Peristiwa selama minggu - minggu ini, tidak pernah dibicarakan oleh Diana kepada May. Diana takut sahabatnya hancur seperti lima tahun silam. Butuh waktu lima tahun kemudian dia memberanikan untuk membuka dirinya atas pesona Ben Hanayah Bramantyo.
Ternyata juga hanya laki - laki dungu, yang tidak cukup dengan seorang wanita saja.
Dua hari kemudian setelah Diana menginap di rumah May, May sudah diijinkan beraktifitas kembali.
Papanya mengingatkan kalau ada apa - apa jangan memaksakan diri ya sayang, May tau ketakutan terbesar papanya kalau putri semata wayangnya terluka, bersedih dan terpuruk bahkan celaka.
Papanya Tn. Tony Samuel Sharon adalah pria kesepian seperti dirinya, May tahu papanya juga berduka untuk waktu yang lama karena kematian bundanya Monica Agatha Sharon.
Saat - saat remaja dia merasa papa lebih banyak menutup diri darinya sehingga dia terhibur oleh Leon, karena papanya sibuk juga menghibur hatinya yang sedang terluka.
Oke papa, i'm promise... jaga kesehatan, makan tepat waktu, kerja tidak di porsir.
Seketika air mata menetes di pipi papanya, tangannya terentang memeluk putrinya hadiah dari sang pencipta untuknya karena di wajah Maya Belinda Sharonlah dia bisa melihat kehadiran almarhumah isterinya Monica Agatha Sharon.
Tonny mengingat saat kematian Monica, Tonny sibuk dengan hatinya yang berduka, dia mengabaikan puteri semata wayangnya sampai puterinya terikat dengan Leon yang mengisi hari - hari hidupnya.
Sampai Tonny sadar, pria brengsek seperti Leon tidak pantas untuk puterinya yang berhati malaikat. Tonny melakukan banyak hal agar Leon bisa kembali pada puterinya. Saat hal itu tidak berhasil, maka Tonny pun melakukan hal - hal yang menghancurkan orang yang menindas dan menghancurkan puterinya.
Dalam dadanya Tonny berharap, Isteriku tolong awasi puteri kita dari sana supaya dia bahagia...
Monica Agatha Sharon, kekasihku
Maya Belinda Sharon, buah cinta ku
Ku pastikan kamu tidak akan pernah terluka...
Dekapan Tonny semakin erat dipunggung May,
May berbisik, papa saya gak bisa nafas... sambil terkekeh-kekeh...
Tn. Tonny Samuel Sharon, menatap bola mata puterinya sambil tersenyum manis...
*******
Dengan make up sederhana May tidak bisa menutupi kelopak matanya yang membengkak akibat bertangis - tangisan dengan papanya. Tadi malam adalah waktu yang paling indah dan paling istimewa, May melihat begitu besar cinta papanya terhadap dirinya.
Kekuatan cinta dari papa, Diana dan Ben serta Wilson pasti akan membuat dirinya menjadi wanita kuat. Karena semangat cinta tersebut, May, bersemangat beraktifitas kembali. Alasan utama May keluar pagi seperti ini hanya untuk bertemu kekasihnya, raja dalam hatinya, penguasa hidupnya, pemilik jiwa dan raganya Ben Hanayah Bramantyo, May bingung sudah dua hari ini Ben tidak menghubunginya, bahkan saat May menghubunginya lewat celulernya tidak terhubung, lewat asistennya Jerry menyampaikan Ben lagi rapat dengan ini dan itu. Masa iya untuk dua menit telepon saja gak bisa? batin May ... Tapi May menepis pikiran buruk karena dia tahu jauh sebelum May jatuh cinta pada Ben, Ben sudah melabuhkan hatinya pada May.
*****************
Dengan senyuman di bibirnya, dia memasuki lift ke lantai 20 letak kantor Ben, pujaan hatinya. Hati May berbunga - bunga...
Morning Jerry... sapa May.
Melihat kedatangan May, Jerry seperti kaget. Tapi May tidak menangkap signal Jerry dengan baik. Ben ada di dalam Jer? bisik May! Sebentar Non, tadi masih ada tamu lagi meeting. Oh.. oke, jawab May.
Sir, ada Nona Maya, sejenak terdiam dan dengan tarikan nafas panjang Ben sampaikan tunggu lima menit.
Hmmm... Nona Maya, tolong tunggu lima menit yah kata bapak.
Maya mengerutkan dahinya, dia penasaran rapat dengan siapa kok sampai dia gak bisa interupsi Ben.
Oh ... Oke, No problem, jawab May. Kemudian duduk di sebelah Jerry, menunggu sampai lima menit kemudian.
Tidak berapa lama kemudian, pintu ruangan Ben, terbuka dan keluarlah wanita yang tidak asing di penglihatan May, aktris iklan syuting, dan sebelumnya saya sudah pernah melihat wanita!? dimanakah????
Sorot mata wanita tersebut, tajam saat bertemu pandang dengan mata May, menimbulkan banyak pertanyaan di benak, May. Urusan apa aktris tersebut dengan Ben, bukannya syuting iklan sudah selesai dua belas hari yang lalu? ataukah ada perpanjangan kontrak baru perusahaan Ben dengan wanita tersebut? sambil memicingkan mata tanda berpikir keras May, masuk ke dalam ruangan Ben.
Saat May, masuk ke ruangan Ben dan berharap bertemu dengan Ben kekasih hatinya maka perlahan May mengalami kekecewaan.
Ben duduk bersandar di kursinya sambil mengangkat kaki kanannya ke atas kaki kirinya dan menatap May dengan sorot mata dingin... mata dingin... mata dingin... lebih dingin dari perkenalan mereka di awal saat pria ini baru pindah dari Moon ke Water.
Hei,,, kata May terbata - bata, nafasnya seakan tersendat - sendat. Ben, hanya diam beberapa saat sambil menatap May dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Ben, berdiri memasukkan kedua belah tangannya ke dalam kantung celananya kemudian dia berbalik dan bicara dengan nada datar, apa yang bisa saya bantu untukmu Nona Maya Belinda Sharon???
Detak jantung may, bertalu - talu, dia semakin gugup...
Apa yang bisa dibantu Nona Maya Belinda Sharon??? mengulang - ulang jawaban Ben di dalam hatinya, apa Ben gak salah?.
Kemudian May, melangkah maju memberanikan diri memeluk kekasihnya dengan segala kerinduannya.
Love, kamu tidak sedang bercanda kan? sejak kapan kamu manggil saya Nona Maya Belinda Sharon??? dengan nada dingin seperti ini???
hehhe May, berusaha mencairkan suasana. Seriously this is awkward, batinnya....