Download App

Chapter 76: Sepasang Kekasih

Seorang wanita paruh baya tampak mondar mandir di sekitar ranjang rumah sakit ruangan VVIP seorang pemuda yang tampak tengah tergeletak disana dengan manik terpejam.

Berkali kali wanita paruh baya menggigiti ujung kukunya untuk melampiaskan rasa khawatirnya.

Krieet...

Tendengar suara pintu ruangan VVIP itu di geser oleh seseorang.

"Sudah tenang lah ...Jacob tak apa apa ... ia hanya perlu istirahat, dan untuk sementara waktu ia tak boleh memaksakan dirinya dibawah tekanan, ataupun memikirkan hal hal yang membuatnya tertekan" ucap Clark suami dari wanita paruh baya itu.

"Bagaimana aku bisa tenang disaat anakku seperti itu, kau kan tahu Jacob jarang sekali sakit... lalu mengapa tiba tiba hal ini terjadi bukankah berarti ada pemicunya?" ucap wanita paruh baya itu pada sang suami.

Clark terdiam, namun di satu sisi ia membenarkan perkatan istrinya itu, pasalnya Jacob tak pernah sakit atau jarang sekali sakit, terlebih selama ini ia menjabat sebagai direktur dari perusahaan nya, ia tak pernah jatuh sakit walaupun banyak nya tekanan atas pekerjaan yang ia lakukan dengan jabatan barunya.

'Celline benar ... Jacob tak pernah sakit jika hanya tertekan karena pekerjaan nya lantas apa yang terjadi?'  lirih Clark dalam benak.

Clark berusaha memikirkan hal hal yang mungkin dapat menjadi pemicu Jacob jatuh sakit.

'Satu satu nya hal yang pernah membuat Jacob sakit adalah saat ... Mungkinkah ?' gumam Clark terpotong seakan menepis pemikirannya yang baru saja terbesit di otaknya.

***

Seorang wanita paruh baya dengan wajah tertekuk tampak sengaja menghempaskan dirinya di sofa yang berada di dalam kamar hotel tempat ia tinggal saat ini.

'Sialan bagaimana bisa anakku tak menganggap keberadaanku yang jelas jelas aku adalah ibu kandungnya !' emosi wanita itu di dalam benaknya.

Wanita paruh baya itu tak pernah menyangka bahwa dirinya akan di hadapkan oleh situasi dimana anaknya tak menganggap kehadirannya sedikit pun.

Oh ayolah wanita paruh baya itu sejujurnya sudah menyusun rencana selama belasan tahun, namun justru kini anaknya sendiri lah yang seolah berbalik arah menjauh padanya.

'Ck Clark .... apa yang kau lakukan pada anakku sampai ia tak menganggap keberadaanku yang sengaja datang untuknya .... dan apa yang Jacob katakan ? ibu nya wanita yang menunggu nya dirumah ? Damn it !' keluh wanita paruh baya itu dalam benak.

Emosi wanita paruh baya itu yang tak lain adalah Catherine sungguh memuncak, seakan emosi nya kini sudah berada di ujung kepala.

Rasanya ingin sekali ia menghempaskan segala benda yang berada di sekitarnya, namun Catherine cukup bisa mengendalikan diri sekaligus mengingat status nya saat ini.

Ia sadar jika ia membuat sesuatu nya sesuka hatinya hanya karena sekedar emosi sesaat justru akan menjadi bumerang baginya, dan tentu saja ia tak dapat melanjutkan apa yang sudah ia rencanakan dengan baik selama ini.

'Tenang lah ... kau hanya perlu sedikit mengontrol emosi mu sejenak' lirih Catherine dalam benak.

***

Clara, Mr. K, Prof. Hans, dan jangan lupakan Chris yang baru datang, kini sudah berada di dalam ruangan kerja Prof. Hans yang tampak lega.

Lalu mengapa akhirnya mereka berkumpul disana ?

Ya mereka akhirnya berkumpul disana atas ajakan Prof. Hans tentunya.

Awalnya Prof. Hans mengajak Clara, dan Chris untuk makan bersama di luar, dan meninggalkan Mr.K sendiri di kamarnya.

Mr. K yang merasa tak adil atas ide papa nya itu tentu saja langsung menolak dengan tegas.

Entahlah Mr. K tiba tiba tidak ingin di tinggal kekasih nya itu, Clara yang menyadari reaksi Mr. K akhirnya bernegosiasi dengan prof. Hans dengan keputusan akhir mereka akan makan siang di ruangan kerja prof. Hans yang bisa dikatakan luas itu.

Mr. K yang awalnya sempat menekuk wajah nya langsung berubah mendengar perkataan Clara yang seakan membelanya.

Sungguh hanya perlakuan kecil Clara dapat membuat Mr. K senang bukan main, padahal biasanya saja ia tak peduli dengan orang orang disekitar nya.

Sempat Mr. K menyadari akan keanehan yang terjadi pada dirinya, namun ia tak terlalu memikirkannya karena menurutnya perubahan itu tentu saja terjadi hanya karena Clara seorang.

"Makanlah !" ucap Prof. Hans saat tak satupun dari mereka yang memulai mengambil makanan yang jelas jelas sudah berada di hadapan mereka.

"Ah .. iya Prof. Ha—"

Belom sempat Clara menyelesaikan kalimat nya Prof. Hans dengan cepat memotongnya.

"Panggil Papa mulai sekarang" ucap Prof. Hans sambil menampikkan senyuman tulus nya yang jelas tergambar di wajahnya.

"Mmm.. i..-iya pa" ucap Clara ragu ragu sambil mengusap tengkuk nya.

"What ?? Apa ada yang aku lewatkan disini ?" pekik Chris heboh sambil menatap Clara, Prof. Hans, dan Mr. K secara bergantian.

Clara yang mendengar nya langsung terdiam tanpa berani menatap Chris, sedangkan Prof. Hans yang terkekeh kecil.

Lalu apa reaksi Mr. K ?

Ia hanya memutarkan manik nya malas sambil menghela nafasnya sebelum menjawab pertanyaan sang adik yang menurut nya mengusik,  terlebih saat ia melihat wajah Clara yang tampak seolah tersudutkan.

Mr. K tak suka melihat wajah Clara yang seperti itu.

Dengan malas Mr. K pun angkat bicara mengenai pertanyaan Chris.

"Aku dan Clara sepasang kekasih" ucap Mr. K datar.

"What ? aku tak salah mendengar ? kau mengakuinya ? ini keajaiban" ucap Chris semakin heboh.

"I..-iya kau tak sal—"

Lagi lagi belom sempat Clara menyelesaikan kalimatnya yang ingin membenarkan ucapan Mr. K, Mr. K kembali memotong nya.

"Pasang kupingmu dengan baik ... aku tak akan mengulang perkataan ku ... jadi bisakah kau tak membuat keributan" ucap Mr. K dengan dinginnya.

"Oh kau menakutkan ka ..." ucap Chris sambil bepura pura memeluk tubuhnya seakan Mr. K menyeramkan baginya.

"Kakak ipar .. eh ka Clara .. apakah kau tak takut dengan wataknya yang seperti itu ?" ucap Chris yang mencoba mengajak Clara berbicara dengannya.

Awal nya Clara ingin menjawabnya, namun berhubung ia melihat respon Mr. K yang tampak tak bersahabat dengan terpaksa Clara tak menjawab pertanyaan Chris itu.

"Mmm ... Chris sebaik nya kita makan dulu ... nanti makanannya menjadi dingin ... bukan begitu pa ?" ucap Clara yang mencoba keluar dari zona itu dan berharap Prof. Hans kali ini membantunya.

Prof. Hans tau bahwa Clara meminta bantuannya, untuk itu Prof. Hans langsung menganggukan kepala nya seolah membenarkan ucapan Clara.

'Hah ~~ untung saja Prof. Hans memahami maksudku ... ternyata Kevin jauh lebih kekanak - kanakan dari yang kukira sebelumnya' gumam Clara dalam benak sambil tersenyum tipis.

—————-

Leave comment and vote 😊


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C76
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login