Download App

Chapter 5: Part 5

     Dua bulan sudah berlalu sejak kepulangan Yoona dari apartemen pria itu. Entah mengapa ia merasa sangat bersyukur karena sudah dua bulan lamanya tak melihat wajah itu. Jika mengingat itu, membuatnya menyesal karena pernah mengagumi pria itu. Tak ia sangka, ternyata Sehun sedingin itu.

     Hari ini adalah hari kelima setelah beberapa hari yang lalu ia berhasil meresmikan pembukaan butik miliknya. Masih sama seperti kemarin, bahkan hari ini ia mendapat lebih banyak pelanggan. Dan juga terlihat beberapa pelanggan yang selama ini sudah menggunakan rancangannya walau ia berada jauh di Sydney. Karena keistimewaan rancangannya, berapa pun harganya, pakaiannya terus terjual bahkan ia semakin banyak mendapatkan pesanan. Dan hal yang mengejutkan, ia mendapatkan sebuah tawaran yang luar biasa. Kini rancangannya akan dikenakan beberapa artis ternama. Bahkan ia sudah menandatangani sebuah kontrak mengenai kerja sama butiknya dengan beberapa managemen artis.

     Yoona mendadak sibuk tak terkontrol. Sejak dibukanya butik miliknya, ia tak pernah sekalipun pulang kerumah orangtuanya. Hari-harinya sibuk dengan berbagai macam lembar desain. Tangannya tak pernah terlepas dari kain dan peralatan menjahit lainnya. Benar bahwa ia memiliki beberapa karyawan yang membantu pekerjaannya, tetapi ia tidak bisa melepas pekerjaan itu begitu saja. Ia harus benar-benar mengawasi setiap kinerja para karyawannya hingga ia puas dengan hasil yang ia dapatkan.

     "Eonni, ada yang mencarimu." teriak Hyeri sang adik. Ya, dari pada melihat adiknya menganggur dirumah, Yoona pun memilih memperkerjakan adik perempuannya itu.

     "Siapa?" tanya Yoona juga berteriak, sedikit mengeluarkan kepalanya dari jendela ruang kerjanya.

     "Molla!" balas Hyeri.

     "Aish! Sana tanya!" bentaknya seperti biasa dan sudah menjadi santapan para karyawannya.

     "Eonni!" dan mendadak kepala Hyeri menyempil masuk kedalam sela jendela ruang kerjanya. Membuat Yoona kaget bukan main.

     "Kamcakya! Yak!" nyaris terkena serangan jantung.

     "Eonni, mereka dari managemen olahragawan. Omo eonni, eottokaji? Ada dia disana.." dan malah melompat-lompat kegirangan dengan kepalanya yang masih menyempil di sela jendela.

     "Dia? Dia siapa?!" masih tidak tertarik.

     "Dia eonni.. Oh Sehun! Petenis yang sudah mendunia itu.."

     "Heeeeeeeee??!!!!!!" wajah Yoona memucat seketika.

--

     "Apa tidak ada disainer yang lain?" tanya Sehun ke Shindong ketika tengah menunggu sang disainer menghampiri mereka.

     "Waeyo? Dia tengah naik daun. Rancangannya juga sudah banyak di pakai para artis. Kau pasti akan suka dengan koleksi pakaiannya." celoteh Shindong tak memahami maksud Sehun.

     "Bukan begitu.." itu karena Sehun sudah mengetahui siapa sang disainer yang tengah mereka tunggu. Ia sudah berusaha menolak kerjasama itu, tapi perusahaan yang menaunginya tetap bersikeras untuk menggunakan jasa disainer itu.

     "Annyeonghaseyo.." sapa seseorang. Sehun dan Shindong menoleh secara bersamaan.

     "Oo, annyeonghaseyo.." balas Shindong bersemangat.

     "Maaf telah membuat kalian menunggu lama." ujar Yoona dengan senyuman diwajahnya. Tepatnya memaksakan sebuah senyuman. Menatap mereka bergantian. Tapi tak terlalu menatap Sehun dengan benar. Entah mengapa, mengingat kejadian-kejadian yang telah terjadi diantara dirinya dan pria itu, membuatnya merasa malu untuk bertatap muka seperti itu.

     "Aa. Gwenchanayo.. wah, ternyata desainer yang sedang kami tunggu cantik sekali. hehe.." kata Shindong mencoba akrab.

     "Tunjukkan koleksimu padaku." sela Sehun cepat tak tertarik mengobrol. Sudah Yoona duga, Sehun masih saja dingin. Menahan kekesalan dan tetap memaksakan senyuman diwajahnya. Menatap Sehun dengan senyumannya yang masih tertinggal.

     "Baiklah jika begitu, mari ikut dengan saya.."

     Yoona terus mondar-mandir di ruangan itu. Kakinya tak berhenti melangkah untuk mengambil banyak koleksi pakaian pria yang ia miliki. Sedangkan pria itu hanya duduk santai disana. dan terus menolak setiap pakaian yang Yoona tunjukkan. Sungguh, gadis itu sudah sangat jengkel. Sehun seperti tengah mengerjainya. Tapi mengingat bahwa kini pria itu adalah clientnya, tentu ia harus menahan amarahnya.

     "Apa hanya ini yang kau punya?" tanya Sehun seraya menunjuk ke tumpukkan pakaian yang sudah menumpuk diatas meja. Tepatnya menunjuk ke arah pakaian yang sudah ia tolak. Dan itu jumlahnya sangat banyak. Yoona nyaris menghabiskan koleksi pakaian pria yang ia punya.

     "Huh." menghela nafas sejenak. ia sudah sangat kelelahan. "aniyo, aku masih punya yang lain. jamkamanyo.." ucapnya lembut berusaha kuat untuk tetap sopan. Tak menghiraukan keringat yang membasahi keningnya. Disudut ruangan, semua karyawannya dan juga Hyeri berkumpul, mereka mengamati Yoona dengan jantung berdebar. Pertama kalinya untuk mereka melihat Yoona yang dapat bersabar seperti itu.

     "Yak semuanya. Bersiap-siaplah.. setelah ini eonni pasti akan melampiaskan amarahnya kepada kita." gumam Hyeri kepada semua karyawan disana. Raut wajah mereka mendadak muram secara bersamaan. "sebaiknya kita lanjut bekerja sebelum eonni melihat kita disini. Palli.. palli.. Himnae!" tambahnya yang tak memiliki semangat dari suaranya. Dengan sisa debaran didada, Hyeri dan para karyawan pun kembali ke pekerjaan mereka masing-masing. Sedangkan Yoona masih disana, berusaha melayani pria itu dengan penuh kesabaran.

--

     "Aku pilih pakaian pertama saja." ujar Sehun di akhir koleksi pakaian yang Yoona tunjukkan.

     "Heee? Maksud anda?" tanya Yoona dengan kakinya yang sudah bergetar lemas akibat kelelahan.

     "Aku mau pakaian yang pertama kali kau tunjukkan. Itu.. ada disana.. cepat bawa kesini." tambah Sehun seraya menunjuk kearah tumpukkan pakaian yang ada diatas meja. kini tak hanya kaki Yoona yang bergetar, mulutnya juga ikut bergetar. Kenapa? Karena tengah berusaha menahan sumpah serapah yang sangat ingin ia lontarkan.

     "Haha.." dan Yoona hanya bisa tertawa kecil. Seraya menyeka keringat di keningnya, ia melangkah menuju meja itu, lalu meraih pakaian yang terletak paling bawah pada tumpukkan itu. dengan sisa tenaganya ia melangkah menghampiri Sehun. "Ini. " menyerahkan pakaian itu kepada pria itu.

     "Baiklah, karena aku tidak suka dengan warnanya, jadi aku ingin kau buat baru dengan warna berbeda. Ah, aku suka warna hitam dan putih. Jadi tolong buatkan 2 pasang dengan kedua warna itu. Aku akan kembali lusa. Kalau begitu kami pergi dulu." dan pria itu pergi begitu saja.

     "Agassi, jesong hamnida. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Dia memang seperti itu. kuharap kau tidak memasukkan kedalam hati." bisik Shindong ke Yoona sebelum pergi dari butiknya.

     "Ohoo.. Gwenchanayo.." sahut Yoona dengan suaranya yang terdengar serak. Shindong pun segera berlari kecil keluar dari sana. Mengejar Sehun yang sudah melangkah masuk kedalam mobil. Sedangkan Yoona, gadis itu sudah terkapar di lantai butiknya. Dengan nafas beratnya, ia mengamati langit-langit butiknya. Disudut ruangan, para karyawan dan Hyeri kembali berkumpul. Mengamati Yoona yang terpakar di lantai itu. dengan penuh keberanian, mereka mencoba mendekati Yoona. tentu mereka mengkhawatirkan keadaan bos mereka. Itu. Walau deru nafasnya masih terdengar, namun Yoona terlihat seperti tak bernyawa. "aish!!! Arggggh! Aku benar-benar membencinya!" teriaknya mendadak. Membuat semua karyawannya dan Hyeri terlompat kaget.

     "Eonni.. gwenchana?" kata Hyeri takut-takut.

     "Kenapa harus dia, kenapa harus dia, kenapa harus dia!!!!!!" teriaknya lagi.

     "Eonni.. tenanglah.." kata Hyeri lagi menepuk pundak Yoona pelan.

     "..." Yoona terdiam. baru ia sadari, semua karyawannya tengah mengelilinginya dengan raut khawatir. "yak, kalian sedang apa?" dan suaranya pun mendadak berubah ketus. "kenapa kalian disini? Cepat sana kerja!!!" dan ia pun kembali seperti biasa. Kembali menjadi bos yang gemar berteriak. "palli!" sedetik kemudian semua karyawannya langsung berhamburan menghilang dari hadapannya. Tertinggallah Hyeri disana. "yak kau, kenapa kau masih disini..!" menatap Hyeri lelah.

     "Eonni!" tanpa takut Hyeri malah membentak kakaknya itu. "mau sampai kapan kau membentak kami seperti ini?! Aish.. tidak dirumah, disini sama saja!" dengan muka manyunnya ia melangkah pergi meninggalkan Yoona.

     "Yak.. yak.. mianhae.." seru Yoona merasa bersalah.

     "Aku benci eonni!" teriak Hyeri dari jauh.

     "Aish, aku juga membencimu!" balas Yoona yang tak benar-benar serius. Ia hanya tengah kelelahan dan juga merasa tertekan dengan kehadiran pria itu. "kenapa pertemuan kami tidak pernah berjalan dengan baik?" gumamnya lemah.

      

Continued..

(hayuk komentar dulu)


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C5
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login