Misteri Tujuh Purnama
Kisah ini berpusat pada Arjuna Karta, seorang pustakawan paruh waktu yang hidupnya teratur dan monoton di kota Arcadiana. Pada suatu malam Purnama Bulan Mikrofon, rutinitasnya terguncang saat ia menemukan sebuah kotak kayu misterius di rak teratas bagian terlarang perpustakaan. Kotak itu, berukuran telapak tangan, memiliki ukiran samar lingkaran konsentris dengan simbol sepasang mata terpejam yang dikelilingi tujuh titik.
Meski awalnya ragu dan sadar telah melanggar aturan perpustakaan, Arjuna merasakan daya tarik tak terbantahkan pada kotak itu. Di apartemennya, di bawah cahaya purnama, kotak itu bergetar dan memancarkan cahaya perak, lalu terbuka. Di dalamnya, ia menemukan gulungan perkamen tua bertuliskan kalimat tunggal: "Ketika tujuh purnama sejajar, tabir akan terangkat." Di bawahnya, sebuah diagram rumit dengan tujuh segmen dan simbol mata yang sama terukir.
Penemuan ini melemparkan Arjuna ke dalam kebingungan dan rasa ingin tahu yang mendalam. Ia mencoba mencari informasi di internet, namun nihil. Pikirannya beralih ke Eyang Darma, kolektor eksentrik yang mewariskan koleksi "bisikan masa lalu" ke perpustakaan. Arjuna merasa bahwa kotak dan misteri ini entah bagaimana terhubung dengannya dan mungkin sengaja disembunyikan.
Seiring fajar menyingsing, Arjuna menyadari bahwa hidupnya tidak akan pernah sama lagi. Ia telah menyentuh sebuah rahasia kuno yang melampaui logika dan rutinitasnya. Meskipun memutuskan untuk merahasiakan penemuan ini, ia tahu ia harus mencari jawaban tentang "tujuh purnama sejajar" dan apa yang akan terjadi ketika "tabir terangkat." Petualangan yang selama ini hanya ia temukan di dalam buku, kini telah menjadi kenyataan hidupnya.