"Tak... tok... tak... tok...
Suara langkah kaki mengema di dalam ruangan, Jade terlihat mematung melihat sosok di depannya.
"Kak... Vanessa.... ; Ucap Jade pelan tersenyum kaku.
Vanessa melangkah dengan anggun kearah Jade, Vanessa begitu terlihat seperti seorang putri Cleopatra dengan rambut hitam sebahu dan berponi rata di kening. Tubuhnya langsing tinggi di balut longdress berwarna perak membuatnya terlihat Sexy dengan lipstik merah darah sempurna!
"Jade.... Ucap Vanessa dengan suara serak khas miliknya yang terdengar Sexy di setiap telinga orang yang mendengarnya.
Vanessa menatap Jade tajam, di ambilnya tissue yang berada di atas meja washtafel.. Di usapnya perlahan pada wajah cantik alami milik Jade yang basah. "Apa kau kenal dengan tuan muda Adam? tatap Vanessa semakin dalam.
"Ti.... ti.. tidak! tentu saja saya tidak mengenalnya kak Vanessa..bagaimana seorang seperti saya mengenal tuan muda! Gugup..
Vanessa tersenyum kaku . "Hmmmm.... Bagus... tetap seperti itu. ;Sambil meraih topeng dan memakaikannya ke wajah mungil Jade. Vanessa mengarahkan bibirnya kearah telinga Jade dan berbisik "Panggil aku Bos... Bos Vanessa...
"Ba... baik... Bo.. bos... ; Kata Jade sedikit takut dan berdiri tegak mendengar bisikan Vanessa di telinganya, Jade merasa sifat kak Vanessa terlihat aneh. "Apa karena kami sama sama tengah mabuk? ;pikir Jade kalut dalam hatinya.
" Good girl... kembalilah bekerja dan tetap kenakan topeng mu. ;Vanessa menepuk pipi putih Jade dan Vanessa berlalu meninggalkan Jade yang diam mematung disana.
"Hmm ... Jade mengangkat kedua bahunya tanda tidak mengerti dengan kejadian baru saja. Dibalikan kembali tubuhnya mengarah cermin washtafel.
"Ini pasti pengaruh alkohol! Rutuk Jade pada dirinya sendiri di dalam cermin. "Lihat dirimu Jade... kau seperti badut konyol saat mabuk, apa sekarang kau mau beralih profesi menjadi badut untuk menghibur orang orang sinting di luar sana!!! ;sambil melotot konyol di depan cermin.
"Aaaaarrrghhh!!!! Jerit Jade sambil membungkuk meletakkan keningnya di meja washtafel dengan menelungkup kan lengan untuk menutupi wajahnya. "Bodoh... bodoh!!! Jerit Jade kembali di barengi dengan kakinya di hentak hentakkan di lantai karena kesal.
Berberapa saat kemudian tubuh Jade menegang merasakan sebuah tangan melingkar di pinggang rampingnya, menariknya kearah belakang dengan lembut.
"Bo... bos Vanessa..., Saya akan kembali bekerja, maaf saya hanya ingin sedikit meredakan rasa pening di ke.... ke....
Wajah Jade pucat saat kepalanya di tegakkan untuk melihat orang yang menarik pinggangnya dan tidak dapat melanjutkan kata katanya. "Aaaaaa.... aaappppp!!! Jerit Jade kencang namun segera lenyap dengan bungkam tangan yang kokoh dibelakangnya
"Sssstttt..... diam....;Apa kau mau membuat semua orang mendengar jeritan mu? Berbisik di telinga Jade dengan suara serak berat.
Jade terdiam, tubuhnya kaku... matanya melotot bulat melihat sosok yang melekat intim berada tepat dibelakang tengah memeluk erat pinggangnya. "Hmmmm. ;angguk Jade.
Pria itu memutar tubuh Jade dengan cepat, sehingga saling bertatapan menyisakan sedikit jarak di antara wajah mereka. pandanganya begitu gelap namun berkilat tajam, tangannya mencengkram kuat di pinggang jade semakin menariknya kedalam tubuhnya.
"Hmmmpphh.... hmmmpphh...
Di lumatnya bibir mungil Jade dengan membabi buta, di gigit kecil dan di hisap kuat bibir itu dengan buta. memaksa untuk masuk kedalam bibir lembut milik Jade, Nafasnya menderu tak berarah pasti. Namun bibir Jade terkatup rapat bertahan untuk tidak menerima ketukan bibir hangat itu.
"Arrrggh!!
Keluh pria itu frustasi, beralih turun bermain di leher putih Jade, dan menggigitnya dengan kesal.
"Aaaaaa!!! sa... aaakit aaaaa! Jerit Jade
"Hmmmpphh.....
Pria itu melumat kembali bibir itu, saat Jade menjerit. Ciuman itu begitu agresif... Menari nari di dalamnya dengan membara.
Tangan Jade menyerbu dengan berutal di dada sang pria, memukul tanpa arah mencoba dengan kekuatannya untuk menjauhkan diri.
Namun kedua tangan Jade di tangkap dan di bawa kerah belakang tubuh jade, di cengkram dengan begitu kuat sampai tubuh Jade tersandar keras di meja washtafel.
Ciuman agresif itu berubah menjadi lembut teratur dan menari seirama dengan detak jatung mereka, seolah menikmati setiap momentum yang ada.
"Cu... cukup... ; Rintih jede disela sela tarikan nafas yang mulai terasa berat karena mulai menipisnya nafas yang ada.
Terasa cengkraman itu mulai mengendur, ciuman manis mulai di hiasi dengan kecupan kecupan ringan dan terlepas dengan enggan.
Mata Jade terasa berasa penuh dengan kunang kunang, kepalanya terasa semakin pening. kakinya begitu lemas mendapatkan serangan yang begitu membabi buta membuatnya serasa tidak dapat menopang tubuhnya sendiri hendak goyah.
"Sruuk!
Ditangkapnya tubuh Jade yang hendak terjatuh, di dudukanya di atas meja washtafel.
"Apa kau baik baik saja?
Sambil membelai pipi Jade yang terlihat pucat, turun kearah bibir mungil yang bergetar dan bengkak milik Jade.
"Hmmmmm... ; Jade mengangguk pelan.
Tangan pria itu beralih menyentuh topeng yang di kenakan jade, hendak disingkirkan olehnya seperti hendak membunuh rasa keingintahuan nya.
Namun tangan jade menahan tangan kokoh itu dengan lembut.
"Tuan.... bisakah topeng ini tetap berada di tempatnya, dan menghormati saya akan privasi yang saya punya? Ucap Jade lirih dan memandang mata tajam di depannya dengan sendu.
Mata pria itu terlihat berkilat tajam dan suram.. suasana disekeliling pria itu berubah menjadi begitu dingin. Melangkah mundur dan berpaling dari Jade dengan arogan meninggalkan Jade yang masih terduduk di atas washtafel dengan kebisuan.