5 SEKAWAN
Lima sahabat remaja—Jaya, Alva, Ipung, Erwin, dan Sindi—memiliki hobi unik: menonton film horor dan bermain permainan mistis seperti Jailangkung. Empat di antaranya begitu gemar dengan dunia gaib, terutama Erwin yang merupakan anak seorang dukun. Hanya Jaya, yang paling religius, sering mengingatkan mereka untuk tidak melupakan kewajiban beribadah.
Suatu hari, saat mengikuti perkemahan pramuka, mereka mengalami kejadian di luar nalar. Saat mencari kayu bakar, Alva tiba-tiba hilang. Pencarian yang panik membawa mereka ke sebuah bilik reot. Begitu masuk, mereka mendapati diri berada di sebuah hutan gaib yang penuh teror. Pintu keluar hilang, dan satu-satunya jalan adalah bertahan sambil mencari Alva.
Di alam misterius itu, berbagai makhluk gaib meneror mereka—pocong, kuntilanak, tuyul, hingga suster ngesot. Namun suasana horor bercampur dengan kelucuan: suster ngesot yang tangannya keinjak, pocong yang jago tinju, hingga hantu yang justru menaruh hati pada salah satu dari mereka.
Puncaknya, para sahabat harus berhadapan dengan Mak Sani, sosok misterius yang memanggil pasukan hantu, bahkan "hantu impor". Pertarungan pun terjadi, penuh aksi konyol ala film kungfu. Jaya yang penuh iman akhirnya menemukan kekuatan sejati: keyakinan bahwa manusia lebih mulia daripada jin dan setan. Dengan doa dan keberanian, mereka berhasil mengatasi segala teror.
Di balik semua itu, terselip pesan penting: “Jangan takut pada hantu, takutlah jika lupa kepada Tuhan.”