ada handle

Zein adalah pemandu nakal yang hidup di tanah terlupakan zona merah, pemanduan demi uang dan kelangsungan hidup. Hingga gilda tempat dia bekerja dulu menyebabkan sebuah tragedi. Digerakkan oleh kesedihan dan rasa bersalah, Zein menjadi pemandu bayaran di tanah yang berbatasan dengan Zona Kematian terlarang, bekerja seperti biksu yang siap mati. Suatu hari, seorang Esper yang mendominasi tiba-tiba muncul dan berkata kepadanya, “Jika kau sangat ingin mati, mengapa tidak kau ikut denganku ke Zona Kematian?” Sebuah tawaran aneh, senyuman yang mengingatkan masa lalu. Apakah Zein sebenarnya pernah bertemu dengannya sebelumnya? Mengikuti lelaki itu ke dalam zona maut, akankah Zein menemukan ketenangan yang dia cari, atau akankah dia tersapu dalam badai? Tapi, tidak ada namanya cinta di Zona Kematian... atau adakah? * * * Cerita ini diset dalam universe penjaga, jadi akan ada: - Penjaga (Esper) dan Pemandu - Ruang bawah tanah! - Romance - Action - …smut? ;) Ini adalah sebuah kisah (semacam) cinta yang dibalut dengan kekacauan sistem ruang bawah tanah, dengan berbagai kemampuan dan aksi dan sebagainya

Setelah tiga tahun menikah, Wendy Stewart sudah terbiasa dengan sindiran sinis Michael Lucas, ancamannya yang sering tentang bercerai, dan bahkan membiarkan dirinya memiliki selingkuhan. Dia pikir dia bisa tahan dengan semua ini sepanjang hidupnya, sampai dia tidak sengaja hamil dengan anak yang tidak diinginkan Michael. Akhirnya putus asa, Wendy menandatangani perjanjian cerai dan pergi. Dia kira mereka bisa berpisah selamanya, tetapi Michael tidak mau berhenti mencarinya setelah perceraian. Ketika mereka bertemu lagi, dia adalah perancang top dunia. Tersenyum manis pada mantan suaminya, dia berkata, "Sayangku, kita sudah bercerai." Michael hanya menatapnya dingin, "Katakan padaku, apa yang harus dilakukan agar kita bisa rujuk?"

Ketika Ivy Thorne diterima di salah satu Universitas terbaik untuk Pertanian, dia tidak mau melewatkan kesempatan tersebut. Satu-satunya masalah yang tidak pernah dia duga adalah keempat pria yang tinggal di rumah ayahnya yang secara bertahap akan membalikkan dunianya. Hal-hal berbahaya tidak hanya hidup di alam liar. Seringkali, mereka bersembunyi lebih dekat ke rumah dan jika dia tidak berhati-hati, dia akan menemukan dirinya menjadi pusat dari keinginan mereka. Si Red Riding Hood kecil mereka sendiri. Kisah ini diberi nilai 18+ untuk bahasa eksplisit dan konten seksual.

Jenjang sekolah pada tahap SMA dengan menggunakan seragam putih abu-abu bisa disebut sebagai masa yang tidak akan pernah kita lupakan, setiap murid yang berada ditahap ini akan menemukan kesannya sendiri. Kisah cinta seolah bumbu utama disetiap cerita, begitupun dengan Nao kisah cintanya dimulai saat ia memasuki kelas X diawali dengan Instagram bertemu dengan sosok lelaki yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya memberikan kesan disetiap harinya. Nao memiliki dua orang sahabat yang bernama Eren dan Aldo yang akan menemani masa SMAnya. Namun, apakah perjalanan cinta Nao akan berjalan dengan mulus dan berujung indah? Apakah masa putih abu-abunya ini akan memberikan kesan yang sangat bermakna? Cinta, persahabatan serta masa depan yang akan dihadapi Nao dan teman-temannya akan diceritakan disini dan akan memberikan pesan tersendiri untuk setiap pembacanya.

"Ayah, kalau ibu meninggal, bisakah Bibi Chloe menjadi ibu baruku?" "...Baiklah!" Patah hati, Serena Sinclair dengan tegas mengajukan perceraian. Yakin bahwa dia akan menyesalinya, Adrian Lockwood setuju tanpa ragu. Dia tidak menyangka bahwa setelah masa tenang berakhir, Serena pergi tanpa secuil pun penyesalan. Pada malam badai, Adrian mengirim pesan kepada Serena. "Serena, jangan memaksaku bertindak. Kau tahu sifatku!" "Serena, aku memberimu kesempatan terakhir! ...Kembalilah dengan patuh, dan semuanya akan seperti dulu!" "Serena, Miles merindukanmu. Aku juga merindukanmu. Tidak maukah kau kembali?" Telepon berdering dengan suara dingin dan sedikit geli, "Adrian Lockwood, kau sungguh tidak tahu malu! ...Jika kau tidak ingin mati, menjauhlah dari istriku!" ... Wyatt Hawthorne tidak percaya pada takdir, tapi kemudian dia menemukan bahwa sejak dulu, takdir telah memasang jaring di sekitarnya. Jaring itu memiliki nama indah yang disebut Serena Sinclair.

"Raymond Mahendra Dirgantara"seorang pria Yang berdarah dingin, kejam, dan bahkan arogant. Yg membuat nya menjadi terkenal di kalangan masyarakat, dia juga seorang CEO muda yg mempunyai perusahaan yang bernama Mahendra Company, dia tak pernah merasakan apa itu jatuh cinta, sehingga suatu hari dia menemukan seorang gadis yg menurut nya berbeda dari gadis lain. "Arrina Mauren Maudya" seorang mahasiswi di kampus universitas Gajah Mada yang berumur 18 tahun, dia seorang gadis biasa yang mendapat kan beasiswa, orang tua Aza telah meninggal dunia sejak umur Aza menginjak 14th dan dari situ dia di titipkan oleh panti asuhan ibunda kasih, dan sampai sekarang dia masih berada di panti asuhan itu. Bagaimanakah kisah Cinta mereka, so simak aja guys..

For him, this world is the very definition of cruelty and hell, an existence that should be utterly devastated and wiped out once and for all. If he couldn't have peace, then no one was allowed to have it, just as his whole life was an absolute nightmare, each and every life of these humans had to be eternal nightmare. Demon King, Zhang Long wei, spent his whole life holding onto this so-called the world's most reasonable logic of his. To the whole cultivational world, he was such a great calamity that was impossible and unimaginable to annihilate, the very fear of every single being. But then, the news of the great Demon King getting slain by a group of young cultivators made the three realms ended up in uproar. Everyone was gloating and celebrating for his decease when Zhang Long wei found himself waking up in a body of a fifteen-year-old boy named Li Zian, a disciple of the immortal Wang. And there, what intrigued him the most was that the person who was responsible for his downfall, the one who took his life and also the leader of that youths' group, had turned out to be that one and only genius son of the immortal Wang, the shizun of his current body. What would be the first thing that came out of his mind? Revenge? Nope. His life had been all about these kinds of malicious stuff, so he decided to enjoy this one with the life of a regular youth. Let give himself a try to be average and normal. Let give the world some time for peace. Nevertheless, after a couple of confrontations with that son of his present shizun, his iron- like heart was melted and fell for this unruly youth somehow. The demon king started to chase after him with the mask of his aged fifteen body. Even so, heaven was too vicious and parsimonious to let him adore these blessing moments for a longer while as the fate between him and the youth was reversed. He had become people's hero whom the youth once wished him to be, yet the youth was now converted into a demon who had gone crazy for a brutal fate his family and sect had encountered. Let's see how the once powerful demon King would handle and tame this little demon and how these two would work together to find out and exterminate the real culprit behind the scenes. ------------------- Hello there, my dear readers! This is my very first time writing a novel . So I had to admit I felt thrilled and nervous a bit. English is not my first language. Thus I can't guaranteed there won't be any writing problems though I would try my best to fix and make progress. Please support me with your precious votes and comments. Thank you. ------- The cover art does not belong to me. All credits go to the original owner.

"Lo marah karena omongan gue tadi kan? Jawab gue Sheina." Tanya Vincent sambil terus menatap wajah Sheina.       Sheina memberontak dan hendak menjauhkan tubuhnya dari Vincent namun segera ditahan oleh Vincent. Vincent langsung menarik pinggan Sheina agar semakin mendekat dan kini tubuh mereka sudah saling menempel.     "Lep.. Ahhh lepasin kak. Nanti bibik bisa liat." Ucap Sheina berusaha menurunkan tangan Vincent dari pinggannya.     "Gue ngak peduli, yang penting sekarang lo jujur, lo marah karena ucapan gue yang tadi kan?" Vincent kembali bertanya namun tetap tidak ada jawaban dari Sheina.     "Jawab Sheina." Ucap Vincent kali ini dengan suara yang lebih keras dari yang tadi. Sheina yang sudah mulai kesal melihat sikap Vincent langsung memberanikan diri menatap mata Vincent tajam.     "Mau lo apa sih kak? Lo ngapain sih masih deket- deket gue hah? Lo ngapain masih susul gue ke sini. Lo ngak mau kan kalo gue suka sama lo? Iya kan? Dan satu- satunya cara agar gue ngak suka sama lo ya gue ngak sering- sering lagi ketemu sama lo." Jeda Sheina, lalu melepaskan tangan Vincent dengan sepenuh tenaga.     "Lo ngak usah ketemu gue lagi, gue ngak mau ketemu sama lo lagi kak." Ucap Sheina yang membuat Vincent terdiam sejenak.     "Emang harus ya lo jauhin gue? Gue bukan ngak suka kalo lo cinta sama gue, tapi gue cuman ngak mau lo sakit hati Sheina, dan lo ngak harus jauhin gue. Lo harus selalu ada di samping gue, ngak boleh ada orang lain yang jadi pelindung lo selain gue." Ucap Vincent yang membuat Sheina tertawa.     "HAHAHHAAAHAHA, hebat.. hebat.. hebat banget lo kak. Emang lo siapa gue makanya lo bisa ngatur- ngatur gue sampai gue ngak boleh deket sama orang lain selain lo? Emang lo siapa gue hah? Jawab gue, jawab gue Vincent" Teriak Sheina tanpa memanggil Vincent dengan embel- embel kakak lagi, emosi Sheina semakin menjadi- jadi akibat ucapan Vincent tadi.     "Gue emang bukan siapa- siapa lo, tapi lo penting buat gue, dan gue ngak mau kalau lo harus deket sama orang lain selain gue."     "Munafik, brengsek, egois lo bener- bener egois kak. Lo bukan siapa siapa gue tapi lo ngatur- ngatur hidup gue. Urus aja hidup lo, gue bisa urus hidup gue sendiri kok, lo ngak perlu ikut campur sama hidup gue."     "Gue berhak ikut campur sama hidup lo." Ucap Vincent.

“I’ll agree to this—but only if you stay out of my business.” “You have a deal,” the man chuckled, raising his hands in mock surrender, his husky voice dripping with amusement. “But,” he added, stepping closer, his breath brushing against her ear, “you’ll have to agree to my conditions, too.” “I said I’d agree, didn’t I?” Sherry replied coolly. Her expression didn’t waver as she grabbed his collar and pulled him down to her eye level. “Mr. Smith,” she whispered, matching his tone with a quiet fierceness. Hah… This woman is going to drive me insane, Levian thought, already realizing this would be far from easy. ~~~ On her wedding day, Sherry is poisoned by her best friend. Her fiancé? At the hospital, he was celebrating the birth of his child with someone else. But fate rewinds the clock. Waking up a day before her death, Sherry has one goal: uncover the truth and take back control. However, as the secrets unravel, she realizes the betrayal runs deeper than she imagined. That's when the rumored Levian Smith makes her an offer: “Marry me, and I’ll stake my very soul for you.” Now, she must choose—revenge or redemption?

Shen Tang woke up on the exile road and found this world very unscientific. Heavenly stones fell, triggering strife among nations. Words solidified into reality, thoughts became tangible. Martial prowess gathered, mountains split and seas parted. What she once perceived as a mere pretty face, with a mere utterance of "leaping over spears and horses," transformed into a fully-armored warrior, spear in hand, capable of standing alone against thousands! The consumptive wretches in her eyes, muttering "constellations scattered like chess pieces," reshaped the sky into a domed canopy and the land into a chessboard, effortlessly maneuvering troops into formation! This, by all means, couldn't be deemed unscientific anymore! It seemed like the scientific coffin lid had been nailed shut by theology! And she— "My lord, there's a severe drought in the Northern County. Would you shed a tear?" Shen Tang: "..." "My lord, the Southern Province is flooded. Would you share a smile?" Shen Tang: "..." ———————— Looking at the ten bowls of rice she devoured, the pockets cleaner than her face, and a group of villagers clamoring for attention, seemingly reincarnated food barrels, the real artist of souls, Village Chief Shen Tang, reluctantly abandoned her beloved paintbrush and was forced onto the road of vying for lordship.