Setelah seminggu kepergianku meninggalkan Adamson saat ini aku berada di Australia mengunjungi nenekku sebelum pergi ke kota Geraldton.
Di rumah sakit.
Aku memilih menghindari william, kali ini aku tidak ingin siapapun mengetahui keberadaan ku. Diam diam aku masuk keruangan nenek. Aku menatap ke arah nenek yang terbujur di atas tempat tidur. Wanita yang selalu memberiku semangat, selalu memberiku cinta dan kekuatan, saat ini bahkan aku tidak bisa melakukan apapun untuknya.
" Nek !!!! Maafkan aku ... karna tidak bisa menjaga mu dengan baik ! Tapi aku berjanji setelah semua keadaan membaik kita akan kembali bersama lagi ! Nenek aku mohon cepat lah sadar aku ingin menceritakan segalanya padamu. Bahkan hari ini aku memilih meninggalkan laki laki yang aku cintai dan tak ada satupun orang yang tau perasaan ku, sesakit apa aku, serapuh apa hatiku. Hanya nenek satu satunya yang mengerti aku !!! ( Kata Ana sembari menatap dan menggenggam erat tangan nenek ).
Tak berapa lama seorang suster memasuki ruangan untuk mengecek kesehatan nenek. Sesaat dia terpaku melihatku tapi tetap berusaha menghilangkan kecaggungan.
" Bukankah anda pacar Dr. William ? ( Tanya suster sambil membenarkan tekanan botol infus )
" Bebbbb...bu...kan..... Aku hanya temannya ! ( Jawab Ana )
" Emmmmm Suster !!! Bolehkah aku minta bantuanmu ? ( tanya Ana )
" Ya nyonya apa yang bisa saya lakukan !!! ( Kata suster antusias ).
" Tolong jangan katakan pada William hari ini aku datang mengunjungi nenek ku, dan lagi aku mohon padamu jika terjadi sesuatu pada nenek tolong segera hubungi aku. ( Dengan muka memelas ).
" Baiklah nyonya !!! Tapi sepertinya akan lebih baik jika nyonya meninggalkan ruangan ini Sekarang, Karna sebentar lagi waktunya Dr. William mengecek keadaan nenek. ( Kata suster yang melirik ke arah jam tangannya ).
Setelah mendengar perkataan dari suster sesegera mungkin aku meninggalkan rumah sakit menuju kota Geraldton. Aku memilih tinggal di Geraldton dengan suasana pantai yang indah. Kota Geraldton terkenal dengan kesunyiannya saat malam hari dan penduduknya tidak terlalu ramai, Dan itu akan baik untuk aku tinggali sementara waktu.
Bandara Geraldton
Aku berjalan melewati sekumpulan orang dengan satu tas koper besar berasama ku, saat di perjalanan aku banyak bertanya tentang rumah sewa yang murah di daerah pantai. Saat sedang berjalan memasuki taksi yang baru saja aku panggil tiba tiba saja ada seseorang pria tampan tinggi putih dengan mata berwarna biru membuat siapapun yang melihat nya tak akan berhenti menatap. Lelaki tersebut masuk kedalam taksi tanpa bertanya dan memikirkan perasaan ku. Tapi tetap saja aku tidak ingin mengalah kepada laki laki yang lancang ini.
" HEIII WHAT ARE YOU DOING ? I THINK I'M THE ONE WHOSE CALLING THIS TAXI !!! ( bentak Ana dengan wajah tidak senang).
Seolah tidak mau terlalu lama berdebat dengan Ana, lelaki tersebut hanya mengabaikan pertanyaan Ana tersebut .
" Sir !!! Drop me to Manathan Villa's Please !!! ( Sambil memberikan 500 dolar ke arah Supir taxi ).
" Dan kau sebaiknya duduk saja dengan tenang setelah supir ini mengantar ku maka aku akan memerintahkannya mengantar mu ke kediaman mu !!! ( Sambung lelaki tersebut sambil meraba perutnya dengan wajah seolah menahan sakit ).
Aku sedikit terkejut mendengar dia bisa berbahasa indonesia, Awalnya aku berfikir dia adalah seorang turis ketika melihat pakaiannya yang sedikit berantakan.
Tak tau mengapa aku seolah tak bisa menolak permintaan laki laki asing ini. Akhirnya kami memutuskan untuk pergi mengantarkannya terlebih dahulu. Sepanjang perjalanan kami hanya diam tanpa berkata sepatah kata pun. Suasana canggung menyelimuti kami. Dan aku berusaha menatap dan melirik ke arah pria yang ada di sampingku. Aku melihat wajahnya semakin pucat dia seperti sedang menahan rasa sakit .Tapi aku sama sekali tidak berani menanyakannya. Tiba tiba saja tubuhnya jatuh ke arah ku dengan posisi kepala tepat di atas bahuku. Dengan cepat aku mendorong nya dan tak sengaja baju kemeja putih yang dia gunakan terangkat hingga menampakkan percikan darah yang mulai mengalir. Aku menoleh ke arah pria tersebut,
" Aku akan membawamu ke rumah sakit !!! (Kata Ana sambil mulai menahan tubuh pria tersebut )
" Tidak !!! Jangan !!! aku tidak suka rumah sakit bawa aku pulang, Aku punya dokter pribadi dan mereka akan menangani ku dengan baik. ( Kata lelaki tersebut sambil menahan rasa sakit ).
Mendengar perkataan lelaki tersebut aku berusaha memahami kondisi yang saat ini dia hadapi aku menopang tubuhnya memasuki apartemen mewah yang mungkin hanya di huni oleh kalangan konglomerat saja. Beberapa kali tubuh laki laki tersebut serasa ingin jatuh tapi dengan cepat aku menahannya. Aku meminta beberapa satpam yang berjaga jaga agar menolong ku membawa lelaki ini dan koperku ke dalam apartemen nya.
Sesampainya di apartemen aku meletakkannya di atas tempat tidur. melihat darah yang semakin membasahi baju nya membuatku panik dan gemetaran hebat.
" Apa yang terjadi ?, Siapa yang membuatmu seperti ini ? ( Tanyaku panik ).
" Sebaiknya ahkkk tanyakan itu nanti !!! kau lihat handphone yang disana !!! ( Menunjuk ke arah meja ), Tolong panggilkan dokter Alex untukku !! ( Kata laki laki tersebut ).
Dengan cepat aku berlari dan mengambil handphone dan menelpon dokter Alex.
" HALLO Dokter Alex !!!( Sapa Ana dalam bahasa Inggris ).
" Yes.... siapa ini !!! bukankah ini .... ( Belum sempat menjawab Ana memotong ).
" Tolong cepat kemari pemilik handphone ini cidera parah kami sedang berada di apartemen nya. !!! ( Kata Ana dengan cepat ).
" Apa .... Steven apa yang terjadi pada Steven ?? ( Tanya dokter panik ).
" seperti nya ada seseorang yang menusuk perutnya, Darahnya sangat banyak !!! Aku....aku..... aku sangat takut !!! ( Kata Ana gemetaran ).
" Baiklah dengarkan aku aku akan sampai 20 menit lagi, jadi sebelum itu segera hentikan pendarahan di perutnya, tolong lepaskan bajunya dan tahan menggunakan tanganmu !!! ( jawab Dokter ).
" Tapi tapi..... aku tidak bisa ( Kata Ana ragu mengingat dia belum sepenuhnya sembuh dari fobianya akan darah ).
" APA KAU MAU DIA MATI !!! ( Bentak Dokter Alex ).
" Cepat lakukan aku akan berusaha sampai lebih awal !!! ( Kata dokter Alex sambil mematikan telpon ).
Aku berjalan gemetaran mendekati laki laki yang saat ini menatapku dengan wajah pucat nya.
" Maafkan aku !! Dokter menyuruh ku membuka baju mu dan menahan darah yang terus mengalir. ( Kata Ana dengan suara ketakutan ).
Perlahan aku membuka kancing bajunya dan dia menatap ku sangat dalam. Tatapannya membuatku sedikit terganggu dan dengan cepat aku menyelesaikan nya. Setelah membuka bajunya Aku mengambil Handuk kecil dan menekan pelan ke bekas tusukan yang terus mengeluarkan darah. Aku melihat ekspresi laki laki itu seolah menahan sakit dan tiba tiba saja tanganku yang berada di atas perutnya ia genggam dengan erat. Aku hanya membiarkan nya karna mengerti saat ini keadaan yang ia hadapi tidaklah mudah. Aku berkeringat tubuhku mulai menggigil melihat darah yang begitu banyak. Aroma nya membuat ku pusing dan gemetaran semakin kuat. Aku sangat Fobia akan aroma darah memori ku seolah membawa ku kembali ke masa di mana keluarga ku harus mati saat kecelakaan terjadi.
Kepala ku pusing dan aku mulai terbaring tak sadarkan diri tepat di sebelah Steven.