politik, ekonomi, dan teknologi—semuanya hanyalah alat dalam permainan yang lebih besar. Tetapi siapa sebenarnya yang menggerakkan bidak-bidak catur di balik layar? Berlin tidak mencari pahlawan atau keajaiban. Ia menciptakan jalannya sendiri—dengan tangan yang terluka dan pikiran yang tak terpengaruh. Namun, di dunia di mana setiap kekuasaan diselimuti oleh bayangan, harga yang harus dibayar bukan hanya darah… tetapi juga kemanusiaan.

Dunia Berubah semenjak Gerbang yang berisi monster bermunculan di Bumi, tetapi berkat kemunculan Gerbang itu, umat manusia mulai berkembang dan menuju puncak kekuasaan. Beru Petualang peringkat S menyerang Gebang Dunia yang berisi Elemen api dan dimusnahkan di sana, tetapi Beru berhasil mengalahkan Boss Dunia dengan Pertukaran nyawanya, dan dengan kemampuan pasif uniknya yang selama ini tidak ia ketahui, Ia berhasil kembali ke masa lalu. Apakah Beru Berhasil Berdiri di puncak?

Qin Yao opens her eyes and finds herself transmigrated from a post-apocalyptic world into the body of an ancient peasant woman. Her family consists of four stepchildren needing care. A good-for-nothing husband, who has nothing but looks, is causing a ruckus. They live in a thatched hut, without a grain of rice, the family is emaciated like refugees. If that wasn't enough, someone even comes to collect debts! Anger rises in Qin Yao's heart, and she kicks the wretched husband out, "Debt collector, feel free to just beat him to death!" The four stepchildren: !!! With the world quieted, Qin Yao rolls up her sleeves to revive the family. Hunting, carrying bags, fighting bandits, she's an expert in all. But facing the fields, with her back to the sky, and her face to the earth, even a top-tier fighter from the post-apocalyptic world waves her hand: Can't take it! Really can't take it! Qin Yao scratches her head: In the ancient times where agricultural taxes are extremely high, how can I avoid farming? At this moment, the lazy husband who was sent away to die (twisting and crawling) (struggling to stand up) (screaming and roaring): My dear! I think I can be saved!