Download App

Chapter 40: Lelang Dansa Pasangan (5)

Kenapa dia mengatakan hal sekejam itu?

"Jaga mulutmu, Toshio-san!" amarah mulai mendidih di dadanya, gejala phobianya langsung surut seperti air laut.

"Oh... masih mau membela diri? Wanita seharga seratus juta dollar. Apa itu sebutan barumu sekarang? Apa ini sudah kau rencanakan? Tak bisa menarik perhatianku, jadi lelaki tajir lain tak masalah? Tiba-tiba saja mengenal pria asing sampai nama depanmu dipanggil dengan entengnya. Dia pula melelangmu dengan harga mencekik leher. Bangga, ya, sekarang?" berikutnya, Wataru menyentuh pipi Misaki, tatapan seolah penuh cinta (demi menunjang akting tentunya), tapi senyumnya terlihat merendahkan di mata sang lawan dansa.

Belum cukup hinaan itu, ia pun melanjutkan, bibirnya menyentuh sebelah kening Misaki. "Norak. Dasar murahan."

Tubuh Misaki berhenti bergerak. Tatapan mata nanar. Mulut terkunci hebat.

Apa salahnya sekarang? Bisa tidak, sih, mulutnya dijaga?

KASAR SEKALI LELAKI INI! umpatnya membatin.

Air mata Sadako mini market itu nyaris merebak, Wataru menyadari hal ini.

Ia tersenyum puas licik sekali, lalu menyentak keras tubuh Misaki, berputar bersamaan beberapa kali.

"Rupanya lima ratus juta yen tidak memuaskanmu. Kini kau ingin memanjat ranjang pria lain? Kau ini wanita serigala berbulu domba, ya? Diam-diam menghanyutkan. Licik. Mengerikan sekali."

Tak tahan lagi mendengar ini, Misaki sengaja menginjak kakinya.

Sekilas, ekspresi wajah Wataru tampak meringis kesakitan, tapi sukses ditahan. Samar-samar, sudut bibirnya berkedut kesal.

"Mau cari gara-gara, ya?" ancamnya pelan, sebelah sisi kepalanya didekatkan pada sisi kepala Misaki.

"Siapa, ya, yang cari gara-gara?!" suara Misaki bergetar menahan amarah.

Jika bukan karena akting di depan publik, sudah pasti ia menendang tulang keringnya dan menampar wajah tampan angkuh nan dingin lelaki bej*t itu!

Wataru kembali memutar Misaki, berkata sok romantis, kata-kata menusuk kalbu.

"Aku bayar dua ratus juta dollar, tapi kau jadi budakku di atas ranjang. Bagaimana? Tak usah malu-malu, sok susah didapat. Tunjukkan saja sifat aslimu," Wataru menggigit sedikit daun telinga Misaki hingga perempuan itu mulai berontak, sayangnya, kekuatan lelaki itu sangat luar biasa menahannya. Ia menjadi boneka tali pada genggaman lelaki itu seutuhnya.

PENGHINAAN! geram Misaki dalam hati, darahnya mendidih!

Misaki tak bisa membalasnya secara langsung, jadi ia pun nekat mengikuti permainan lelaki itu.

"Toshio-san. Jangan-jangan kau yang amnesia, ya? Ingat tidak kau alergi pada tipe sepertiku?"

Misaki tersenyum ramah, setengah mengejek.

Hal ini sukses mengusik ketenangan hati lelaki itu.

"Hooo... Aku memang alergi pada tipe sepertimu, tapi jika dilihat-lihat sekarang, kau yang palsu dari ujung kaki sampai kepala ini, boleh juga diajak main. Mungkin aku bisa berubah pikiran sedikit."

"Cukup!" pekiknya tertahan.

"Kenapa? Aku penasaran seperti apa kau di atas ranjang, apakah seperti hantu jepang yang merangkak mengerikan? Atau seperti ratu menawan yang menggoda? Mungkin kau bisa jadi teman sek-"

Mata Misaki terbelalak, ia tak mau mendengar hal menjijikan itu lebih jauh. Tangannya ditarik sekeras mungkin untuk menamparnya, tapi lelaki itu sungguh kuat!

"KAU!" perempuan itu menggertakkan gigi dan melotot tajam.

Wataru menariknya ke dalam pelukannya, mengelus lembut rambut Misaki yang wangi. "Jangan lupa kontrakmu. Aku memang tak boleh menyentuhmu selain keperluan akting, tapi tak disebutkan aku tak boleh sedikit bermain-main untuk membuatku senang. Buuu. daaak."

Misaki tercengang.

DASAR PRIA LICIK! serunya penuh amarah dalam dada.

Musik pun berhenti, ditutup oleh senyum menawan Wataru ke arah hadirin.

Sorakan tepuk tangan melambung tinggi ke udara. Dansa itu selesai dengan kekaguman dari banyak pasang mata.

Bisik-bisik bahwa mereka adalah pasangan dari langit kini menyebar bagaikan virus tak terkendali.

Ishikawa melihat ini tersenyum sesaat, lalu terlihat serius.

Kumato menghampiri mereka berdua untuk berbincang sedikit, sangat antusias khususnya pada Misaki.

Sakitnya hati Misaki saat ini, apalagi mesti berakting dengan mode Akabane Merry. Rasanya ia bisa ambruk sewaktu-waktu dengan beban mental yang diberikan oleh Wataru sebelumnya.

Apa sebegitu buruk pandangan lelaki itu padanya?

Ishikawa memberi sedikit penjelasan mengenai kejadian di lantai dansa, bahwa siapa pun yang berada di posisinya pasti tak ingin menyia-nyiakan berdansa dengan wanita secantik Akabane Merry. Kemudian sungguh-sungguh minta maaf pada sang tunangan .

Dan ini ditelan mentah-mentah oleh banyak pria yang sesungguhnya tergiur ingin memenangkan lelang. Sebagian para tamu perempuan mendengar ini kesal bercampur jijik.

***

Di area tangga darurat tak jauh dari ballroom.

Mata mereka berdua saling memancarkan rasa benci satu sama lain.

Wataru melakukan kabedon pada Misaki.

"Mau apa kau sekarang?" Misaki menggigit bibir bawahnya.

Lelaki itu mengernyitkan kening melihat aksi itu.

"Tidur denganku malam ini."

DEG!

"KAU GILA, YA? SALAH MAKAN?" Misaki berteriak tertahan, amarah bergejolak hebat di dadanya.

HINA SEKALI LELAKI INI!

Tangan kanan Wataru menutup mulut Misaki, tapi perempuan itu menggigitnya.

"KAU!" Wataru tak melepas gigitan Misaki, wajahnya meringis menahan sakit.

"Kenapa? Kau hanya mau tidur dengan pria yang membelimu seratus juta dollar? Atau takut dengan kontrak kita?"

Misaki tak membalas, ia semakin kuat menggigit tepian tangan Wataru. Matanya memicing tajam.

"Kau ini benar-benar hewan liar, ya?" sebelah keningnya terangkat.

"Aku bukan perempuan seperti itu." gigitannya dilepas, meludah ke kanan.

Wataru mengamati bekas gigitan yang cukup dalam. Ekspresinya muram.

"Bukan perempuan seperti itu, tapi menerima pertolongan lelaki asing dengan cara yang luar biasa?!" pandangannya menyapu Misaki dari ujung kaki hingga kepala.

"Ini terpaksa!"

"Oh, ya? Terpaksa? Terpaksa bagaimana?"

Misaki membuang muka, kesal.

Kening Wataru bertaut, tangannya meraih dagu Misaki dengan kasar. "LIHAT AKU!"

DEG!

Jantung Misaki sepertinya bakal copot kalau begini terus oleh perlakuan lelaki bej*t itu!

Ia pun meliriknya takut-takut melalui sudut mata.

"Kan, sudah kubilang aku ada masalah tadi, makanya dengar kalau orang sedang bicara! Uesugi-san juga sudah menjelaskannya di panggung. Apa lagi maumu? Berhenti mempermainkan orang lain!" Misaki memegang kuat tas genggamnya.

"Kau pikir aku bodoh? Semua itu bisa dikarangnya. Berani sekali dia bersikap sok romantis pada tunangan orang lain di depan umum. Kau bersekongkol, ya, mempermalukanku?" matanya menyipit curiga, jemarinya mencengkeram kuat dagu Misaki.

"Wuah. Apa ini? Setelah amnesia, rupanya kau jago mengkhayal juga, ya?" ledek Misaki.

"MISAKI!" bentaknya, ia memajukan wajah Misaki, dan perempuan itu memalingkan wajah kuat-kuat, menutup mata.

Kesal melihat itu, ia menaikkan poninya untuk melihat wajahnya secara menyeluruh.

Wataru tertegun.

Ada bekas luka di dahi perempuan itu. Kenapa ia baru sadar? Poninya cukup tebal dan hitam hingga menyamarkan dua plester kecil transparan di atas keningnya.

"Kau benar jatuh di toilet?" suaranya berubah prihatin.

"Aku sudah bilang, kan!" koarnya galak.

"Sungguh?" sebelah keningnya berkerut.

"Kau tidak percaya lagi, itu urusanmu!"

"Bagaimana kau jatuh?"

"Apa perlu aku menceritakan semuanya dan ujung-ujungnya kau tak percaya juga? Sia-sia aku jelaskan!"

"CEPAT KATAKAN!" telapak tangannya dipukulkan ke dinding, membuat Misaki terkejut bukan main.

"DASAR TIRAN!"

"Cepat jawab sebelum kesabaranku habis! Katakan yang sebenarnya!"

Mereka berdua cukup lama terdiam, mata saling memandang tajam.

Suasana tegang itu dipecah oleh getaran ponsel Misaki. Ia sempat mengisi ulang ponselnya sejenak sewaktu dirias dengan bantuan salah seorang asisten Jane yang serba lengkap.

Misaki hendak mengangkat telepon, tapi Wataru menahannya.

"Jawab dulu!" paksanya.

Misaki menggertakkan gigi, mendorong lelaki itu yang kini tengah lengah. "Lepaskan!"

[ Mama is calling....]

Kedua bola mata Misaki membesar.

Hah?

Ponsel mamanya, kan, dicuri orang? Kenapa bisa nomor ini muncul? Atau jangan-jangan mamanya ceroboh lagi seperti biasa? Apakah mamanya juga menelepon sebelumnya? Misaki tak sempat mengecek ponsel sejak diaktifkan.

"Siapa? Pria kaya lain lagi?" sindirnya.

Misaki melempar tatapan segalak anak kucing selagi memunggungi lelaki itu.

"Halo, mama?"

Wataru terdiam, memperbaiki posisi berdirinya.

"Baik. Aku mengerti."

"Kenapa? Ada apa?" tanyanya penasaran.

Misaki tak langsung menjawab. Kedua bahu perempuan itu lemas.

"Aku pulang duluan. Lewat sini tidak akan menarik perhatian, kan?" ia berbalik

meninggalkan Wataru tanpa memandangnya sedikit pun.

Wataru merasa aneh, ia menangkap cepat pergelangan Misaki. "Ada apa?"

"LEPAS!"

Kekuatannya membuat lelaki itu kaget.

Saking kuatnya, gelang yang dipakainya menyakiti pergelangan Misaki sendiri.

"Kau mau kemana? Aku antar!"

Misaki berdiri tertunduk, tak berbalik sedikitpun.

"Jangan ikut campur urusan pribadi masing-masing. Tolong ingat itu!" katanya dingin dan tegas.

Ini membuat Wataru kehilangan kata-kata.

Misaki berjalan menuruni tangga, kakinya nyaris kehilangan pijakan, tangannya berpegang kuat pada railing menahan beban tubuhnya. Wataru hendak membantunya, tapi kakinya entah kenapa tertahan di sana.

Tatapan lelaki itu hanya mengikuti sosok Misaki hingga lenyap dari pandangan.

Rahangnya mengeras, sorot matanya tajam.

***

Sesampainya di bawah, Misaki menabrak bahu seseorang.

"Maafkan saya." katanya singkat, ia menatap lelaki itu sejenak, wajahnya lebih manis dari Eikichi dan sedikit angkuh. Ia pun membungkuk cepat sebelum berlari-lari kecil menuju jalan raya.

Sosok yang ditabraknya itu terkejut cukup lama. Matanya terpaut kuat pada punggung Misaki.

"Heee.... Misaki-chan? Lagi? Apa-apaan dandanannya itu?" suara manis lelaki itu terdengar bingung, sebelah kakinya berlutut, memungut sebuah gelang berlian.

Senyum licik menghiasi bibirnya, lalu berdiri.

"Ne, ne, neee.... Misaki-chan~ Misaki-chan~" ujarnya setengah sinting, setengah menahan tawa. Kepalanya mendongak miring, jemari kanannya menutupi sebelah wajahnya. Lagi, setengah sinting dan riang, ia berkata, "sejak kapan kau jadi nakal begini?"

Ia pun menghirup gelang berlian yang masih menyisakan wangi sabun Misaki, terlihat penuh rasa yang mendamba. Kemudian, memasukkan gelang berlian itu ke sakunya. "Kali ini kau tak akan lepas dariku."

"Waka-sama*, mobilnya sudah siap." ujar pria tua berpakaian butler.

"Neee... Alfred-san. Hari ini sangat menarik. Takdir baik sepertinya memang berpihak padaku."

"Ah, begitu rupanya."

"Tak kusangka dia muncul sendiri."

"Oh! Sadako itu, maaf, maksudku, perempuan itu?"

Lelaki bersuara manis itu tersenyum lembut.

"Kali ini jangan sampai gagal. Kalau perlu lakukan apa saja untuk mendapatkan informasinya. Aku yakin perempuan itu adalah My Misaki seratus persen."

Ia melihat wallpaper ponselnya, seorang wanita berkostum hantu wanita warna putih tengah tersenyum ramah dan hangat, tentunya diambil secara diam-diam.

***

_________________________

♡ PERINGATAN KERAS DARI AUTHOR ♡

[ catatan ini ditambahkan karena 'sejumlah kecil' pembaca dari 13.000 lebih pembaca cerita ini berkomentar tidak pada tempatnya ]

Jika ada yang tak kuat dengan cerita ini, silahkan stop membacanya atau hempaskan saja dari pustaka kalian!

Hahaha! xD

SSP adalah novel gratis, saya nggak dibayar sepersen pun di sini.

Nggak kejar target apa pun.

Saya hanya minta kalian vote SSP pake batu kuasa setiap hari kalo suka dan mendukung supaya lanjut terus sampe tamat meski upnya nggak tiap hari.

Itu aja.

Vote.

VOTE PAKE BATU KUASA!

Saya nggak minta kalian bayar via bab yang digembok, cukup vote aja.

:)

Kenapa nggak kontrakin aja SSP biar dapet duit?

Karena saya belum nemu platform yang cocok untuk SSP.

Padahal udah ada 2 platform besar yang menawarkan kontrak pada saya, loh!

Tapi, saya tolak semua! xD

Padahal kalo saya kontrakkan, saya bisa raup banyak duit dari SSP.

Saya bisa kaya dan leha-leha, namun karena SSP special dan nggak bisa kerja sembarangan, saya nggak mau kalau belum cocok dengan harapan saya.

Itu khusus SSP, ya! :)

Kalau novel saya yang lain, saya sudah merasa cocok dengan satu platform sebelah dan berniat kontrak di sana, tapi sebelum itu kalian bisa baca GRATIS di sini.

Saya baik, kan? Nggak pelit meski slow story dan up lama ( kan saya juga mesti cari duit demi sesuap nasi, marimmaaarr! Emang bisa bertahan hidup cuma nulis gratis, gitu??? KAGAK!!).

Hahaha! xD xD xD

Pembaca SSP aja yang 'sebagian besar' pelit ngasih batu kuasa ke SSP, trus ngomong suka lagi dan nagih up mulu

Fans KW sekian!

:p

Kalo ada yang nggak bisa tiap hari kasih batu kuasa karena mau vote novel lain, minimal kasih batu kuasa 2-3 biji setiap minggu dan kasih ulasan yang menarik, dong, dengan bintang lima.

Ini ada 13.000 lebih pembaca SSP, yang kasih ulasan baru 190 orang termasuk saya sendiri.

Yang lain kemana? OH, MY GOD!!!

Keterlaluan rasanya! Wkwkwk!

Jadi silent reader jangan gitu-gitu amat, dong, ama novel kesukaan.

Mana ada semangat nulisnya kalo gitu?

Dukunglah minimal dengan ulasan atau komen yang baik dan penuh semangat!

Lalu, vote pake batu kuasa! Minimal setiap senin semua batu kuasa kalian buat SSP aja.

Cerita ini mungkin jauh dari kata sweet jika dibandingkan dengan novel-novel yang pernah kalian baca di sini.

Ini cerita sadis, ya, tapi bisa bikin nagih jika ketemu pembaca yang tepat dan mengerti genrenya.

Dan akan semakin sadis sampe mungkin ada yang sakit hati dan nangis sesenggukan hingga jantung terasa berdarah perih jika sudah di atas bab 80.

Sejauh ini masih belum apa-apa (tapi, saya blum update, ya! Masih susun drafnya! Wkwkwk!), jadi saya sangat peduli untuk memberikan peringatan berkali-kali.

Malah cerita ini sudah saya sensor keras, loh! Saking sadis dan kezamnya cerita ini. (TAPI BIKIN NAGIH! Hahaha!)

Kenapa saya nggak buat yang sweet romance aja? Kenapa malah dark romance?

Ya, karena saya maunya begitu.

Genrenya begitu.

Dan setiap karakter punya 'suara masing-masing' dalam menanggapi situasi yang terjadi dalam cerita, jadi saya nggak bisa seenaknya banting alur dan plot, malah kadang saya yang dikendalikan oleh cerita.

Hehehe.

Saya udah kasih peringatan, ya!

Kalo masih saja ngotot dan nackal lanjut baca, trus berkata-kata kasar tidak pada tempatnya (yaitu komen yang maki-maki dan hujat author saking emosinya sama ceritanya dan nggak mutu pula. Harusnya ke ceritanya, dong! Bukan authornya! Author juga pasti akan memikirkan sesuatu, kok!), awas saja sampe jatuh cinta sama SSP trus nagih-nagih up! Apalagi kalo ngaku suka ama SSP trus nggak vote tiap hari pake batu kuasa!

Kusantet onlen pake Wataru!

Hahaha!

Mohon patuhi peringatan saya, ya!

Saya nggak main-main! Kwkwkw!

Saya nggak mau ada yang mentalnya terganggu gara-gara nekat baca novel ini (tapi seru, ya, meski banyak sedih dan bikin emosinya! xD ), novel ini unsur tragedinya kuat, jadi kudu tahan banting bacanya.

Perasaan kalian akan benar-benar jungkir balik dan galau gulana karena isi novel ini.

:)

Saya jamin, kalian akan jatuh cinta sampe gregetan, apalagi saya lama updatenya.

;D

Semua misteri akan terungkap perlahan seiring waktu berlalu.

Sabarrrr.

Di sini banyak ikemen yang menarik dan bikin meleleh, loh! Baru aja sebagian muncul, blum semua!

(Buat pembaca laki, tenang, kalian juga akan suka, tapi susah jelasinnya gimana. Baca aja, deh! Tapi, baru kerasa pas bab 100 ke atas, sih.)

Dan mereka semuanya adalah karakter yang kuat dengan penuh daya tarik dan kelebihan masing-masing.

Misaki bodoh dan lemah?

Kwkwkwk!

Maap saya ngakak.

Mana bisa judge dia kalo slow story seperti ini?

Hahaha!

Kita lihat, kalian akan memihak siapa jika babnya sudah di atas 100 atau 150.

:)

Saya bukan penulis kemarin sore, saya sudah nulis cerita kira-kira 14-15 tahun, tapi hanya di buku tulis biasa aja dan baru berani nulis online, soalnya saya tipe penulis planner yang mikir baik-baik alur dan plotnya, bukan dadakan.

Saya sudah nonton banyak judul film dan drama.

Sudah baca banyak judul komik dan novel.

Saya tahu apa yang saya sedang tulis.

Hmmm.....

Maap ngakak terus, soalnya banyak juga pembaca sok tahu.

Kwkwkw!

Bukan maunya sombong atau gimana seolah tak mau terima kritik dan saran, tapi beberapa pembaca kadang komen nggak pake otak dan tidak pada tempatnya, mana negatif pula dan kurang bermutu. Hah.....

Kan, males juga liat komen gituan, seolah mereka mewakili 13.000 pembaca lainnya, padahal, kan, nggak gitu. Hiks...

Jadi bikin males nulis. Haish. Padahal udah dikasih warning JELAS DAN TERANG.

Eh, dilanggar juga.

Dasar bandel. Huh! :(

Itu aja, deh.

Mohon patuhi peringatan saya, ya!

Terima kasih!

Love love from me! <3

P.S

1. Sekali terus baca, kalian akan jatuh dalam pesona SSP yang penuh misteri, derai air mata, rasa penasaran, amarah, comedy, dan pertumpahan darah.

2. Setiap author punya gaya kepenulisannya masing-masing, so begitu pula pembaca, punya selera tersendiri terhadap gaya tulis author tertentu.

Silahkan drop novel ini jika tak suka gaya kepenulisannya.

Maap, ya, saya nggak bisa membahagiakan semua orang.

Kwkwkw!

Dan terima kasih teramat khusus saya pada pembaca SSP yang setia sudah memberikan ulasan, komen, dan batu kuasa selama ini.

Kalian adalah sumber energi dan semangat buat saya.

Terima kasih banyak dari lubuk hati saya yang paling dalam.

m(_ _)m

-----------

*Catatan Penulis

Halo!

NatsuHika di sini!^^

Novel saya SAINGAN SANG PLAYBOY adalah novel GRATIS, ya, guys!

KALIAN TIDAK PERLU BELI KOIN DAN BUKA GEMBOK UNTUK BACA INI!

Resminya yang gratis hanya bisa dibaca di platform WEB**NOVEL sampai bab tertentu ( sudah ada 109 bab per tanggal 9 September 2020), karena saya ngambek update akibat kena bajak oleh aplikasi palsu yang melakukan srapping/webmirroring pada novel saya ini, makanya blum ada bab baru sejauh ini.

WEB**NOVEL (buka tanda ** untuk tahu nama asli aplikasinya, karena saya sensor), merupakan rumah pertama lahirnya novel saya SAINGAN SANG PLAYBOY alias SSP ini.

Jika para pembaca menemukan SSP digembok di aplikasi lain dan nama aplikasinya bukan WEB**NOVEL di playstore, maka itu adalah aplikasi bajakan alias palsu.

Kasus ini saya jelaskan di bab 109, ya!

Kalaupun jika saya ingin kontrakkan SSP alias gembok, maka kemungkinan hanya bisa ditemukan di DREA**ME (buka tanda ** untuk tahu nama asli aplikasinya, karena saya sensor).

Itu pun saya masih pikir-pikir selama SSP belum tamat.

Apa artinya? SSP mungkin akan gratis SELAMANYA DI INTERNET, dan saya akan jual cetaknya aja secara pribadi.

Untuk pembaca ireading atau aplikasi bajakan lainnya, kalian pindah ke WEB**NOVEL saja.

Di sana lebih murah dan banyak gratisannya, lebih hemat buat kantong kalian dan ada komunitasnya di facebook.

Kalian bisa juga save dan baca offline di WEB**NOVEL, jadi hemat kuota. Nggak kayak di aplikasi bajakan atau palsu, harus punya kuota dan nggak bisa dibaca offline.

P. S

Catatan penulis ini sengaja saya taruh di setiap bab untuk jaga-jaga kena bajak lagi dan infonya ikut tercopy ke sana agar bisa dibaca oleh pembaca yang terjebak di aplikasi bajakan/webmirroring/scapping WEB**NOVEL di mana pun mereka berada.

Kalian bisa cari di playstore dengan mengetik "webnovel", yang diterbitkan/dipublikasikan atas nama Cloudary.

Selain daripada itu tentu saja adalah aplikasi ilegal.

Udah mahal, nggak bisa sapa penulisnya pula.

AYO, PINDAH KE WEB**NOVEL!!

Selain di sana sumber asli SSP, novel lain juga ada di sana dan updatenya lebih teratur, ya!

Sampai jumpa di aplikasi resmi dan legal!^^


CREATORS' THOUGHTS
NatsuHika NatsuHika

Waka-sama = tuan muda dalam Bahasa Jepang.

________________________________

Hello! Nat-chan here!

Webnovel sepertinya sedang melakukan upgrade, gitu

Dan, bug-nya macam-macam, sehingga sesi komen terganggu.

Thank you for reading!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C40
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login