Sisa Rindu di Kota Lama
Letta, seorang mahasiswi tingkat dua yang berpenampilan tomboi, tak pernah membayangkan dirinya jatuh cinta di bangku kuliah. Pertemuannya dengan Affan—mahasiswa baru yang polos dan penuh semangat—berawal dari malam inaugurasi, saat Affan dengan sigap membelikannya minuman. Dari momen sederhana itu, tumbuhlah benih cinta yang kemudian menjadi kisah indah pertama dalam hidup Letta.
Mereka saling mendukung, saling menguatkan, hingga Letta percaya Affan adalah masa depannya. Namun liburan semester mengubah segalanya. Saat Letta kembali ke kota, ia mendapati Affan bersama Maya, mahasiswi berbakat melukis yang dua tingkat di bawahnya. Cinta pertamanya runtuh dalam sekejap, digantikan luka dan pengkhianatan yang tak pernah ia bayangkan.
Letta memilih pulang kampung setelah lulus, meninggalkan kota yang hanya menyimpan kenangan pahit. Namun, luka itu terus membekas. Bertahun-tahun kemudian, ketika mereka berdua sudah berkeluarga, takdir mempertemukan Letta dan Affan kembali lewat media sosial. Bukan lagi sebagai kekasih, melainkan sekadar sahabat lama.
Melalui perjalanan hidupnya, Letta menyadari: ada cinta yang hanya ditakdirkan untuk dikenang, bukan untuk dimiliki. Dan di sudut hatinya, akan selalu ada sisa rindu di kota lama.