Satu minggu setelah May di perbolehkan pulang dari rumah sakit sebenarnya ia ingin segera masuk kantor. Tetapi oleh papanya May harus bed rest di rumah. Syuting iklan diselesaikan tanpa May karena sutradara berkeras bahwa draftnya sudah dikuasai olehnya. Maka rampunglah semua syuting iklan dan proses pengeditan dan lain sebagainya hingga sutradara mengirimkan iklan yang jadi ke celuler May. May sangat mengagumi pesona aktris yang piawai menguasai jalan cerita tersebut, daya tariknya pasti akan mendongkrak pemasaran barang yang akan segera di launching oleh perusahaan Ben. Mengingat Ben, yang sudah satu minggu tidak pernah May temui paling hanya chatting, telepon, video call saja.
Ben, i miss love... bisiknya.
Malam ini, Diana sengaja menginap di rumah May. Menghibur sahabatnya yang mungkin merasa kesepian karena Diana tahu May tidak pernah tidak sibuk bekerja,,, apalagi satu minggu ini Diana melihat, Ben tidak pernah mengunjungi May. Meski mereka komunikasi,,, batin Diana semoga tidak seperti yang aku pikirkan... semoga tidak terjadi... batinnya bergetar...
"May, babe mau makan apa, Diana masakin yah!", gak usah repot - repot Din, i'm fine now. Kamu datang ajah sudah buat aku happy kata May. Diana seketika menangis sesenggukan, babe i'm sorry harusnya gw banyak nemenin loe babe. Hushtt... ngomong apa sih kamu Din, enough babe. kamu, Wilson, Ben kan sibuk jadi gak ada yang perlu di salahkan kata May dengan tegas.
Din, kamu mandi terus istirahat yah. aku tahu kamu lelah... hurry up babe... go.. go.. bisik May.
Di Kamar mandi saat Diana berdiri di bawah shower, dia ingat pertengkarannya dengan Wilson terkait Ben.
Will, gila yah Kakak loe. Sementara sahabat gw May, terbaring sakit.
Ben... pergi dengan aktris itu, menghadiri pesta perusahaan a, b, c.
Shopping di mall a, b, c.
Jangan - jangan bobo - bobo di hotel a, b, dan c.
Dian, please babe jangan sampai kamu melewati batas, saya yakin Kak Ben tidak mungkin masuk hotel a, b, dan c.
Come on Will, loe lihat sendirikan kakak loe nempel seperti perangko ke wanita itu? bukan tidak mungkin Will, Ben sampai mengabaikan May pasti kompensasi lebih besar yang dia dapat dari wanita itu ketus Diana.
Will, membelakangi Diana sehingga Diana tidak tahu bagaimana respon Will atas masalah ini. Babe, loe dah coba ngingetin Ben belum sih??? atau jangan... jangan?
Will spontan berbalik dan mengarahkan bola matanya fokus ke Diana, jangan... jangan... apa Dian, please selesaikan perkataanmu!
Karena Diana kesal dan pengaruh hormon PMS, Diana menambahkan jangan... jangan.. kakak, adek sama ajah kata Diana!!! What the fuck, Dian? apa maksud dari perkataanmu itu. Jangan asal menuduh sesuatu yang tidak ada dasar yang jelas, lebih baik kamu menutup mulut daripada membuat masalah semakin besar. Karena intonasi yang digunakan Will agak tinggi, Diana yang lagi sensitifpun, tersinggung... Diana, langsung membereskan barang - barangnya dan tanpa permisi ingin keluar dari ruangan Wilson.
Tiba - tiba pintu ruangan itu tertutup kembali, lalu Wilson memeluk Diana, menyurukkan kepalanya di batang leher Diana sambil berbisik... babe please forgive, I love You Dian, perkataanmu menyakiti hatiku babe.
Believe me, aku tidak pernah punya niat, dan melakukan hal - hal yang kamu tuduhkan itu babe, Will memutar badan Diana dan berusaha mengusap air mata yang menetes di pipi kekasihnya,. Shit... bisiknya, babe maafin aku kemudian Will memeluk dan mencium kening, kelopak mata, pipi, hidung, dagu hingga bibir Diana. Will seolah - olah ingin menegaskan bahwa melalui ciumannya wanita itu percaya pada Wilson Hazael Bramantyo.
What the fuck... Ben Hanayah Bramantyo? apa yang sedang kamu lakukan. Mengapa kamu kembali terikat dengan wanita itu???
Batin Wilson, bertalu - talu.
Wilson mengantarkan Diana ke parkiran mobilnya, karena Will tau malam ini Diana akan menemani May.
Ragu - ragu dia sampaikan babe please apa yang Ben lakukan jangan kamu sharingkan dulu dengan May, karena kita tidak tau secara jelas apa yang terjadi sebenarnya. Diana sejenak berpikir dan menganggukkan kepala.
Pada saat Diana akan memasang seat belt, ujung matanya melihat Ben dan wanita itu bercumbu dengan mesra di dekat mobil Ben. Tanpa pikir panjang, Diana melompat dari mobil, berlari menghampiri Ben, kemudian Diana berteriak Ben Hanayah Bramantyo
setelah Ben menoleh, Diana menampar pipi kanan Ben. Sementara Will yang melihat kejadian tersebut, menarik Diana kebelakang tubuhnya dan bertanya dengan suara yang mirip seperti raungan.
Brotherrr,, What the fuck you doing now? Hahh, Apa yang kamu lakukan dengan wanita ini kak??? Ben, hanya menatap Wilson dan Diana tidak ada satu kalimat yang keluar dari mulutnya.
Sampai wanita itu, membuka mulut sambil menarik lengannya, Benji come on. Kita pulang ke apartemenmu...
Wilson dan Diana ternganga ...melihat dan mendengar mereka tinggal di apartemen Ben???
seriously???
Fuck... fuck... fuck... jerit Wilson menyaingi suara mobil Ben.