Download App

Chapter 14: Pengakuan

Disebuah ruang ujian nampak siwa siswi SMK tingkat akhir sedang serius mengerjakan ujian hari terakhir, setelah lima hari berkutat dengan soal-soal dan berbulan-bulan lalu disibukan dengan tambahan pelajaran juga try out akhirnya hari ini mereka akan bebas dan bisa melepaskan pikiran tanpa dibebani dengan pelajaran apapun.

Beberapa hari sudah Salsabila dan Edwin tidak bertemu, bahkan untuk saling sapa melalui sosial mediapun jarang sekali, Edwin memang tengah sibuk dengan dengan persiapan masuk Universitas, rencananya ia akan berkuliah di Universitas Negri Jogja sehingga ia memang harus mempersiapkan semuanya dengan sangat serius.

Ternyata tidak bertemu Edwin dalam waktu lama merupakan sesuatu yang sulit, ia mengingat betul terakhir kali mereka bertemu bukan pertemuan dengan kualitas waktu yang lama, namun hanya sekedar say hay lagi pula waktu itu Salsabila merasa kesal karena hari itu Edwin pergi khusus untuk Caca, mengingat hal tersebut membuat Bila kesal ternyata seperti inikah yang disebut kerinduan, begitu menyiksa " perasaan aku ga lihat kak Edwin baru beberapa hari, kok rasanya gini amat ya" Bila menggerutu " apa lagi kalau nanti kak Edwin kuliah di luar kota" bila begitu terbebani memikirkan hal tersebut.

Edwin dan teman-temanny mengendarai motor bersama teman-temannya ke sebuah warung bakso lesehan yang cukup ramai, mereka berencana untuk berkumpul melepas penat.

Sampai ditempat warung bakso tersebut mereka lalu memesan bakso dan beberapa gorengan dan makanan kecil, sembari menunggu Edwin isengmembuka Facebooknya di berandanya muncul status yang baru saja di Update Salsabila.

Sekelebat bayangan akan mu menghiasi relung jiwa.

Merebut kedamain dalam indahnya hariku.

Sang waktu tlah menyiksa kalbuku.

Akankah ia tahu....

Mampukah ia memahami...

Sesaknya hati....sepinya jiwa....laranya asa.

Postingan Salsabila dibanjiri dengan banyak komentar dari teman-temannya sebagian besar temannya berkonentar bahwa Slasabila sedang mengakui sebuah keeinduan pada seaeorang, namun jawabannya selalu berkilah ia menjawab bahwa itu hanya puisi dan bukan perwakilan hatinya. Edwin membaca postingan itu sambil tersenyum, ia merasa Salsabila sedang merindukannya, iapun berkomentar pada postingan tersebut.

@Edwin HarUt " Cie....ada yang lagi kangen 😉😉😉"

@Khairunisa Bila " Ga kok kak, itu cuma puisi aja bukan berarti mewakili perasaan ku, the real words😊😊😊" balas Bila

Merasa kurang nyaman beradu argumen kolom komentar Edwin memutuskan untuk mengirim inbox.

kling bunyi nada pengingat di hp Bila berbunyi

dengan cepat ia membuka inbox masuk apalagi setelah ia tahu itu dari Edwin.

📩 Ga usah malu deh ngaku aja, kamu lagi kangen kan sama aku? 😚😚😚

📨 Ih kakak GR emang harus ya starus itu gambaran hati kita, ga kan? 😥

📩 Ngaku aja susah amat

📨 Maaf ya kak...kalaupun aku kangen sama seseorang belum tentu itu kakak kan?😎

📩 Bil jujur ngapa 😇

📨 Ga usah GR deh, ntar aku dilabrak sama pacar kakak 😋

📩 Ish.....pacar, ga usah nyebar hoax kamu, emang aku udah punya pacar.

📨 Hemmmmm emang belum, secara kak Edwin gitu loch. 😏

📩 Ga ada yang mau jadi cewekku, cariin dong.....🙏🙏🙏🙏

📨 Ih ngapain nyariin, orang aku juga jomblo.

📩 Wadow.....kamu ga lagi menawarkan untuk aku jadiin pacarku kan, tapi kalau memang seriyus boleh sih lumayan.

📨 😣😣😣😣😣

📩 Ga usah malu, ngaku aja

Bila merasa tersudut dengan kalimat yang Edwin kirimkan, ia memilih tidak lagi membalasnya ia takut tersudut lebih dalam lagi.

📩 Marah apa marah nih ceritanya.

Edwin kembali mengirim inbox yang tetap diacuhkan Bila.

Setelah selesai makan siang Edwin memutuskan untuk pergi ke rumah Bila, ia membawa 4 bungkus bakso sebagai buah tangan.

Rumah Bila tampak sepi, ia segera turun dari mobil dan mengetuk pintu dan mengucapkan salam, terdengar balasan dari dalam dan sesaat kemudian pintu dibuka, tetnyata Bila Bila yang membuka pintu. Melihat seseorang yang sangat ia rindukan didepan matanya berdiri sambil tersrnyum dengan manis kebahagian tak mampu ia sembunyikan, rasanya saat itu ia ingin melompat dan memeluk Edwin dengan erat agar bisa melepas semua sesak didadanya, Bila tersadar dari lamunannya ketika Edwin bertanya.

" Ibu sama Zahra ga di rumah bil?" Edwin mengagetkan Bila.

" Ga kak, ibu lagi jemput Zahra terus bantu ayah di pasar" Bila menjawab dengan gugup.

" Kenapa kamu Bil, Seneng banget ketemu aku ya?" Edwin menggoda bila.

Bila memalingkan muka setelah mempersilahkan Edwin duduk ia masuk kedapur untuk membuat minuman, sesaat kemudian ia keluar membawa secangkir teh manis, toples berisi kue kering, dan sepiring kue brownise lalu meletakkannta dimeja.

Sebenarnya Edwin tak kalah bahagia bertemu Bila, yang saat itu terlihat cantik mengenakan kaos pendek dan celana jeans selutut, rambut hitamnya tergerai dan terlihat masih basah, mungkin dia baru saja mandi, kadang Bila memang tidak mengenakan jilbap dirumah apa lagi saat liburan, karena hari liburnya selalu ia habiskan untuk membantu pekerjaan rumah jadi menurutnya terlalu ribet jika harus memakai jilbap.

Bila mempersilahkan Edwin untuk mencicipi makanan yang Bila hidangkan.

" Kak silahkan minumnya, kuenya juga itu Bila yang buat lho".

" Serius" Edwin mengambil sepotong kue brownise dan memakannya dengan lahap " Serius bil ini buatan kamu, enak ".

Bila tersipu mendengar pujian Edwin " kalau enak habisin aja kak, Bila buat banyak kok" bila menjawab dengan semangat.

Edwin mengangguk " Bawa pulang boleh?" Edwin meminta dengan sungguh-sungguh.

Bila tersenyum lalu menganggukan kepala menyetujui keinginan Edwin.

" Oh ya bil....tadi aku beli bakso buat Zahra dan ibu, tapi sayang mereka ga di rumah, nanti tolong diangetin ya" Edwin berbicara sembari memberikan bungkusan pada Bila.

Bila menerimanya dengan canggung lalu mengucakan rerimakasih.

Suasana tiba-tiba menjadi hening, tanpa ada percakapan mereka hannya saling bergantian mencuri pandang satu sama lain.

" Bila....kamu yakin status kamu bukan karena kangen sama aku?" Edwin memecah kesunyian.

" Kak....jangan bahas lagi dong" Bila pucat mendengar pertanyaan Edwin yang mendadak.

" Ok deh...., tapj beneran kamu ga kangen sama aku?" Edwin bertanya sambil mengedipkan matanya.

" Kak Edwin " Bila menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

" Bil....jujur deh, aku......" Edwin tampak berat meneruskan kata-katanya " Bila...aku.....aku suka sama kamu".

Bila mengangkat wajahnya terkejut mendengar pengakuan Edwin, rasa bahagia dan takut berkecamuk dalam hatinya sehingga dadanya berdetak semakin cepat ditambah sensasi kupu-kupu yang kuan liar dalam perutnya, ia tak mampu berkata apapun ini adalah kali pertama seorang laki-laki menyatakan cinta padanya, dan yang lebih membahagiakan lagi ia juga cinta pertama Bila.

" Bil...kamu ga harus jawab hari ini, aku tahu kamu punya janji pada Ayah, aku hormati keputusan kamu apapun jawaban kamu, yang jelas aku akan menunggunya" Edwin duduk mendekati Bila meraih tangannya yang gemetar menggenggam dan mencoba menenangkannya.

Bila masih tak mampu betkata, ia juga tak kuasa menolak perlakuan Edwin, namun dengan genggaman lembut tangan Edwin mampu menenangkan dirinya, beberapa saat berlalu dengan keheningan lagi, selama itu pula Edwin tetap menggenggam tangan bila dan mencium tangan halus bila yang harum, Bila segera melepaskan tangannya tepat setelah Edwin mencium tangannya dengan lembut " Kak, Bila simpan ini dulu" ia masuk membawa bakso pemberian Edwin ke dapur.

Didalam dapur, bila berteriak lirih sambil melompat ia menumpahkan kebahagiaannya, lalu ia bersandar dipintu keluar dapur menuju halaman belakang sambil memandang bunga yang saat itu bermekaran seolah mewakili hatinya.


CREATORS' THOUGHTS
Bubu_Zaza11 Bubu_Zaza11

Ih.....penulis jadi baper lho baca cerita yang dibuat sendiri.

Ditunggu suportnya ya kak biar tambah semangat nulisnya.

happy reading aja ???

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C14
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login