" sayang? " Chen bertanya pada Sana dengan nada lembutnya
" hmm"
" mau bikin dede baru buat Caca?" Chen tersenyum jahil. tubuh mereka yang tertutup selimut besar menjadi celah Chen untuk meraba tubuh Sana." ck apaan sih Cheenn "" tapi aku mau dede bayi sayang "Lengan Chen semakin gencar meraba tubuh istrinya. dan sekalikali mencium pipi Sana" tidak sekarang !! " Sana tersenyum jail. Chen hanya tertawa" kamu yakin?"
Sana mengangguk. dan sedetik kemudian Chen sudah berada diatasnya .
" Cheennnn! "
Chen menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.
" Chen... apaan sih buka ah "
" gak mau.. "
" loh kok gak mau?" Sana memandang Chen aneh. sedangkan Chen menatap mesum istrinya itu.
" kan mau bikin dede bayi .. " Chen tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya.
Tanpa menunggu persetujuan Sana. Chen melumat bibir Sana dengan lembut namun penuh dengan penekanan. Awalnya Sana menolak, namun Chen yng terus menghisap , menggigit bibir Sana. membuat Sana membalas lumatan Chen.
Chen menggigit leher putih Sana dan meninggalkan bekas merah disana. Sana tersenyum geli ketika sesuatu dibawah sana berdiri dengan tegak.
" hahaha... kamu lupa sayang?" Sana mengelus kepala Chen yang sibuk menciumi lehernya.
" inii.. perut aku "
sedetik kemudian Chen mendesah pelan, " aaahhh.. gagal dong "
" haha maaf yaaa "
" nanti di jakarta aku minta jatah "
Chen menatap wajah Sana, wajah istrinya sangat cantik ketika tanpa polesan makeup sedikitpun
" okeoke syangg. tapi nanti ya... nunggu ini sembuh " Sana tersenyum, sedangkan Chen mengangguk dengan antusias.
~~~
@keesokanharinya
" mau pulang sekarang?" Sana menatap Chen yang sedang berkemas, kemudian mengangguk.
" iya. maaf ya liburan kita nggak jadi seminggu sayang" Chen menghampiri Sana yang sedang menatapnya. kemudian mengecup sekilas bibir Sana.
" iya gapapa. seulgi udah siapsiap belum?"
Sana melingkarkan lengannya di leher Chen. Chen tersenyum
" gak tau tuh. udah kali, soalnya tadi pas makan aku udah kasih tau June sama seulgi "
Sana mengangguk mengerti. dan tak lama bibirnya terasa hangat.
Chen menggigit, menghisap dan melumat bibir bawah Sana. membuat si empunya mengerang.
" apa kalian gabisa kunci dulu pintunya? atau paling engga ditutup?" ucap seulgi jengkel dan menatap kedua sahabatnya yang sedang salahtingkah.
" ahh elo ganggu aja sih " Protes Chen.
" ya elo gak mikir. gimana kalo Caca yang masuk?nanti dia dewasa sebelum waktunya " ucap seulgi , ia tersenyum jahil pada Sana yang saat ini seperti kepiting rebus.
" lo udah selesai?"
Seulgi mengangguk dan memperlihatkan tas nya.
" udah. June udah nunggu di mobil, mama sama Caca juga udah ada didepan. tinggal kalian "
Chen terkekeh dan melingkarkan tangannya dipinggang Sana.
" yuk sayang "
~~
Caca tidak jadi diadopsi oleh Chen dan Sana. jika Caca di adopsi oleh mereka, lalu mama di bogor sama siapa?begitu kata mama ree. padahal Sana sangat menginginkan Caca menjadi putrinya.
Malam ini mereka sudah sampai dirumah , setelah perjalanan panjang dari Bogor ke Jakarta. beginilah seorang CEO yang sibuk, bahkan untuk liburan pun mereka tidak punya waktu
" yangg aku laper " Chen menaruh tasnya dikamar dan kemudian turun untuk menemui istrinya yang sedang masak.
ketika sampai didapur. wangi masakan sudah tercium sangat harum
" masak apa?"
Sana tersenyum ketika Chen memeluknya dari belakang dan menaruh dagunya di pundak Sana.
" wihhhh udang asam manis " Ucap Chen girang melihat Sana menyuguhkan sepiring udang asam manis.
" pliss deh yangg jangan peluk aku mulu. susah jalan nih " protes Sana, Chen tidak mendengar bahkan makin mempererat pelukannya
" apaan yang?aku ngga denger"
" jangan peluk aku mulu sayangg "
" apa?! peluk kamu? siap sayang " Chen terkekeh melihat Sana yang semakin kesal.
" aku susah dong jalannya " protes Sana lagi ketika ia hendak menaruh piring ke meja makan.
" aku gendong "
Chen menggendong Sana ala Bridal style. sontak Sana menjerit
" turunin yaaang. astaga aku juga masih bisa jalan "
" loh katanya tadi susah jalan? gimana sih kamu ini yangg "
cup
cup
cup
cup
" Cheennn!!" Sana menatap Chen kesal " bisa ga kamu itu ngga nyiumin aku mulu?!"
Chen menggeleng dan menurunkan Sana ketika mereka sudah sampai di meja makan.
" enggak. kalo udah nyium kamu itu rasanya pengen lagi "
cup
cup
cup
" astaga Chenn. udah sini kamu makan deh dari pada nyiumin aku mulu. emangnya aku apaan?"
Chen terkekeh geli melihat Sana yang mengomel. Chen pun duduk di meja makan, kemudian menyantap makanan buatan istrinya.
~~
Siang ini, Chen sangat sibuk berkutat dengan berkasberkasnya. tak peduli dengan tatapan Sana yang mengancamnya.
" mau sampai kapan kamu sibuk ? ini udah jam makan siang. ayok kita makan siang sayang " Ucap Sana, mengingat Sana adalah sekretaris Chen, wajar jika saat ini ia berada di kantor Chen.
" tunggu sebentar sayang... ini dikit lagi "
" aku gak mau nunggu. ayok sekarang sayangg..15 menit jam makan siangnya udah abis "
" bentar sayang bentarr lagi yah pliss " rayu Chen tanpa melihat Sana.
" kamu mau makan siang bareng aku atau engga? kalo engga aku duluan deh " Sana hendak pergi, tetapi tangannya di tahan oleh Chen.
" oke.. oke kita makan. "
~~
Sana berjalan sepanjang kantin kantor dengan senyuman yang merekah. sedangkan suaminya hanya berdumel tak jelas
" ayok pak " Sana tersenyum kecil ketika Chen menatapnya kesal.
" jangan panggil aku bapak sayang. aku gak tua loh "
" kamu itu boss aku " ucap Sana meledek.
Chen hanya menanggapi ocehan Sana dengan bibirnya yang mengerucut.
sepanjang jalan, Chen yang berjalan di belakang Sana mendapat tatapan dari para pegawai baru yang ratarata anak kuliahan. mereka tidak tahu bahwa wanita yang dibuntuti Chen adalah istrinya.
" boss?" Suara manja yang terdengar dibuatbuat mengalihkan perhatian Chen dan Sana yang sedang makan.
" apa?" Chen menatap wanita ini. dari name tag yang ia pakai, wanita ini bernama Bian,
Sana menatap bian dari atas sampai bawah, Mata yang hazel, idung mancung, bibir sexy, kulit putih, rambut pirang dan body yang WOW membuat Sana menatap tajam suaminya.
" boleh aku duduk disini?" tanya bian pada Chen. tentu saja bian membuat suaranya terdengar sexy.
Chen menatap Sana , tetapi istrinya tetap fokus makan tanpa memperdulikan bian.
" eehh... "
" aku bian bos, baru jadi pegawai sekitar beberapa minggu yang lalu " Bian tersenyum manis, terdengar benturan pisau dengan piring.
Bian menatap Sana yang memotong steaknya dengan kasar.
" mba? mba kenapa sih?" tanya bian judes. mendengar nada bicara bian padanya membuat Sana menoleh kaget.
" what?!"
Chen yang mendapati istrinya kesal, hanya tersenyum kecut.
" aku duduk disini ya boss " tanpa menunggu persetujuan Chen, bian duduk disamping Chen dan berusahan memposisikan dirinya merapat dengan tubuh Chen.
BRAK !!
seisi kantin menatap meja bossnya. dan terlihat disana, Chen yang menatap Sana takut dan Sana yang wajahnya sudah memerah.
" kamu?! awas ya nanti malem liat aja !! " Sana meninggalkan Chen yang panik menyuruh bian untuk pergi karena bian mengapit Chen sehingga tak ada jalan keluar untuk Chen mengejar Sana.
~~~
" yaangg... sayangg. aku ngantuk" Rengek Chen. dia melirik arloji ditangannya, sudah pukul 10 malam dan Sana menguncinya di luar.
Bukan tidak mau Chen tidur di kamar tamu, tapi Chen sepertinya tidak bisa jika berjauhan dengan Sana LAGI
" sayaangg... bukain dong,, kan tadi bian yang ngedeketin aku. bukan aku yang ngedeketin dia "
Chen terus menggedor pintu kamarnya. hingga akhirnya Sana membuka pintu itu.
" apa?! "
" aku mau bobo didalem " ucap Chen dengan cengiran di wajahnya. sebelum Sana menutup pintunya, Chen sudah melesak masuk .
" Cheennn!! " pekik Sana ketika melihat Chen menghempaskan dirinya dikasur.
" udah sini sayang... tidur sama aku yu? kita buat dede bayi " masih dengan cengirannya Chen menepuknepuk sisinya yang kosong.
to be continued
Kok author greget sendiri yah nulisnya yang pas bian Dateng:'(
Oke see you next gaiss
next?
9part lagi ending:')