Chapter 24: Menelusuri Lebih Lanjut
Mr.K masih mencoba mempertanyakan seputar penguntit itu.
Mulai dari awal bertemu penguntit itu, trus mengapa sebelumnya ia tidak memberitahu mengenai penguntit tersebut yang padahal penguntit tersebut jauh lebih lama mengikutinya dibandingkan si peneror, dan yang terpenting Mr.K juga mencoba mencari tahu mengapa dia menjadi jauh lebih takut saat ada si penguntit tersebut.
Dan untuk pertanyaan terakhir, Clara enggan memberi jawaban pada Mr.K, yang membuat Mr.K bertanya tanya mengenai apa yang terjadi antara Clara dan si penguntit.
Mr.K tak habis fikir bagaimana selama ini ia bisa bertahan ?
"Clara sebenarnya aku menanyakan ini, karena aku melihat kejanggalan kejanggalan yang ada, bolehkah aku tahu apakah kau memiliki sesuatu yang berharga dan membuat orang orang mengincarmu ?"
Clara tak langsung menjawab pertanyaan Mr.K, melainkan ia mengeryitkan dahinya bingung.
Sungguh Clara tak paham maksud pembicaraan Mr.K.
Clara mengendikkan bahunya.
"Aku tak tahu hal hal semacam itu, yang aku tahu memang aku di berikan saham oleh ayahku di perusahaan ... tapi aku tak tahu detailnya, ayahku yang mengetahui semuanya dan aku tidak mementingkan hal itu" ucap Clara santai.
Mr.K hanya menganggukan kepalanya.
"Apakah kau juga dekat dengan keluarga besar ayahmu ?" tanya Mr.K pada Clara.
"Tidak begitu .... hanya saja aku sangat dekat dengan nenekku ... ia sangat menyanyangi ku .... ahhh aku jadi rindu dengan nenek ku" ucap Clara.
'Nenek ?'
'Sepertinya aku harus mencari latar belakang keluarga Clara juga' gumam Mr.K dalam benaknya.
"Aah aku .... mengerti, oh iya apa yang ingin kau lakukan besok ? apakah kau ada pekerjaan ?" ucap Mr.K mencoba mengalihkan pembicaraan
Clara tampak memutarkan maniknya malas.
"Kau kan asistenku, masa kau bertanya padaku ?" dengus Clara.
"Yhaa !! kan aku menjadi asisten mu karena kemauan mu bukan kemauan ku wahai tuan puteri" sindir Mr.K halus.
"Huh ?!"
Clara melipatkan kedua tangannya. Ia sungguh malas berdebat dengan Mr.K.
"Ada apa ? kau marah ?" tanya Mr.K.
Clara memejamkan kedua maniknya, dan berusaha menetralkan deru nafasnya yang tadi sempat tidak beraturan karena kesal terhadap Mr.K.
Setelah ia rasa rileks, Clara menggelengkan kepala nya pelan.
"Coba kau hubungi Johny, tanyakan padanya apakah aku mempunyai jadwal untuk besok atau tidak" ucap Clara pada akhirnya.
"Kenapa kau menyuruh ku ? Kenapa kau tak melakukannya sendiri ?" tanya Mr.K panjang lebar seolah menolak apa yang Clara katakan.
"Karena akan aneh jika aku yang menelfon, padahal aku mempunyai asisten, tidakkah kau sadari itu ?"
Mr.K tampak memikirkannya sejenak.
Ya ada benar nya ucapan Clara, bagaimana kalau seandainya Johny curiga padanya, dan menjadi bumerang.
Dengan sedikit keterpaksaan Mr.K mengambil handphone nya dan menelfon Johny.
Setelah berbincang, dan mendapatkan informasi mengenai jadwal Clara, Mr.K langsung memutuskan telefonnya.
"Jadi bagaimana apakah ada jadwal untuk ku ?"
"Ada .... hanya saja aku kurang yakin kau dapat melakukannya"
"Memang nya apa yang harus kulakukan untuk jadwal besok ?"
"Kau akan ada sedikit Catwalk besok malam di Hotel H"
"Ooh tak masalah, lalu kenapa kau tadi bilang aku tidak dapat melakukannya ?" tanya Clara bingung, karena menurutnya Catwalk adalah hal biasanya yang sering dia lakukan.
'Apakah dia tak mengingat lukanya ? bukankah kalau catwalk seperti itu akan menggunakan pakaian yang ketat dan akan menekan lukanya?'
Itulah yang terlintas dalam otak Mr.K pertama kali.
"Kau yakin akan menggunakan baju baju catwalk itu dan berdiri lama di panggung tidak akan mempengaruhi lukamu itu ?"
Clara tampak sedikit berfikir, yang kemudian menganggukan kepalanya.
Oh ayolah Clara adalah orang yang profesional. Ia akan melakukan yang terbaik untuk pekerjaan nya apapun kondisinya kini.
"Terserahlah" dengus Mr.K kesal.
'Ada apa dengannya ? kenapa dia yang menjadi kesal ?'
————-
Gifts
-- Gift
received Weekly Power Status
-- Power
Ranking 
-- Power
stone