Download App

Chapter 89: Deus Machina part 1-5

"Maaf tetapi kalianlah yang mencari bala kalian sendiri!"

Pria bertopeng itu langsung berlari menuju ke gerombolan prajurit itu.

"Ooooooooo!"

Bersamaan dengan itu, gerombolan prajurit yang ada di hadapan pria bertopeng itu berteriak dan berlari menuju ke arahnya.

Jarak antara mereka pun semakin menipis dan menipis dan pada saat itu pria bertopeng itu melompat tinggi dan dia pun melakukan drop kick dengan keras ke tanah.

Drop Kick itu pun membuat tanah retak dan hancur dan juga membuat prajurit yang ada di sekitar itu terhempas. Lalu setelah itu dengan cepat pria bertopeng itu segera menuju ke arah prajurit yang berdiri dan mulai menyerang mereka.

Pada saat itulah terlihat perbedaan kekuatan antara pria bertopeng itu dengan para prajurit disana. Kemampuan pria itu baik di bela dirinya benar-benar jauh mengalahkan para prajurit yang ada disana, mereka semua tidak ada yang bisa menandingi kecepatan gerakan pria bertopeng itu.

Dari depan, samping, dan belakang mereka menyerang tetapi pria itu berhasil menangkis dan balik menyerang mereka semua. Sekarang seperti yang bisa dilihat, banyak dari para prajurit yang telah mati disana tetapi tidak ada tanda-tanda mereka akan menyerah.

Sementara pria bertopeng itu bertarung, sang raja naga juga melangkahkan kakinya dan ikut bertarung, tetapi di dalam pikirannya dia masih memikirkan sesuatu.

Dia, sang raja naga masih memikirkan tentang apa yang dikatakan pria bertopeng itu tadi tentang peristiwa besar yang akan terjadi.

"Huh...tidak seperti aku peduli dengan bocah-bocah itu tetapi..."

Dia sendiri tahu kalau para Zodiak masih belum dewasa dan dia sendiri bisa memakluminya karena memang dulu mereka yang di dunia masa lalu telah musnah saat peristiwa yang ia sendiri sebut dengan "White Night" dan itupun saat mereka masih anak-anak.

Itu memang kejam melihat takdir mereka, tetapi sebaliknya itu juga menjadi jembatan bagi mereka. Rasa sakit kehilangan orang-orang tercinta yang membuat mereka melangkah maju tetapi terkadang rasa sakit itu membuat malapetaka baru yaitu kebencian.

"Cahaya ya...?"

Sebagai salah satu orang yang tahu siapa dan apa itu Cahaya, dia memang merasa kalau percuma memikirkan itu semua karena mereka yang menjadi sang Cahaya tidak akan mempunyai apapun selain kekosongan di dalam dirinya.

Cahaya yang melahap semuanya, bahkan dirinya sendiri.

Dengan melawan mereka berdua, tentu tidak ada orang disana yang bisa menandingi kedua orang itu. Kedua orang yang secara kekuatan bahkan jauh melampaui orang-orang yang memegang gelar "Dewa Naga".

"Seperti biasa pertarungan ini lebih terlihat seperti pembantaian sepihak.",ucap pria bertopeng.

Ya, walau sang raja Naga hitam tidak memiliki gelar "Dewa" tetapi dia sangatlah luar biasa kuat dan alasan kenapa dia tidak mau dan benci dengan gelar itu karena dia tidak mau disandingkan dengan orang-orang yang tidak tahu diri.

"Salahkan mereka yang lemah! Orang-orang di dunia ini jauh lebih lemah dari dunia yang lalu bahkan pemimpin tertinggi mereka sekalipun!"

Sang raja naga tidaklah mengejek melainkan ini adalah kebenaran baginya.

Di dunia ini banyak orang yang bergelar sebagai "Dewa" ini dan itu tetapi secara kekuatan mereka jauh tertinggal dengan para "Dewa" yang ada di dunia yang sudah hancur.

"Heh! itu semua karena mereka tidak tahu apa itu namanya menjadi seorang dewa karena di dunia ini mereka masih belum menampakkan batang hidungnya!"

Tetapi...

Sebentar lagi tentu para makhluk di dunia ini akan melihatnya karena semuanya akan dimulai dan orang pertama yang akan melihatnya pasti akan ketakutan setengah mati.

Tentu jika mereka tahu ada sesuatu yang hanya dengan mendengar senandungnya saja bisa mati, itu sudah pasti akan menjadi hal yang menakutkan.

Malam pun datang dan Bulan pun semakin naik. Sinar bulan pun terlihat terang dari bawah tempat dimana Edward memandangi lautan sendirian di dengan bermandikan cahaya bulan.

Suara angin yang berhembus kencang disanalah yang menemani Edward yang sendirian.

Disana juga terlihat sebuah altar yang di tiap-tiap sudutnya terdapat cahaya lilin.

Altar itu adalah altar yang berbentuk persegi panjang yang lumayan luas dan juga ada pagar kayu berwarna merah di sisinya. Lantainya juga terbuat dari kayu yang membuat siapapun yang melangkahkan kaki disana akan terdengar suara decitan kecil.

Dengan disinari sinar rembulan yang terang yang menyinari altar itu, Chamuel pun sampai disana.

Chamuel, dia nampak sangat cantik dan anggun dengan Kimono yang dia pakai sekarang.

Sementara yang lainnya masih dalam perjalanan, Edward sudah ada duluan disana yang seperti biasanya dia tetap menggunakan pakaian lengkapnya.

Alasan Edward ada disana sebelum semuanya adalah karena dia merasa canggung berada di kuil itu apalagi dia satu-satunya laki-laki juga dia sudah disangka sebagai pasangan Shirayuki.

Sementara Lily dan yang lain menikmati waktu mereka untuk mandi di pemandian air panas di kuil itu dan mempersiapkan diri, Edward yang merasa canggung akhirnya sudah tidak kuat dan pergi.

Edward pun menoleh ke arah Chamuel.

"Yo!"

"Yo apanya!", jawab Chamuel dengan kesal.

"Oi, kenapa kau kesal begitu?"

"Ed-chan, seharusnya Ed-chan kan nunggu disana jadi kita bisa bareng-bareng jalan-jalan romantis! Padahal Chamuel ingin ngelihatin diri Chamuel yang lain dengan Kimono ini! AAAA~ rencana Chamuel berantakaaaan!"

Chamuel yang merasa tertinggal dari yang lain merasakan rasa kesal, cemburu, dan yang lainnya karena mengingat dia sangat-sangat jarang mempunyai kejadian yang benar-benar berarti untuk memperkuat posisinya.

"AAAAA padahal Chamuel kepengen ngeDate berdua!"

"Jangan marah-marah begitu, lagipula yang lain masih belum datang jadi ini sama saja kan?"

"Eh? Ed-chan?"

Chamuel merasa bingung dengan reaksi Edward yang tidak seperti biasanya.

"Daripada kau ngomel-ngomel tidak jelas seperti itu."

Ini memang sedikit aneh bagi Chamuel karena Edward yang biasanya pasti akan membuat seribu satu alasan untuk menghindari situasi seperti ini dengan dirinya.

Chamuel mulai khawatir dan dia mendekati Edward.

"Ed-chan, apa Ed-chan bener-bener gak apa-apa?"

"Apa maksudmu?"

"Ed-chan yang biasanya kan pasti akan bilang 'Kenapa aku harus melakukan itu!' dan sebagainya kan?"

Memang Edward yang biasanya akan mengatakan hal itu tetapi entah kenapa saat ini dia tidak merasa waktunya untuk itu.

Edward pun memandangi bulan yang bersinar terang disana.

"Aku hanya ingin menikmati saat-saat ini."

"Menikmati? Entah kenapa Ed-chan kaya akan pergi kemana aja lagian kan Ed-chan bisa ketemu Chamuel tiap hari."

"Mungkin...ya?"

"Hmmm...?", Chamuel bertanya-tanya.

Ini memang tidak terlihat seperti itu tetapi entah kenapa Edward merasa sesuatu akan terjadi, dan juga setelah dia berhasil menghentikan semua ini maka dia tidak akan bisa berpetualang lagi bersama Chamuel dan akan menetap menjalani kewajibannya.

"Chamuel, apa yang akan kau lakukan setelah ini?"

"Setelah ini?"

"Kau sering bilang kan rencana Harem dan apalah itu, aku hanya mau bertanya detail bagaimana kau akan mewujudkannya."

Ini benar-benar aneh, tidak biasanya Edward tertarik membicarakan hal ini. Edward yang selama ini terus berusaha menjaga dirinya agar tidak salah langkah itu.

Chamuel sekarang malah merasa semakin aneh karena pertanyaan yang diajukan Edward itu.

"E-Ed-chan, a-apa Ed-chan benar-benar gak apa-apa?"

"Aku hanya tertarik membicarakannya saja, aku tidak ada niatan untuk menerimanya."

Chamuel pun lega karena jika Edward benar-benar menerima rencana itu dia tidak tahu apa yang mau dia lakukan.

Chamuel pun berdiri di samping Edward dan dia menatap ke laut lepas.

Memang rencana itu adalah seperti mimpi baginya. Walau Chamuel sering menggoda Edward, tetapi dia tidak benar-benar merasa kalau dia layak terutama ini juga menyangkut bagian dari masa lalu.

Chamuel sangat sangat dan sangat takut jika semisal Edward mengingat segalanya maka Edward akan membencinya.

Memang pada awalnya Chamuel merasa tidak masalah walau itu berat, tetapi memang setelah selama ini bersama-sama dengan Edward, dia tidak mau itu terjadi.

Chamuel tidak ingin itu terjadi tetapi di sisi lain dia ingin mendengar jawaban Edward tentang ini.

"Ed-chan, kalau...Chamuel berbicara kalau di kehidupan masa lalu Chamuel pernah berbuat hal yang jahat kepada Ed-chan, apa Ed-chan tetap mau bertatap muka dengan Chamuel?"

"Masa lalu?"

"Ya...Chamuel tahu kalau Ed-chan itu sangat baik, tetapi..."

Chamuel mengepalkan tangannya dengan erat.

[Chamuel takut...]

Chamuel sangat takut jika Edward meninggalkannya.

Walau Chamuel tahu Edward sangatlah baik, tetapi dia tidak yakin kalau Edward akan memaafkan dirinya. Dia sangat takut kehilangan satu-satunya cahaya yang membuatnya menjalani kehidupan ini.

Bahkan perumpamaan saking takutnya Chamuel, jika semisal Edward menyuruhnya untuk bersujud dan memohon pun dia akan lakukan. Lebih jauh lagi dia bahkan tidak masalah jika hanya dijadikan budak asal dia bisa bersama. Itulah seberapa besar ketakutan Chamuel.

Chamuel berusaha menahan air matanya saat dia mengingat itu semua tetapi dia tidak bisa. Akhirnya dia pun memalingkan wajahnya dari Edward.

"Chamuel sendiri tidak tahu apakah Ed-chan masih mau bertatap muka dengan Chamuel lagi setelah mengingat semuanya. Karena itu walau hanya mimpi sekalipun Chamuel ingin terus bersama selamanya."

"Kau tahu itu mustahil kan?"

Dengan sekejap Chamuel terkejut dan menoleh ke arah Edward. Hatinya berdegup kencang dan dia merasa takut.

"Apa kau berniat bunuh diri begitu? Mau bagaimanapun umur manusia sangatlah pendek jika dibandingkan denganmu yang aku yakin kalau kau sekarang saja sudah lebih tua dari leluhurku."

"Mum...Ed-chan tukang jahil! Maksud Chamuel bukan itu!"

"Akhirnya kau kembali seperti biasa."

Edward pun mengusap kepala Chamuel dengan lembut.

Edward tidak tahu apa yang dimaksud dengan "Kesalahan" di masa lalu itu dan dia tidak ingin tahu. Itu adalah keputusan Edward sendiri dan itu juga apa yang dia anggap kebaikan.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi di kehidupan masa lalu sampai kau merasa seperti itu dan aku juga tidak peduli. Chamuel yang aku kenal adalah Chamuel yang sekarang dan Chamuel yang sekarang bukanlah orang yang jahat. Itulah jawabanku kecuali kalau kau berniat menyerangku disini tentunya tetapi kau tidak akan pernah melakukannya kan?"

Entah kenapa setelah mendengar jawaban Edward itu Chamuel menjadi sangat-sangat lega dan dia pun langsung memeluk Edward.

[Apa yang Chamuel pikirkan? Bukannya jawaban Ed-chan akan selalu seperti ini! Ed-chan adalah orang yang sangat baik]

"Tentu saja! Kalau itu Chamuel, Chamuel gak akan ngelakuin hal yang jahat!"

"Bagus! Dan juga aku bahkan tidak pernah berpikir sedikitpun kalau kau dan para saudari-saudarimu itu jahat dan aku yakin kalau diriku yang di masa lalu juga berpikir hal yang sama. Kau boleh memegang kata-kataku ini. Kalau kalian di masa lalu itu benar-benar berkhianat, maka mungkin akulah penjahatnya."

Mendengar itu Chamuel pun langsung menyangkalnya.

"Itu tidak benar! Ed-chan tidak pernah salah!"

Edward menggelengkan kepalanya.

"Menyukaiku itu boleh dan aku tidak melarang, tetapi jangan mendewakanku atau melihatku sebagai makhluk sempurna."

"Ed-chan..."

"Apapun itu kita tidak akan bisa mengulang masa lalu. Apa yang harus kita lakukan adalah dengan tidak membiarkan kesalahan itu terjadi lagi."

Apa yang Edward katakan itu mungkin ada benarnya. Selama ini Chamuel dan yang lainnya terlalu terikat dengan kesalahan di masa lalu tetapi itu karena penyesalan mereka yang amat sangat dalam.

[Ya, aku tidak bisa mengulang masa lalu. Oleh karena itu aku akan membuat masa depan dengan tanganku sendiri. Untuk mengakhiri rantai kebencian yang tidak berakhir ini. Masa lalu yang dipenuhi oleh kebodohan makhluk cerdas di dunia ini yang sama sekali tidak berkaca kepada masa lalu]

Edward dari awal sudah berniat untuk tujuannya ini, dia akan mengerahkan segala kemampuannya untuk mengakhiri semua kebodohan ini.

"Karena itu aku, kau, dan yang lainnya harus berkaca dari masa lalu dan tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi."


CREATORS' THOUGHTS
OlphisLunalia OlphisLunalia

Yah udah gak kerasa sebulan gak Up karena revisi di vol 3 yang baru kelar setengahnya

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C89
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login