Download App

Chapter 19: Kenapa terus mengacuhkanku

Terakhir kali Dokter Evan bertemu dengan Diandra ditempat mereka sarapan,sesungguhnya bukanlah suatu kebetulan.Itu semua adalah karena dokter Evan menguntit Diandra.Sebenarnya alasan dokter Evan begitu tertarik pada Diabdra bukanlah karena rupa Diandra yang cantik dan tempramennya yang dingin.Dokter Evan memiliki alasan yang lebih dari itu.Dokter Evan membuka dompetnya mengeluarkan selembar foto lama,didalam foto tersebut ada gambar seorang wanita muda yang cantik dan berparas lembut,yaa wanita ini alasan dokter Evan begitu penasaran dengan Diandra,mereka sangat mirip meski dengan aura kecantikan yang berbeda."Siapa kamu sebenarnya...dan apa hubunganmu dengannya".Dokter Evan bergumam saat memandangi foto wanita tersebut".

Sesungguhnya foto tersebut adalah milik papanya,dia mencuri salah satu foto milik papanya.Papanya memiliki sebuah ruangan mirip studio dan dihampir seluruh dindingnya terpajang foto wanita ini,dan bukan itu saja papanya juga memiliki beberapa album foto yang hampir semuanya berisi foto wanita tersebut.Dokter Evan ragu jika itu adalah pacar papanya dimasa muda,karena semua foto diambil secara candid.Apakah papanya memiliki cinta sepihak dimasa lalu,dokter Evan pun belum bisa mengerti itu.

Hingga kini papanya menduda,setelah menduda Papanya sempat menikah lagi saat usia dokter Evan lima belas tahun dan dari pernikahan tersebut ayahnya mendapatkan seorang putri yang usianya kini baru enam tahun.Adik tiri dokter Evan bernama riliana,papanya bercerai lagi pada saat riliana masih berumur dua tahun.Secara kebetulan dokter Evan dan adiknya tidak pernah mengetahui sosok ibu mereka,karena saat kedua wanita yang menjadi istri dari papanya tidak pernah muncul untuk menjenguk.dokter Evan dan rili juga tidak memiliki foto ibu mereka.Oleh karena kesamaan nasib tersebut,dokter Evan sangat mencintai rili adiknya,dalam hidupnya rili adalah yang terpenting.

Karena hal hal tersebut dokter Evan sangat penasaran dengan Diandra,karena papanya yang tidak pernah menyimpan satu foto wanita pun,justru memiliki foto wanita ini dengan jumlah yang fantastis.

Setelah puas memandangi foto wanita itu,sambil dia memikirkan Diandra dokter Evan pergi menuju apartemen Diandra,dia berniat menguntit seperti sebelumnya.Yaa kali ini dia memiliki banyak waktu karena om burhan sudah kembali praktek dan dokter Evan belum memutuskan untuk membuka praktek sendiri.Sebenarnya dokter burhan bukanlah om kandung Evan karena papanya adalah anak tunggal dan hanya memiliki seorang sepupu laki laki.

Dokter Burhan adalah sahabat dari papanya sekaligus ayah dari sahabatnya sendiri,namun anaknya dokter Burhan sudah meninggal karena kecelakaan.Oleh sebab itulah dokter Evan makin dekat dengan dokter burhan,bahkan kedekatan mereka melebihi kedekatan dokter Evan dengan papanya sendiri.

hampir satu jam dokter Evan menunggu diarea parkir apartemen Diandra,namun Diandra belum juga muncul.Namun saat dokter Evan hendak menyerah dan pergi tiba tiba dokter Evan melihat Diandra datang.Namun dia tidak datang dari arah apartemen,Diandra justru baru datang dan hendak masuk ke loby apartemennya.

Dokter Evan tidak bisa menahan diri,dia langsung melangkah keluar tergesa dan mencoba mendahului langkah Diandra.Namun dia tetap tidak bisa mendahuluinya karena Diandra melangkah didepannya dan terlihat sangat terburu buru.Namun sepertinya dokter Evan sedang beruntung,tanpa sengaja Diandra limbung kehilangan keseimbangan dan menjatuhkan barang barang bawaannya.

Ternyata Diandra terlalu tergesa dan membuat hak sepatunya slip hingga patah.Dokter Evan terlihat khawatir,tanpa pikir panjang dia langsung menghampiri Diandra dan membantu memungut barang barang yang terjatuh.Saat dokter Evan selesai dan berbalik kearah Diandra,dokter Evan makin khawatir,Diandra tidak bereaksi,dia sama sekali tidak bangun,dia hanya terduduk menahan sakit sambil menggigit bibirnya dan meringis.

"Apa kau sakit?" dokter Evan bertanya penuh kekhawatiran,namun Diandra tidak merespon,Dia hanya memandang sekilas kearah dokter Evan,meraih barang barangnya kembali,dan berusaha bangun.Ketika dokter Evan mencoba membantunya Diandra tidak mengacuhkannya,justru dia menyembunyikan rasa sakitnya lalu bangun dan berucap "terima kasih" dan berlalu begitu saja.

Dokter Evan yakin pasti kaki gadis itu terkilir,dia hanya bisa memandang Diandra yang berusaha memaksakan diri untuk berjalan.Namun hatinya terasa sakit melihat pemandangan itu,dengan mengumpulkan keberanian dia bertanya pada Diandra yang sudah hampir berlalu pergi."mengapa mengacuhkanku" Diandra menoleh dan menjawab dengan dengan dingin " aku tak mengenalmu"."Kau sungguh gadis yang sangat pendendam hingga membuatmu tidak mau mengakui mengenalku". "Aku bukan orang yang seperti itu hanya saja kamu bukanlah orang yang penting".Dokter Evan terhenyak mendengar kata kata Diandra yang begitu dingin,ada rasa sakit hati yang menyeruak namun rasa khawatirnya terhadap Diandra melebihi apapun.Dokter Evan menghampiri Diandra yang sedang menunggu dideoan lift,tepat saat pintu lift terbuka dokter Evan secara tiba tiba menggendong Diandra dan membawanya masuk kedalam lift.

Diandra meronta dan berteriak "turunkan aku" "aku akan menurunkanmu saat kita tiba diapartemenmu nanti" Dokter Evan menjawab dengan dingin.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C19
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login