Download App

Chapter 49: Hasil Eksplorasi

Melihat orang di depannya, Fenrir sedikit memperlambat kecepatannya, musuhnya bukan prajurit biasa, mereka jelas adalah pasukan yang terlatih.

Meski begitu Fenrir tidak berencana untuk berhenti, dia tetap berlari dengan kecepatannya yang sedikit menurun.

Saat mereka akan bertabrakan, Fenrir bersiap untuk melompat ke bayangan. Namun, saat dia akan melompati salah satu prajurit yang berada di depan, berlari dengan sangat cepat ke arah Fenrir.

Shield charge

Perisai bundar melaju kencang ke arah Fenrir dengan sangat cepat, bertujuan untuk menabrak tubuhnya, Fenrir yang akan melompat ke dalam bayangan membatalkan skillnya dan membelokkan tubuhnya sedikit ke arah perisai. Perisai merindukan tubuh Fenrir, dengan kelenturan tubuhnya Fenrir dengan mudah melewati perisai dan berhasil menghindari tabrakan itu.

Namun, belum sempat dia bernafas lega dari arah belakang melesat lagi seorang dengan tombak berada di tangannya, sedangkan perisai berada di tangan satunya. Dia berlari dengan menusukkan tombak itu ke arah Fenrir.

Fenrir yang baru saja menghindari perisai itu dengan posisi yang canggung menghadapi setangan dari tombak yang menusuk ke arahnya. Namun saat tombak itu akan menusuk melewati tubuhnya, hal yang aneh terjadi.

Tombak itu hanya melewati tubuh Fenrir seperti tidak menusuk apa-apa melainkan udara. Tubuh Fenrir seperti kabur dan tiba-tiba dia berada jauh dari formasi itu.

Saat itulah dia mengaktifkan skillnya lagi dan melompat ke bayangan. Saat melihat Fenrir melompat ke dalam tanah atau bayangan lebih tepatnya, seorang prajurit di barisan maju ke depan sedikit dan mengangkat kakinya tinggi-tinggi.

"Teknik bumi, teknik gempa bumi!"

Lalu dia menghentakkan kakinya ke bawah. Saat kakinya menyentuh tanah, tanah di bawah kakinya bergetar dengan intens, hal itu merambat ke depan hingga ke posisi dimana Fenrir melompat ke dalam bayangan tadi.

Mungkin para prajurit berpikir bahwa Fenrir melompat ke dalam tanah, sehingga mereka mencoba mengguncang tanah berharap bahwa Fenrir akan keluar dari tanah. Namun harapan mereka sia-sia. Fenrir kenyataannya melompat ke dalam bayangan yang mana sangat susah untuk menangkapnya saat dia berada dalam bayangan.

Namun, setelah tempat dimana Fenrir melompat, retak, akibat skill itu Fenrir tak keluar dari tanah. Baru saat itu mereka menyadari bahwa Fenrir melompat ke bayangan.

Wajar saja nama serigala itu adalah serigala bayangan. Pantas kalau dia masuk ke dalam bayangan pikir beberapa prajurit yang baru sadar akan kenyataan.

Setelah mereka sadar, dengan refleks mereka langsung berlari ke arah desa dengan kecepatan tercepat yang mereka bisa capai.

Tepat satu kilometer dari batas desa paling luar ada sesosok yang berdiri tegap di sana, auranya memancarkan keperkasaan dan kekuatan. Dia dihadiahi sosok yang sangat tinggi dan tubuh yang besar, membuatnya menjadi seperti monster kecil.

Saat dia berdiri di situ aura yang dipancarkannya adalah aura kemegahan yang hanya beberapa orang khusus yang memiliki.

Merasakan aura ini, Fenrir memutuskan untuk keluar dari bayangan. Dia melihat sosok yang tinggi ini memiliki tubuh yang bisa dibilang cukup aneh. Lebih tepatnya karena tubuhnya memiliki beberapa bagian yang seharusnya dimiliki oleh hewan bukan manusia.

Meskipun dikabarkan ada ras yang memiliki penampilan setengah manusia dan setengah binatang, Fenrir mengira ras itu lebih seperti binatang yang memiliki tubuh seperti manusia, bukan seperti orang di depannya yang terlihat lebih seperti manusia memiliki beberapa bagian tubuh binatang.

Meski begitu aura yang dipancarkan orang di depannya sangat kuat, aura itu membawa ketegangan yang tak dimiliki oleh makhluk biasa. Aura pertempurannya pun kental yang membuat Fenrir waspada. Orang di depan Fenrir tak lain adalah Muriel. Sebagai orang yang saat ini memegang tanggung jawab pasukan militer Tempest setelah Rifki, Muriel memiliki tanggung jawab untuk menghadang penyusup di depannya itu sebagai garis pertahanan terakhir.

Bukan hanya Fenrir yang terkejut, melainkan Muriel juga terkejut karena Serigala di depannya ini memancarkan aura yang sangat mengerikan. Aura kegelapannya bahkan sesekali bocor ke udara dan membuat udara di sekitar makhluk itu memiliki jejak kegelapan.

Keduanya saling berhadapan, bersiap untuk memulai pertempuran. Mereka mengeluarkan seluruh kekuatan mereka tanpa menahan diri sama sekali. Mungkin dikarenakan Fenrir dipanggil lebih dulu dan pergi menjelajah mengakibatkan levelnya lebih tinggi dari Muriel membuat auranya lebih tajam dari Muriel.

Meski begitu, dalam tatapan Muriel tak ada rasa takut sama sekali. Lawan yang semakin kuat, semakin bersemangat dia. Seperti saat melawan Poseidon. Meski dia ditakdirkan kalah, dia tak pernah berhenti mengajak Poseidon untuk bertempur, karena setiap pertempuran Muriel dan Poseidon, dia mendapatkan pemahaman baru tentang pertempuran.

Fenrir langsung mengeluarkan skillnya dimana tubuhnya mengeluarkan asap yang berwarna kegelapan. Asap itu keluar dan menutupi wilayah sekitar mengakibatkan cahaya yang sangat sedikit akibat dari terhalang pepohonan semakin memburuk.

Muriel tak tinggal diam, dia juga mengaktifkan skillnya dimana elemen air di sekitar tempat itu berkumpul dan memadatkan elemen di area sekitar pertempuran.

Sekarang hanya ada dua elemen yang memadati area sekitar. Mereka berdua mencoba untuk menghancurkan elemen lawan mereka, namun menemukan bahwa elemen lawan mereka sama kuatnya dengan elemen mereka.

Fenrir dan Muriel sama-sama terkejut mereka tak pernah mengira bahwa lawan mereka akan memiliki kekuatan yang setara dengan mereka. Meski Fenrir memancarkan aura yang lebih tinggi namun untuk kualitas dan kekuatan jelas mereka setara.

Melihat ada lawan yang memiliki kekuatan yang setara dengan mereka, mereka berdua merasakan kesenangan, mereka bertekat untuk bertempur dan melihat siapa yang lebih kuat.

Tanpa menunggu pihak lain untuk mengucapkan sesuatu, Fenrir dan Muriel sama-sama mengaktifkan medan energi mereka masing-masing.

Asap berwarna hitam pekat menyebar dari tubuh Fenrir dan melesat ke segala arah. Cahaya yang sebelumnya sudah susah masuk karena tertutup pepohonan yang lebat sekarang benar-benar hilang karena medan Fenrir.

Muriel juga mengeluarkan energi berbasis airnya, elemen air semakin mengental dan padat di sekitarnya membuat kekuatan Mudiel meningkat secara pesat.

Mereka juga mengaktifkan beberapa buff untuk menambah kekuatan dasar mereka.

Hampir secara bersamaan keduanya melesat dengan kecepatan yang mengerikan ke arah masing-masing. Akibat dari hentakan tubuh mereka tanah di belakang masing-masing retak.

Kecepatan mereka sangat tinggi hingga jarak beberapa ratus meter bisa di tempuh dengan sangat cepat. Namun tepat ketika mereka akan bertemu di tengah antara keduanya muncul sosok yang entah bagaimana bisa berada di sana. Dia mengenakan pakaian biasa normal yang di pakai oleh penduduk penduduk biasa.

Namun melihat orang ini mata keduanya melebar terkejut, dengan sangat cepat mereka menghentikan serangan dan menundukkan kepala mereka ke tanah.

"Fenrir menyapa tuan"

"Muriel menyapa tuan"

Keduanya berkata hampir secara bersamaan membuat masing masing mendongak dan melihat lawan mereka.

Ternyata orang yang berdiri itu adalah Rifki, dia menghentikan pertempuran antara keduanya karena dia tau bahwa akan mengakibatkan kerusakan yang tidak perlu jika mereka bertempur.

Rifki lalu mengangguk ke arah Muriel dan menyuruhnya mundur, dia juga akan menjelaskan siapa Fenrir nanti.

Setelah Muriel pergi Rifki memberi isyarat ke Fenrir untuk bangkit. Dia lalu mendekati Fenrir yang bertubuh hampir setinggi manusia saat ini. Dia pertama mengelus kepala Fenrir yang di penuhi dengan rambut hitam pekat. Matanya yang berwarna merah dengan pupil hitam membuatnya terlihat mengerikan. Namun hanya Rifki yang tau betapa indahnya bentuk Fenrir ini.

Setelah mengelus dan bermanja dengan Fenrir, Rifki membawa Fenrir ke bangunan utama baru. Fenrir lalu menjelaskan pertemuannya dengan kota di hutan dan beberapa pertemuan dengan tempat tempat kuat.

Hal pertama yang menarik perhatian Rifki adalah kota kelas yang berada sekitar 500km di sebelah barat daya desa Tempest. Kota kelas 3 itu sangat besar, wilayahnya hampir 300 km dan sangat makmur, ada banyak ras yang hidup di sana namun ras yang paling menonjol adalah ras Dwarf. Itu adalah kota dari Dwarf. Itu juga kota darimana party SunSet datang.

Dengan adanya kota besar ini Tempest memiliki kesempatan untuk membuka jalur perdagangan antara kota itu dengan desa. Ada juga beberapa kota di sekitar kota Dwarf itu yang juga sedikit lebih baik dari kota Dwarf.

Untuk sampai ke kota Dwarf iti butuh melewati sekitar 4-5 kota berukuran kecil di sepanjang jalan. Yang mana membuat Rifki semakin bersemangat. Dengan melewati banyak desa itu Rifki bisa mendapat lebih banyak keuntungan di sektor perdagangan.

Dikarenakan sistem trade di game belum ada Rifki memutuskan untuk mementingkan sektor perdagangan daripada yang lainnya. Karena dengan perdagangan yang maju dapat menunjang kemajuan desa dengan cepat.

Selain dari penemuan sebuah kota itu Fenrir juga menemukan beberapa desa yang berukuran sedang dan besar, kebanyakan desa itu hanya di huni oleh satu ras saja yang membuat desa itu tidak bisa di tingkatkan ke kota 1.

Rifki merenung dan menebak bahwa desa desa ini mungkin adalah desa Npc jika di dalam game KoG dulu. Meski begitu Rifki tak pernah menganggap mereka adalah Npc karena dia tau bahwa semua kehidupan disini merupakan mahluk hidup nyata yang mempunyai hati fikiran dan perasaan bukan hanya sebuah progam dari development.

Selain dari desa desa yang akan menjadi target penaklukan Rifki nanti Fenrir juga menemukan beberapa desa baru yang di sinyalir adalah seorang player dari dunia Rifki dulu. Beberapa memiliki desa yang berkembang dengan baik, beberapa juga tidak. Bahkan ada desa yang memiliki dua tuan yang mengendalikannya. Hal ini membuat Rifki terkejut. Bagaimana bisa satu daerah memiliki dua tuan?


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C49
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login