Download App

Chapter 21: Supir Pribadi

Bab 21

Sementara kehidupan Lea...

Malam itu Lea berada di Bar Club, bersama kedua temannya Kanya dan Amora mereka berparty merayakan hari jadian Lea. Mereka mebawa pasangan masing-masing. Lea akan lepas masa jomblonya bersama pria yang dicintainya.

Sekian pekan dia hidup sendiri tanpa seorang pacar baru minggu ini dia meresmikan hubungannya dengan pasangannya dengan Leon.

Kebiasaan hidup Lea, hidup berfoya-foya menghabiskan uang Papanya demi senang-senang bersama temannya.

"Nikmatin malam ini! Minumlah sepuas kalian. Aku yang traktir!!" Kata Lea dengan berteriak suaranya hampir tidak terdengar karena musik yang dikeras dimainkan oleh DJ cewek yang biasa manggung disana.

Mereka tidak menjawab tapi dengan mengacungkan jempolnya tinggi. Memberi isyarat bahwa mereka menyetujuinya.

Keenam muda mudi itu berjoget dengan gaya-gaya mereka yang tidak karuan. Jika Samapi perbuatannya ini ketahuan orang tua mereka, habislah. Mereka hanya minta izin pulang telat karena ada tugas kelompok dari kampus.

Lea berjalan menuju bartender, dan meminta nambah satu gelas lagi. Namun keinginannya ditahan Leon. Dia tidak ingin malam ini dia mabuk berat. Urusannya akan panjang jika Papa Sony tahu putrinya mabuk-mabukan seperti ini

"Jangan Lea, udah kamu udah minum 3 gelas anggur. Kalau kamu minum lagi tamat hidupmu!" Kata Leon memperingatkan.

"Ah apa sih, aku masih kuat. Gak bakal mabok!" Kata Lea setengah linglung

"Tuh kan! Tubuhmu aja uda sempoyongan gitu!" Lagi kata Leon membantu Lea berdiri.

"Aku mau kekamar kecil!" Kata Lea.

"Aku bantu!" Segera Leon membantu memapah tubuh Lea yang sudah tidak bisa berdiri tegap.

Sampainya dikamar mandi, Lea masuk. Leon menunggunya didepan pintu. Terdengar Lea memuntahkan seluruh isi perutnya

"Tuh kan, dia uda mabuk berat bagaimana ini?" Leon bingung. Tidak mungkin dia mengantarkannya pulang dalam kondisi seperti sekarang ini.

Tidak lama itu Lea keluar dari dalam kamar mandi. Dengan kepala yang di sanggah telapak tangannya.

Dia berjalan mendekati Leon dan jatuh dalam pelukan pria yang baru dipacarinya itu. Dia tidak sadarkan diri.

Leon menyandarkan tubuh Lea di kursi dan meninggalkan sementara, dari kejauhan teman Lea Amora dan Kanya menghampiri Lea yang duduk bersandar dinding. Leon tak jadi keluar meninggalkannya.

"Apa kalian bisa membantu Lea pulang kerumahnya dalam kondisi dia seperti ini?" Tanya Leon masih bingung. Meski dia terlihat seperti pemuda begajulan, bertatto punggung, telinga dan bibir ditindik, dia masih bisa menjaga gadisnya.

"Kalau dia aku ajak pulang pasti Mama ku tidak akan mengizinkannya," jawab Amora

"Sama Leon, Mamaku pasti marah besar kalau tahu aku dan Lea mabuk-mabukan," jawab Kanya

"Teman macam apa kalian ini? Sedikitpun tidak ada pedulinya pada Lea sahabat kalian sendiri." Jawab Leon

"Bukan gitu Leon, tapi kami juga punya keluarga sendiri. Kalau ada hal-hal yang menyangkut kepentingan keluarga kami juga harus mengantisipasinya," jelas Amora

"Apa gini aja biarkan. dia menginap di kamar sini.Trus biar aku. Telepon pada mamanya, aku bilang. dia ketiduran dirumahku," usul Kanya

"Ya sudah terserah. Cepat hubungi Mamanya!" Suruh Leon

"Ya Leon,"

"Hallo Tante," sapa Kannya pada suara diseberang telepon Wira, Mama Lea.

"Ya ada apa Kanya?" Tanya Wira, dia sudah menyimpan nomer Kanya sejak lama. Mereka sudah berteman sejak menginjak bangku SMA.

"Tante, Lea ketiduran dirumah aku tante setelah ngerjain tugas tadi, Kanya gak tega bangunin Lea. Mau minta tolong anak-anak aku takut nanti terjadi sesuatu pada Lea. Jadi aku minta izin biar dia menginap disini Tan," ucap Kanya membalikan lidahnya.

"Apa gak bisa dibangunin Kanya?" Lagi tanya Wira, sebenarnya berat harus membiarkan Lea tidur diluar rumah. Apalagi dia anak perempuan satu-satunya.

"Dari tadi gak bisa dibangunin Tante!" Ucap Kanya terus membohongi Wira. Sampai dia berkata boleh.

"Tante akan menyusulnya kerumahmu!"

"Jangan jangan Tante Wira, ini sudah malam banget. Bahaya kalau Tante keluar rumah sekarang!"

"Masalahnya, pasti Papa Sony akan marah pada Tante, kalau Lea gak pulang!" Keluh Wira merasa lelah bicara dengan Kanya.

"Tante jelaskan pada Om Sony Tante! Tugasnya juga belum selesai, sekalian besok pagi dilanjutkan lagi." Jelas Kanya berhasil menipu Wira

"Ya sudah, titip Lea ya? Maaf merepotkan kamu Kanya!" Ucap Wira pada akhirnya. Dan usaha Kanya dan Leon berhasil.

Kanya menutup teleponnya. Dia bersorak-sorai girang akhirnya masalah satu selesai.

"Trus dia tidur sini sama siapa. Kami mau pulang loh?" Kata Kanya dan Amora bersamaan.

"Aku akan menunggunya," jawab Leon

"Heh! Jangan berbuat macem-macem loh ya sama sahabat kita!" Ancam Amora dengan menujuk kearah Leon.

"Tenang aja. Tampangku aja begajulan. Tapi aku anak baik." Jawab Leon menunjukkn bahwa dirinya benar-benar cowok bertanggungjawab.

Mereka berpamitan, Leon tidur dikursi luar yang panjang.

Disepanjang jalan tempat itu benar-benar sepi. Sepertinya kamar tamu tidak ada yang menyewa malam ini.

Leon mengucek matanya karena ngantuk. Melihat jam ditangannya menunjukkan pukul 01.00 dini hari.

Seseorang pria mendatangi nya, dia terbangun dan duduk dikursi yang sama. Menawarkan segelas minuman pada Leon.

Leon menolaknya karena sudah minum banyak malam ini.

"Maaf kak, aku sudah minum banyak malam ini." Tolak Leon dengan sopan.

"Sudahlah, ini tidak memabukkan! Aku cuma butuh teman malam ini. Boleh ya beberapa menit aku duduk sini!" Tanya pria bertubuh kekar itu.

"Ya boleh,"

"Kenapa tidur disini, padahal banyak kamar kosong?"

"Aku disini menunggu pacar saya di kamar VVIP itu, dia mabuk berat. Aku khawatir jadi aku menunggunya di luar," jawab Leon tanpa basa-basi.

"Kamu pemuda yang jujur ya? Kalau tidak, entahlah apa jadinya," kata pria memberikan Leon satu pujian.

"Lalu Kenapa kakak menginap disini?" Tanya Leon balik.

"Aku merasa kesepian dirumah, sejak ditinggal istriku pergi, entah kemana. Hampir tiap Minggu aku kesini. Wanita-wanita penggoda perayu itu yang menghiburku," jawab Sang Pria. Nampaknya dia seorang duda.

Leon tertegun, mungkin maksud dari pergi entah kemana dia pergi bersama laki-laki lain. Kasihan sekali hidupnya. Padahal dia punya segalanya tampan, kaya apa yang kurang dari pria ini. Semuanya terlihat sempurna.

"Siapa nama Kakak?"tanya Leon

"Oh ya, kenalkan aku Jack!" Jawab Pria berambut pirang dengan mengulurkan tangannya.

"Leon!"

"Nih minumlah!" Jack memberikan satu gelas yang diletakkan kursi itu pada Leon lagi.

Leon terpaksa meminumnya, untuk menghormati pria yang lebih tua itu darinya.

"Makasih Kak, sepertinya Kakak bukan asli Indonesia ya, wajah kakak setengah bule," terka Leon ingin mengetahui asal usulnya.

"Ya benar, Ayahku berasal dari Amsterdam sedang ibuku asli sini." Jawabnya singkat dan padat.

"Pantas wajah Kakak setengah bule,"

"Kamu masih sekolah/kuliah?" Tanya Jack

"Aku putus kuliah Kak, gak ada biaya!"

"Kasihan sekali kamu! Bisa nyupir gak?" Tanya Jack akan menawarkan pekerjaan pada Leon.

"Bisa Kak!" Jawab Leon semangat

"Mau jadi supir pribadiku!" Tanya Jack, melihat Leon seperti pria yang baik. Dia berusaha menolongnya.

"Boleh Kak!" Jawab Leon antusias. Kali ini segala bentuk pekerjaan akan dia lakukan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C21
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login