Download App
7.07% Terbelenggu / Chapter 22: Suatu yang berharga.

Chapter 22: Suatu yang berharga.

Aku berjalan di sebuah kegelapan dan terlihat ada sebuah cahaya di ujung mataku. Aku melihat seorang bayi mungil seperti nya bayi laki laki menatap ke arahku dengan wajah bahagia. Aku berjalan mendekatinya dan memeluknya erat seolah dia anak ku tapi tak lama terlihat sosok laki laki dengan jubah putih merampas anak itu dari pelukan ku. Rasanya teramat sakit aku mengejar laki laki itu tapi seperti di telan bumi dia menghilang begitu cepat. Aku menangis dan meronta meminta agar sosok itu mengembalikannya. ( dalam mimpi Ana ).

"Hupmmmmmm !!! ( desis Ana pelan )

Membuka mata ku perlahan dan terlihat beberapa cahaya lampu rumah sakit menerobos membuat mata ku silau.

" Anda sudah bangun !!! ( Tanya seorang suster yang sedang mengecek kondisiku).

Aku menoleh ke arah samping dan melihat Bik Nani dan Adamson Menatap ke arah ku.

" Ana kamu bangun !!! ( Sapa Adamson dengan wajah sayu dan pakaian yang berantakan ).

Aku menoleh ke arah bik Nani memilih mengabaikan Adamson dan bertanya...

" Bik bayi ku ??? ( dengan suara pelan ).

" Nak Ana !!!! Hikssssssss !!! ( memeluk erat Ana ).

" BIK BAYI KU... !!! DIA BAIK BAIK SAJA KAN, Dia kuat kan bik !!! kenapa Bibik menangis !!! ( Ana mulai meronta dan merasakan ketakutan yang amat dalam ).

" Ana maaf kan aku !!! ( sambung Adamson ).

" Anak kita.... tidak bisa di tolong !!! ( menggenggam tangan Ana dan memeluknya).

" Kamu BOHONG !!! DIA KUAT !!! DIA TIDAK MUNGKIN MENINGGALKAN KU !!! Hikssssss !!! katakan kamu BOHONG !!! emmmmmmmmm ( menangis dan memukul tubuh Adamson)

" Maaf kan aku Ana !!! ( lirih ADAMSON).

" Ini semua Karna kau !!! ( menghentikan tangisnya dan memalingkan wajah).

Ana mencabut selang infus dan menuruni tempat tidurnya, berjalan sempoyongan.

" Ana kamu mau kemana ?? keadaan mu masih belum stabil !!! ( Adamson menahan tangan Ana ).

" Lepaskan aku !!! Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi !!!, AKU INGIN PULANG KERUMAH KU . ( menepiskan tangan Adamson).

" Ana jangan seperti ini, istirahat lah disini. Aku akan pergi jika itu Maumu !!! ( sambung Adamson ).

Adamson meninggalkan ruangan dalam keadaan depresi dan tertekan. Sedangkan Ana berlutut dan menekuk kakinya sambil menangis mengingat bayinya sudah tidak lagi ada di rahimnya.

Kediaman Adamson.

Adamson Menatap foto pernikahan mereka dengan tatapan bersalah.

"Entah sejak kapan aku mulai menginginkan mu dan rasanya begitu sakit melihat mu sesakit ini. Jika aku sejahat itu maka aku akan melepaskan mu, agar aku tidak menyakitimu lagi. Tapi Dirga !!!! kau akan lihat apa yang akan kulakukan Karan perbuatan mu. ( mencengkram tangannya dan memukul meja di hadapannya).

Adamson mengambil handphone dan menelpon Asisten nya Rey..

" HALLO Tuan !!! ( jawab Rey ).

" Rey cari tau semua investor dan para penanam saham di perusahaan Pratama !!! Aku tidak mau tau pokoknya besok semua data data mereka ada di mejaku. AKU AKAN MEMBELI SAHAM DI PERUSAHAAN PRATAMA !!! ( Dengan suara keras dan penuh Amarah ).

" Tapi apa hubungannya perusahan fashion dengan perusahan minyak ??? Kenapa tuan ingin membelinya ?? ( Tanya Rey polos ).

" Kau tidak perlu tau Rey yang penting aku ingin perusahan Dirga jatuh ke tangan ku !!! ( jawab ADAMSON dan mematikan telpon ).

" Sepertinya ini tentang masalah pribadi,,, emmmmmm mungkinkan akan Ada perang dunia ke 3 !!! Tapi untuk apa perusahaan kami membeli saham di perusahan minyak. mungkinkah tuan ingin menciptakan design baru " Baju anti minyak !!!" ( dalam hati Rey)

__________________________________

Di rumah sakit.

" Nona tolong makan makanan mu !!! Agar nona cepat pulih !! ( Bujuk bik Nani ).

Tapi seolah bik Nani hanya patung bagi Ana lagi lagi dia mengabaikan bik Nani. Entah sudah berapa orang dia abaikan dan tetap tidak mau makan.

" Aku mau jalan jalan ke taman rumah Sakit aku bosan disini !!!" ( potong Ana dengan tatapan kosong)

Tanpa menunggu bantuan siapapun Ana berdiri dan berjalan keluar ruangan diikuti bik Nani dari belakang.

Entah berapa banyak ruangan yang aku lewati dan mata ku terhenti pada satu ruangan. Ruangan bayi bayi mungil yang baru dilahirkan ke dunia. Mereka terlihat sangat imut dan menggemaskan. Tak terasa air mata ku mulai mengalir membasahi pipiku, Bik Nani yang melihat ku menangis memelukku dan ikut menangis.

" Maaf kan mama nak, mama tak bisa menjagamu dengan baik ... ( rintih Ana dalam hati ).

" Nak Ana sebenarnya bukan hanya nak Ana yang merasa kehilangan, Tuan juga sangat tersiksa. Bahkan dia tidak makan bahkan tidak membersihkan diri selama dua hari hanya untuk menunggu mu bangun nak ...!!, Apapun yang sudah dia perbuat tolong maafkan dia, sebaiknya cari tahu apa sebabnya dia marah hari itu. ( berusaha menenangkan Ana).

"Bik.... Aku tidak pernah tidur dengan lelaki mana pun kecuali Adamson. Tapi dia... !!! kenapa dia tega bik... !!!! ( menatap bik Nani).

" Aku tidak bisa menatap wajahnya bik, hatiku sakit dan benci melihatnya. Aku butuh waktu sendiri bik... ( lirih Ana dan meninggalkan bik Nani ).

Di taman rumah sakit.

"Sayang apakah kamu bahagia bersama nenek dan kakek disana. Kenapa meninggalkan mama nak,....!!!" ( dalam hati menatap ke langit).

Aku tidak tau bagaimana hubungan ku dan Adamson nantinya tapi untuk saat ini aku bahkan tak ingin melihatnya. Jika saja hari itu dia tidak mendorong ku maka hari ini aku tidak akan kehilangan bayiku.

Entah berapa lama aku duduk di taman tak terasa hari mulai gelap, aku kembali ke kamarku dan lagi lagi aku melihat Bik Nani sedang menyajikan makanan. Tapi tetap sama nafsu makan ku sama sekali tidak ada. Aku hanya diam dan naik keranjang tanpa mengatakan apa pun aku memejamkan mataku dan tidur terlelap. Aku merasa sangat letih dan tubuh ku terasa berat mengasapi kenyataan pahit yang tak berujung.

Setelah Ana terlelap.

" Ckelekkkkkkk !! ( suara pintu terbuka pelan ).

" Tuan !!! ( sapa bik Nani yang melihat Adamson memasuki ruangan ).

" Dia sudah tidur bik ??? ( Tanya Adamson pelan ).

" Iya tuan tapi.... seharian dia hanya diam dan tidak mau makan apapun. Sepertinya Nak Ana terlalu sedih dan merasa kehilangan. ( Jawab bik Nani dengan wajah kasian ).

" Bibik pulang lah biarkan aku yang menjaga nya malam ini, Bibik juga perlu istirahat. Lagi pula aku hanya bisa melihatnya saat dia tertidur !!!" ( Adamson berjalan mendekati ranjang Ana ).

" Baiklah tuan... !!! aku berharap Tuan dan Nak Ana bisa saling memaafkan, semoga Nak Ana bisa memaafkan Tuan.. ( jawab bik Nani sambil melangkah meninggalkan ruangan ).

Adamson Menatap ke arah makanan yang disajikan di meja.

" Maaf aku membuatmu banyak menderita Ana !!!" ( mengelus kepala Ana dan mengecup keningnya).

Adamson tidur di sebelah Ana dan memeluk nya erat. Selama 3 hari Adamson datang tanpa diketahui Ana dan sebelum matahari terbit Adamson sudah meninggal kan kamar Ana.

Lain hal nya dengan Ana, bahkan sampai hari ini dia masih berfikir Adamson tidak datang menjenguknya. Ana masih sulit untuk di suruh makan dan sering kali melamun bahkan saat Bibik berbicara, Ana sering tak mendengarkan nya.

Hari hari Ana seolah kembali hitam tanpa cahaya. Dalam hatinya hanya ada kesunyian dan kesendirian, Setiap hal yang berharga di hidupnya selalu direnggut darinya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C22
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login