" kenapa? " tanya Chen dalam mobil, hampir satu jam mereka berada didalam mobil tetapi Sana sama sekali tak mengajaknya ngobrol
" garagara tadi? " Chen menghela nafas kemudian melanjutkan berbicara " gak tau kenapa gue ngerasa nyaman aja pas gue cium bibir lo itu. "
Sana mendelik menatap kesal pada Chen
" ya karna lo mesum ! "
" enak aja.. engga lah ! " elak Chen
" wkwk aapanya yang eengga? lo itu mesum "
" ya wajar lah sama istri sendiri juga. emang gak boleh apa? "
" apanya yang istri? kita belum nikah dan lo udah bilang gue istri lo? "
Chen mengangguk mantap
" dasar mesum lo. "
" lo bisa diem ga? atau lo mau gue cium lagi? " ancam Chen, ia merasa terpojok ketika Sana memanggilnya seperti itu.
Sana menutup mulutnya dengan cepat dan menggeleng
" ogaaaaah "
Chen tertawa geli melihat Sana yang menutup mulut dengan kedua tangannya.
mereka berdua menuju Butik dimana Chen memesan sebuah gaun pernikahan untuk Sana.
~~~
From : Xxxx xxxx xxx (nomor internasional)
Kamu Sana? perkenalkan saya JiHyo. kamu pacarnya June? iya?. aku juga tau sahabat kamu. Sana? iyakan? . haha kalian itu perempuan bodoh. oh ya bentar lagi Sana sama Chen nikah ya?. aku mau kasih games deh buat kamu... gini. tinggalin June kalo mau Sana dan Chen selamat. aku tau aku gila gak usah ngasih tau kok, aku gila ya karna June dan Chen. Chen ninggalin aku dan milih Sana, sedangkan June? dia bahagia sama kamu. jadi gini aja dehh... kita maen games, kamu harus tinggalin June kalo engga aku ngga jamin Sana baik baik aja ya. jadi turutin permintaan aku sekarang. oke? :)
June menghela nafas, itu sebabnya seulgi memutuskan pertunangan mereka.
" jadi ini? "
seulgi mengangguk dan mengusap air mata yang jatuh di pelupuk matanya
" kenapa kamu nemuin dia? " seulgi menatap danau. mengingat bagaimana seulgi menyaksikan JiHyo dan June
" siapa? "
" JiHyo, tepat waktu itu. waktu aku ngebatalin janji buat ketemu. aku nyusul kamu ke cafe tapi aku ngeliat kamu sama dia "
June berdecak, dia memegang keningnya yang berkeringat.
" karna ini kamu marah? "
Seulgi mengangguk lagi, dalam hatinya ia merasa kecewa pada June.
" dia yang nemuin aku. dia bilang mau pulang keindonesia dan mau relain Chen sama Sana. " June menghela nafas " aku ngasih tau dia kapan pernikahan Chen sama Sana "
plaaaak!
satu tamparan mendarat mulus di pipi June, Seulgi menahan tangisnya.
" kenapa kamu ngasih tau dia? "
June memegang pipi yang ditampar seulgi, keras, dan menyakitkan. terlebih lagi menyakiti hatinya
" aku kira dia serius ! "
" sekarang? kamu bisa lihat. dia itu rubah yang picik ! " Seulgi tak kuat lagi menahan emosinya, dia memukul dada June, June memeluk seulgi yang menangis.
" aku gak mau Sana kenapa napa June " Seulgi terisak. June semakin erat memeluk seulgi. dia sangat menyesal memberitahu JiHyo tentang pernikahan Chen dan Sana. seharusnya dia belajar tentang masalalu June dan JiHyo.
" apa Chen tau tentang ini? "
Seulgi menggeleng, dia menatap mata June yang memerah.
" kita hadapin ini berdua. "
~~
" ini ? "
Sana menggeleng, dia tidak menyukai gaun yang ke 14 yang di bawa Chen. Chen menghela nafas, Selera Sana itu menjengkelkan.
" kenapa lagi sihhhh? " tanya Chen jengkel
" Lo gak liat itu aksesorisnya kebanyakan Chen, dan menurut gue itu ribet. terlalu banyak. dan gue juga gasuka " Sana menjawab ketus, toh ia yang akan memakai gaun itu bukannya Chen jadi itu terserah dia dong.
" yaudah kalo ini kebanyakan gimana kalo yang ini? " Chen menunjuk gaun yang sangat sederhana, tidak ada hiasan di gaun itu hanya ada pita besar di belakangnya
" yaampun Chen itu gaunnya Flat banget. gue gasuka "
" gue cape bego "
" ih elo mah. siapa yang make coba? lo apa gue? gimana kalo gaunnya ga nyaman sama gue ? "
" ya terus lo maunya apa? ini udah butik ke 5 yang kita datengin dan ini adalah gaun yang ke 60 , yang gue tunjukin ke elo dari 5 butik itu. lo masih jugaaa pilih pilih? yaampun Sana yaudah lo pilih aja sendiri. gue cape " Chen menghempaskan diri ke sofa, Sana mengerucutkan bibirnya meliha Chen yang memejamkan mata.
" mba bisa anterin saya? "
mba pelayan butik itu tersenyum, dan mengantar Sana keliling butik itu. Butik itu butik terbesar di London, rata rata gaun apapun yang berada di butik itu bagus. tetapi entah kenapa tidak ada yang srek pada hati Sana.
Tatapan Sana jatuh pada sebuah gaun berwarna biru cerah, desainnya yang sederhana tetapi elegan membuat gaun itu terlihat cantik.
" Chheeennn " Sana memanggil Chen yang masih memejamkan mata.
" mbaa. bisa panggil JongChen? "
mba itu tersenyum kemudian menghampiri Chen yang mungkin tertidur.
tak lama Chen menghampiri Sana yang masih menatap gaun itu.
" ini? "
Sana mengangguk mantap dan melirik Chen dengan puppy eyesnya. memohon Chen untuk menyetujui ini.
" gue gasuka "
Sana berubah lesu, tatapan puppy eyes itu berubah menjadi tatapan tajam
" Chen ih. ini aja ya? "
" gue kan bilang gak suka Sannn.. lo cari aja yang lain "
" gue gak mau. gue maunya ini. kalo lo gak mau, yaudah gausah nikah aja " Sana mendengus sebal.
" ehh lo udah berani ngancem? "
" kalo iya kenapa? "
" gak bisa gitu lah. lo gatau si onohh udah kepengen dielus sama papanya? " Chen melirik perut Sana, sedangkan Sana menutup perutnya dengan tangan
" yaudah, Anggap aja gue ngidam kepingin gaun ini "
" tuhkan Sana mah ngancem "
" biarin "
" gue gasuka san "
" ya guenya suka Cheenn "
" udah ganti aja "
" gak mau "
" mau ya "
" ekhemm.. permisi Tuan JongChen Dan Nyonya Sana, apa kalian jadi membeli gaun ini?" mba itu bertanya, mungkin merasa terganggu dengan perdebatan keduanya.
~~~
" lo itu bisanya ngancem aja tau ga "
" lo itu bisanya mesum aja tau gak " Chen mendelik sebal pada Sana, Sana sengaja meniru ucapannya untuk meledek dia.
" sekarang kita ke toko perhiasan " Chen melirik Jam ditangannya, baru pukul 19.00 tidak terlalu malam untuk mencari cincin.
" tapi gue mau rujak. gimana dong? " Chen menatap aneh Sana,
" Sanaaa... dimana jam segini ada rujak? " Chen kesal, dari tadi permintaan Sana aneh aneh.
" ya cari lah gue gamau tau "
" kita ke toko perhiasan dulu ya? " rayu Chen, tetapi Sana malah merajuk padanya.
" aku gak mau, maunya rujak "
" ihhhh yaampun Sana disini jarang ada rujak. itu cuma di kantin kampus lo doang sanaa " Chen kesal, dimana ia mencari rujak ditengah kota Jakarta?
" yaudah ke kampus gue aja "
Chen menepuk jidatnya, Sana saat itu sangat menyebalkan.
" yaudah, kita sekarang ke toko perhiasan ya.. nanti aku minta tolong sama June. oke? "
Sana mengangguk, mukanya berubah cerah dan menyanyi sepanjang jalan.
~~~
" lo dimana? " Chen menempelkan ponsel ditelinganya dan melihat kirikanan mencari June.
" gue disini " June muncul disampingnya, June mematikan sambungan telfon dan kemudian meraih apa yang June sodorkan.
" siapa yang mau rujak malem malem gini? "
" ibu negara. ayo masuk "
June mengekor dibelakang Chen, matanya menatap indah toko perhiasan itu. disetiap rak kaca terpampang perhiasan perhiasan yang cantik disana.
rak kaca paling sudut menampilkan sebuah memori lama, June menghampiri rak itu dan melihat sebuah kalung liontin disana. seketika ingatan tentang dia, JiHyo dan Chen terulang.
" nih rujaknya "
Sana nyengir menatap wajah bete Chen, dan memilih lagi cincin pernikahan yang ia suka.
Sana memilih salah satu cincin. cincin itu cantik,
" bisa diukir nama? " Chen bertanya pada petugas disana.
" bisa. siapa ? "
Chen menyebutkan nama mereka berdua, pelayan itu mengambil cincin yang dipilih Sana.
" lo lagi apa? " Chen bertanya pada June yang terus memandangi sebuah perhiasan. Chen tak dapat melihat apa itu karna terhalang oleh tubuh June.
" eehh engga " June menatap Chen dan Sana yang memandang kearahnya.
sesaat ketika Chen berniat menghampiri June, petugas yang tadi membawa cincinnya datang
" Tuan JongChen ini "
Chen memberikan uang cash yang diminta petugas itu, ketika mendengar berapa harganya Sana menatap Chen.
" kenapa? " Chen bertanya pada Sana yang menatapnya heran. " lo mau disini? kita berdua mau pulang " tanya Chen pada June tanpa memperdulikan tatapan Sana.
" yaudah kalian duluan aja gue tau kalian sibuk kok. gue ada urusan sebentar "
" ohh okeoke. btw thanks ya " Chen menarik tangan Sana menuju mobil mereka.
setelah Chen dan Sana pergi, June memanggil pelayan yang berada di toko perhiasan itu.
" bisa bungkus kalung ini? "
petugas itu mengangguk. dan segera membukus itu.
~~~
" 3.565.000? " Sana mencubit kecil lengan Chen yang sedang menyetir
" awww " Chen meringis dan menatap Sana jengkel. " kenapa sih? "
" lo masih tanya kenapa? " Sana melahap potongan buah mangga muda dengan kesal " kalo gue tau semahal itu gue gak mau yang itu Chen ! "
" yaudah sihhh udah dibayar ini kan? "
" lo pikir cari duit gampang "
" gampang "
" dasar so kaya lo "
" udahlah.. jangan pikir kaya ginian lagi. pernikahan kita itu lusa Sanaa dan sekarang baru 90% yang siap. "
Sana mendengus sebal " tau ah gue kesel sama lo "
~~
@haripernikahan
persiapan pernikahan mereka selesai. Mommy ingin pernikahan itu dilaksanakan outdoor di taman belakang rumah mereka. Mommy memang sangat suka berkebun sehingga mereka tidak perlu menata apapun lagi.
saat ini Mommy sibuk mengenalkan Sana pada teman temannya. dan Sana tak luput mendapat pujian dari teman Mommy. Chen yang melihat itu hanya tersenyum geli.
Pesta itu cukup meriah. kedua orang tua Sana pun ada, begitupun dengan daddy Chen.
Sana terlihat sangat cantik memakai gaun itu.
" lo itu nyebelin tapi pas lo kaya gini cantik juga " Chen bergumam, menatap Sana yang bersemu merah akibat dipuji terus oleh teman Mommy.
Chen melirik June dan seulgi yang sibuk. entah apa yang membuat mereka sibuk, tetapi yang Chen amati mereka seperti mencari seseorang.
Chen mendekati June
" lo lagi apa? " June kaget melihat Chen yang menghampirinya.
" gg.. ggue ga ngapangapain "
" nunggu temen? "
" iii... iiya.. eehh eennggga. " June gugup bagaimana ia menjelaskan bahwa ia dan seulgi sedang tegang menghadapi permainan yang disusun JiHyo.
Mommy memanggil Chen, dia menyuruh Chen ke mimbar pernikahan bersama Sana karna acara akan segera dimulai.
Acara berlangsung dengan khidmat hingga Chen mengucap ijab kobul. tepat setelah ijab kobul di ucapkan Chen dan para hadirin mengucap sah. terdengar suara pistol.
Chen menunduk dan menutup kedua telinganya ketika ia mendengar suara desingan pistol. ia merasa sasaran pistol itu menuju ke arahnya tetapi Chen tidak merasa apaapa.
para tamu undangan menunduk dan menjerit, ada yang menangis. mereka semua menutup kedua telinganya.
June melirik ke sanakemari. tetapi tatapan seulgi mengarah pada Sana.
" Sanaaaaa"
June melihat seseorang yang berlari menjauh dari tempat pernikahan, June pun mengejar orang itu.
Chen melirik Sana yang berada didekatnya ketika ia mendengar teriakan seulgi.
Sana ambruk di pelukan Chen ketika Chen menatap Sana, Sana tertembak dan tepat pada perutnya.
........
.......
.................
to be continued
Happy reading gaisss
next?