Download App
40% Cemburu

Chapter 2: 2 Luka Ken

Enam bulan sebelumnya.kelas ken kedatangan murid baru. Seorang murid laki—laki dengan postur tubuh cukup tinggi, tetapi tidak terlalu besar. Wajahnya tampan dengan gigi yang berderet rapi dan putih. Senyumnya yang tipis tetap menawan. Meskipun namanya sangat Jepang, beberapa bagian tubuhnya tidak seperti orang Jepang kebanyakan.Mata murid baru itu tidak terlalu sipit, kulitnya sedikit lebih gelap dibandingkan teman—teman ken yang lain,dan rambutnya sedikit berombak. Sebuah gambaran yang membuat dada ken sesak dan sempurna mengusik emosinya.Dada ken bergolak. Sesak dan panas. Sebuah luka yang lama tersembunyi, kembali terkuak. ken tak tahu mengapa rasa tidak suka, bahkan benci, langsung bercokol di hatinya. Dia merasa seperti ada garis imajiner yang menghubungkan dirinya dengan murid baru itu pada masa lalu.Saat itu musim semi baru saja berakhir dan matahari bersinar dengan terang, tetapi ken merasakan telapak kaki dan tangannya sedingin es. Dia berusaha mengatur napasnya kembali yang tiba—tiba memburu dan membuat dadanya sesak. Pandangan ken beredar ke seluruh kelas. Segaris samar senyuman sinis tergambar dari tarikan bibirnya. Sekilas, dia memperhatikan raut wajah teman—teman perempuannya. Mata mereka berbinar melihat wajah tampan murid baru itu. Sebagian dari mereka berbisik dengan suara cukup keras, "Hansamu ne( Sungguh tampan.) . Sebagian lagi tidak dapat menahan ekspresi senang dengan berseru tertahan, "Kakkoii naa," ( Gantengnya!)Ah, ken tidak peduli apa pun reaksi mereka. Baginya, reaksi itu sangat wajar mengingat wajah murid baru itu memang sempurna, mampu menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. ken hanya peduli pada satu wajah dan ingin memastikan apa yang bisa dilihatnya pada wajah itu. Dia ingin melihat sesuatu yang berbeda di sana, bukan seperti yang dia saksikan pada teman—teman perempuannya.Mata ken tertumbuk pada Natsumi. ibarashi Natsumi. Ada sakit yang mengusik hatinya saat melihat mata gadis itu juga berbinar senang dan senyumnya mengembang begitu rupa ketika memperhatikan si murid baru itu.ken kembali menatap ke depan kelas, pada waj ah dan sorot mata yang—sepertinya—pernah dia kenal.Entah kapan dan di mana, tetapi mata itu… Mata itu seperti milik dia...."Hajimemashite. kawamura Shin desu. Yoroshiku onegaishimasu...." Si murid baru mengenalkan diri, lalu membungkuk sopan.ken tersentak. Nama yang pernah dia dengar walaupun samar itu tiba—tiba menyeretnya ke dalam kenangan masa kecil yang muram. Sebuah pesawat kayu mainan hasil karyanya... seonggok sampah kayu... sayap yang patah... badan pesawat yang terbelah.... Tiba—tiba,keringat dingin menetes di kening ken. Ah, ratusan ribu orang punya nama mirip, bahkan sama persis.ken mengusap keningnya yang basah dengan sapu tangan. Matanya tertumbuk lagi pada Natsumi yang masih antusias mendengar dan menyimak perkenalan dari kawamura Shin. Kawamura Shin... Shin—kun( Panggilan untuk anak laki—laki.) ...."... Waktu kecil aku pernah tinggal di Tokyo bersama keluargaku, lalu berpindah—pindah beberapa kali mengikuti ke mana ayahku ditugaskan...."Bahasa Jepang yang diucapkan Shin terdengar agak asing. Mungkin karena dia pernah tinggal di luar negeri.ken masih mampu meyakinkan diri bahwa dugaannya salah. Dia bukan anak itu."… Aku berdarah campuran.""Half…," ( Istilah yang digunakan untuk menyebut mereka yang berdarah campuran.) desis ken pelan. Dia membuang muka setelah beberapa saat pandangannya tak lepas dari Shin.Detik demi detik seperti jarum yang menusuk hati ken.Setelah memperhatikan Natsumi sekilas, dengan enggan dia menoleh lagi ke depan."Ayahku dari kobe, sedangkan ibuku dari indonesia…."PRANG!Sempurna.Dada ken tersentak keras. Akhirnya, dia yakin sorot mata Shin memang pernah dia kenal. Sorot mata yang sama dengan anak itu. Sorot mata yang ken simpan dengan baik dalam memorinya sejak kanak—kanak."… Ayahku ditugaskan kembali ke Jepang, tepatnya di kota ini. Di Sapporo. kota yang baru kali pertama aku kunjungi. Yoroshiku onegaishimasu…."ken membuang muka. Dia tetap mendapati binar antusias di mata Natsumi. Luka di hatinya bertambah perih.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login