Download App

Chapter 2: Bab 1 : Sebuah Hadiah

Sesampainya ia di rumah, Rian bergegas mengganti pakaian yang dipakainya. Lalu ia menuju ke ruang makan untuk menyantap makanan yang baru dibuat ibunya .

Setelah jam menunjukkan pukul sembilan malam. Rian langsung menuju ke kamar nya dan bergegas untuk istirahat karena ia sudah sangat lelah.

Keesokan harinya..

Ketika jam telah menunjukan pukul delapan pagi, Rian bergegas untuk mengganti pakaiannya dan merapikan kamarnya. Lalu Rian menuju ruang makan untuk menyantap sarapan yang telah dibuat oleh ibunya.

Ketika Rian sedang menyantap makanannya, ia melihat ada surat yang terletak di meja.

"Mungkin ini surat dari ibu, tetapi ibu di mana ?" Kata Rian bingung.

Karena rasa penasaran Rian yang kuat, akhirnya Rian pun membuka dan membaca surat itu.

Di surat itu tertulis sebuah undangan dari saudaranya yang mengundang Rian dan orang tuanya ke rumahnya untuk ikut merayakan ulang tahun saudaranya.

Ketika dia mengetahui bahwa saudaranya yang berulang tahun , dia langsung melihat tanggal ulang tahun saudaranya yang tertera di surat tersebut .

"Tanggal 22!!! Itu kan hari ini, aku harus cepat ke rumah saudaraku Gema! Pasti ibu dan ayah sudah di sana!" kata Rian dengan kaget.

Setelah itu Rian segera mengambil Tas nya. Di tas tersebut terdapat sebuah hadiah yang sudah dibungkus ibunya ketika Rian tertidur.

Lalu dia bergegas turun ke bawah dan mengambil sepedanya. Sepeda itu berwarna biru dan sudah tua, tetapi apa daya? Dia hanya bisa menggunakan sepeda itu untuk ke rumah saudaranya itu.

Di tengah jalan, ketika dia sedang asyik mengendarai sepeda, dia melihat seorang pria yang sudah terlihat renta, pria tersebut sedang berusaha mengambil sesuatu di atas pohon.

Lalu Rian berfikir kalau dia membantu pria tersebut dia akan telat untuk menghadiri pesta ulang tahun saudaranya itu. Tetapi dari hati terdalam nya Dia kasihan dengan pria tersebut.

Lalu Rian memarkirkan sepedanya dan menuju ke pria tersebut,

"Pak ada yang bisa saya bantu?" Kata Rian dengan tenang

Lalu pria tersebut menjawab "iya dek, Saya ingin mengambil buah yang ada di pohon itu, tetapi saya tidak sampai"

"Baiklah pak, saya akan ambilkan untuk bapak" kata Rian.

"Terima kasih ya dek" kata pria tersebut.

"Iya pak" Kata Rian ragu karena Dia sudah telat ke rumah saudaranya itu.

2 menit kemudian...

"Ini pak" kata Rian dengan bangga karena telah menolong bapak tersebut.

"Terima kasih, ini untuk mu, ini tanda terimah kasih dari bapak" kata bapak tersebut sambil memberikan sebuah gelang kayu yang masih terlihat bagus.

"Terima kasih pak, saya sudah telat menghadiri pesta saudara saya pak, saya pergi dulu ya" kata Rian dengan takut saudaranya kecewa.

Lalu Rian melanjutkan perjalanannya ke rumah saudaranya yang betulang tahun itu.

Sesampainya dia di rumah saudaranya itu, dia bergegas masuk kerumah Gema saudaranya . Ternyata tidak teralu ramai, di sana hanya ada Gema dan orang tua nya serta orang tua Rian.

"maaf ya , aku telat" kata Rian.

"Tidak kok, tidak apa-apa" kata Gema.

2 Jam berlalu...

Akhirnya saat nya pembukaan kado, Gema mulai membuka satu persatu.

Lalu Rian teringat bahwa dia belum memberikan kado ke Gema.

"Emm... Gem, maaf ya aku lupa memberikanmu kado" kata Rian dengan rasa sedikit malu dan takut.

"Tidak apa-apa kok, Tenang saja" kata Gema dengan sedikit kecewa

Lalu ibunya Rian berkata "Rian, coba buka tas mu itu."

"Baiklah, bu" Kata Rian sambil membuka tasnya.

Lalu Rian melihat ada sebuah kado di dalam tas nya, lalu dia langsung memberikannya kepada Gema.

Gema yang memendam rasa kecewa berubah menjadi senang ketika Rian memberikan kado tersebut itu kepada nya.

Setelah semua kado selesai dibuka..

"Duaarrrrrrr" suara petir yang mulai menyambar - nyambar yang membuat keluarga Rian terpaksa menginap di rumah Gema.

"Tik..Tik..Tik.." suara hujan mulai terdengar deras, seketika itu gelap gulita mulai memenuhi rumah tersebut.

Terpaksa Rian dan Gema harus mencari Senter untuk menerangi ruangan karena hanya mereka berdua yang masih belum tidur.

Keluarga Gema hanya memiliki satu senter dan senter tersebut terletak di kamar orangtua Gema. Oleh sebab itu mereka harus pergi menuju kamar orangtua Gema.

Gema mulai membuka pintu kamarnya dan menuju ke kamar orangtua nya, sedangkan Rian menunggu Gema di kamar Gema.

Rian pun hanya bersandar pada Headboard dari tempat tidur nya dan tidak melakukan apapun. Akhirnya Rian mulai melihat sekelilingnya, dia hanya dapat melihat sekelilingnya ketika cahaya dari sambaran petir menerangi ruangan tersebut.

Karena Gema tidak menutup pintu hingga Rian dapat melihat guci yang sudah tua yang terletak di ruang tamu.

Guci tersebut sudah terlihat rapuh, mungkin semut saja bisa memecahkannya. 

Rian mulai melihat ke guci itu lalu dia melihat ada bayangan yang masuk ke dalam guci tersebut. Rian berfikir mungkin itu hanya Perspektif dari bayangan Gema yang mungkin lewat di depan guci tersebut.

Tapi.....

Gema masih belum kunjung masuk ke kamar padahal jarak dari ruang tamu ke kamar sangat dekat, Harusnya Gema sudah memasuki kamarnya.

"Kalau begitu siapa?" Kata Rian

Sementara itu terdengarlah jeritan seseorang yang sedang kesakitan dari arah dapur. Letak dapur berada di sebelah toilet dan berada di samping ruang tamu jadi segala benda yang didapur dapat dilihat dengan jelas dari ruang tamu.

Rian pun memberanikan diri ke ruang tamu untuk melihat asal suara jeritan tersebut . Ternyata itu suara Gema yang sedang kesakitan di dapur. Rian pun bergegas menuju dapur untuk membantu Gema

"Gem kamu kenapa!?" Kata Rian dengan wajah yang bingung.

"Tadi aku... Arggg.. ingin mengambil minuman untuk kita sehabis mengambil senter ternyata ketika aku ingin meraih gelas d iatas aku tergelincir" Kata Gema sambil menahan sakit.

Rian tidak memperdulikan mengapa Gema tergelincir. Rian langsung mengangkat Gema ke kamar mereka, lalu seketika itu juga lampu kembali menyala.

Rian pun bergegas memanggil orang tua Gema.

"Om.... Tante...Tolong..."

"Ada apa Rian?" Kata orang tua Gema dengan panik.

"I-itu om,tante, Gema jatuh!" Kata Rian dengan sedikit takut.

"Apa? Om dan tante akan ke kamar Gema kamu segera panggil kedua orang tuamu" kata ibu Gema dengan panik.

Rian langsung menuju kamar orang tuanya dan langsung memanggil kedua orang tuanya

"Ibu....ayah.....bangun....!!"

"Ada apa Rian?!" Kata ayah Rian.

"Gem...Gema...jatuh" kata Rian dengan masih memendam rasa takut.

"Ayo sekarang kita ke kamar Gema!" Kata ayah Rian panik.

Setelah orang tua Rian mendatangi Gema, orang tua Rian pun bertanya mengapa Gema bisa terjatuh, lalu Gema berkata...

"Tadi sehabis aku mengambil senter dari kamar ibu, aku langsung menuju dapur untuk menyiapkan minuman untuk ku dan Rian, tetapi ketika aku ingin meraih gelas di rak paling atas, tiba - tiba aku tergelincir karena terpeleset, aku seperti menginjak bola-bola kecil atau seperti manik- manik seperti yang biasa digunakan untuk gelang" kata Gema sambil menahan sakit.

lalu Rian berkata dengan suara pelan "apakah ini karena gelang yang diberikan kakek itu? atau ada hubungan nya dengan bayangan yang kulihat itu? ahh mungkin ini cuma perasaanku saja"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login