Download App
12.67% Topeng / Chapter 9: Bab 9 Tabrakan yang tak disengaja

Chapter 9: Bab 9 Tabrakan yang tak disengaja

Disebuah pusat kota D.

Peluh membanjiri tubuh ku, kurasakan wajah ku memanas dan memerah. sudah hampir 1jam rasanya aku berjalan dari rumah sakit pertama kota D, kaki dan tubuh ku mulai merasa kan pegal pegal.

Sepanjang jalan begitu banyak pasang mata melirik ku dan ada pula terang terangan menatap ku, Tak lepas itu tatapan dari Pria atau Wanita.

"Apa ada yang aneh dengan diri ku? Batin ku dalam hati. Sesekali melihat tubuh ku dan meraba wajah ku sendiri, untuk meyakinkan diri bila tidak ada yang janggal disana.

Tentu saja orang orang menatapnya. Jade tidak sadar akan daya tariknya sendiri.

Wajah polos mungil dengan semu merah di pipi yang terkadang memunculkan dua lesung pipinya akibat tersenyum. Pipinya memerah karena lelah berjalan di bawah terik matahari kota D membuatnya begitu menggemaskan di pandang mata.

Tubuh mungil dan ramping berisi di balut dengan mini dress di atas lutut bermotif garis horizontal hitam putih membuatnya semakin membuatnya terlihat segar sekaligus sexy.

Terlebih rambutnya yang di ikat hingga atas bergerak kesana kemari setiap dia melangkahkan kakika nya yang putih ramping terlihat sangat natural dan imut. Seolah olah tatapan kaum pria ingin merengkuhnya dalam pelukan dan melindunginya dari kejamnya dunia, tentu saja terbalik lurus dari pikiran para kau wanita.

Saat itu Jade terlalu fokus menundukkan kepala untuk memperhatikan tampilannya yang sedari tadi jadi tatapan orang orang sepanjang jalan.

DUUG!!!

Jade sedikit terhuyung berberapa langkah ke belakang dan mencari keseimbangan diri.

"Aaaww!!! Sakit!!! Dengan suara sedikit terpekik.

Reflek memegang keningnya yang terbentur keras, dan terasa agak pusing yang dirasakan.

Jade mencoba memandang apa atau bahkan siapa yang ia tabrak.

Terik matahari tepat di atas hadapan wajahnya, saat dia mendongakkan kepalanya sehingga tidak dapat melihat jelas wajah orang yang dia tabrak hanya menghasilkan bayangan gelap kabur karena silaunya matahari menyergap masuk ke manik mata coklat mudanya.

Yang jelas sosok di depannya begitu menjulang tinggi, dengan dada bidang yang kokoh di balut kemeja berbahan sangat lembut berwarna hitam senada dengan celana kain dan sepatu yang iya gunakan.

Wangi.... wangi tubuhnya sangat... sangat... menyegarkan menggelitik hidung mancung ku, yakin itu dari salah satu merk terbatas yang di buat khusus sesuai dengan permintaan pelanggan mereka.

"Maaf.. Maaf.. Uncel... aku tidak sengaja menabrak dan menghalangi jalan anda Uncel!

Ucap ku kikuk sambil membungkukkan tubuhku berkali kali di hadapannya.

Posisi ku masih membungkuk menunggu respon dari orang di depan ku itu, namun tidak ada respon. Aku hanya melihat gerakan kakinya bergerak menghindari ku dan melangkah maju meningalkan ku tanpa ada sepatah kata pun terlontar.

Ku tolehkan kepala sedikit menyamping, karena masih posisi aku membungkuk. Baru dengan jelas aku melihat sosok orang yang aku tabrak.

Dia sangat tinggi, proporsi tubuh sempurna bak model dan dengan tampilan sangat rapi trendi. Sosok itu menghilang di balik pintu sebuah restoran mewah bergaya Eropa dengan pintu dan jendela besar panjang.

"Huft... Dasar Uncel tidak memiliki perasaan!!!

Sambil berkacak pinggang dan menjulurkan lidah ku mengejeknya.

Ku angkat kembali travel bag yang tadi sempat terlepas dari tangan ku saat insiden itu terjadi dan melanjutkan perjalanan ku sembari mengelus lembut keningku yang masih merasakan sakit.

_______

Di dalam restoran sosok pria tampan ber baju hitam, berhenti sejenak dan sedikit menolehkan kepalanya memandang tajam dari pintu kaca besar transparan restoran itu menuju luar restoran.

"Siapa yang kau panggil Uncel nona mungil?

Sambil tersenyum sinis menatap gadis mungil di luar restoran itu.

Dia melihat gadis itu tengah berkacak pinggang dengan menjulurkan lidah sambil mengejek yang tentu di alamat kan untuknya.

"Untung saja aku tidak suka mengkonsumsi gadis mungil seperti mu! Kalau saja....

Dia berlalu dan tersenyum sinis kembali menuju ruangan private yang telah di pesan di restoran itu.

_______

"Aaaaaaaaaaa!!! Lelah!!!

Jade menghempaskan tubuh mungilnya yang lelah dan di penuhi peluh di salah satu bangku taman di pusat kota D.

"Aku harus kemana? berfikir sejenak dalam diam.

Hmmmmm... pertama aku harus mencari tempat tinggal sederhana untuk ku tempati, lalu mencari pekerjaan untuk bertahan hidup.

Uang di tangan ku hanya 1000 Yuan, uang pemberian dr. Lee tidak ku ambil semuanya hanya 1000 Yuan yang ku ambil sekedar jaga jaga untuk mencari kontrakan sederhana.

Bahkan Kunci apartemen itu pun aku tak ambil.

Uang, kunci aku kembalikan dan ku titipkan beserta sepucuk surat melalui suster ana.

Aku bukan bermaksud bersikap tidak sopan menolak pertolongan dr. Lee, tapi menurut itu semua terlalu berlebihan. Sehingga aku mengembalikannya dengan rasa hormat, semoga dr Lee tidak kecewa saat menerima titipan dari ku.

Namun sekarang pekerjaan apa kiranya yang dapat menerima ku dengan tidak memiliki keterampilan apa pun, menurut Jade seperti itu.

Plak!!!

Sebuah lembaran kertas tiba tiba menempel karena terkena angin tepat di wajahnya yang berkeringat

Kutarik kertas itu dengan kesal, hampir ku remas dan hendak ku lempar ke arah bak sampah samping kursi taman.

Namun mata ku menangkap kata kata yang bertuliskan.

Lowongan Kerja!!!


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C9
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login