Download App

Chapter 2: Perjalanan menuju Utara

Melepas senyuman bersama ibu

Seolah kasih sayang telah berlalu

diiringi hati yang menggebu

memikirkan apa yang akan muncul dihadapanku...

Anyaan melanjutkan perjalanannya dengan dengan sebuah kapal dan meminta tumpangan ke sebuah tempat di utara.

shhh....whumm...whumm....hssttt

suara angin yang begitu kuat di atas kapal yang ditumpanginya.

Terjadi percakapan kecil antara Kapten dan Anyaan.

"Anu... wahai pemuda yang muda, kamu ingin pergi ke suatu tempat yang tidak kau ketahui, apa sebenarnya tujuanmu..?, apa yang kamu cari..?" (kapten)

bertanya dengan senyuman .

"Sebenarnya aaya ingin mencari jalan saya sendiri dan menyenangkan orang-orang, saya ingin mencari sebuah pulau yang benar-benar damai untuk berpikir dan merestart kehidupanku yang kelam ini..." (Anyaan).

"Wah sungguh berani, kalau begitu aku tidak sia-sia memberikan bantuan, aku percaya padamu. Selanjutnya, bawalah beberapa makanan dan alat-alat ini sebagai persiapan mu."

"Ehh... terima kaaih kapten, semoga tuan diberi keselamatan dan orang-orang yang setia menemani tuan untuk berlayar."

Kepercayaan dan senyuman kembali menjadi bukti, anyaan mulai semangat dan berusaha.

Tst...Krkk...Krk....

Suara jangkar yang diturunkan dari kapal.

"Selamat jalan pemuda, awak ku akan mengantarmu ketepian dengan sekoci ini, berhati-hati lah dengan orang-orang yang tidak kau kenal.."

"anu.. hontoni Arigatou gozaimasu, kapten, sampai jumpa..."

Tibalah Anyaan di sebuah pulau yang cantik nan indah, di hiasi pasir putih sebagai pernak-pernik pulau itu.

Beberapa menit setelah berjalan-jalan, Anyaan menemukan sebuah desa dibalik gunung yang tersembunyi dari sisi manapun, kecuali di bagian Utara pulau itu dengan orang-orang yang ramah dan pendusuk gadis yang cantik-cantik di dalamnya.

Whoaah sugoi, desa ini cukup menarik dan modern. Gaya arsitektur nya sangat natural dan ramah lingkungan.

Batinnya.

Desa itu bernama Encantis, dimana banyak ras, suku, budaya, dan kewarganegaraan yang berbeda-beda. Anyaan melanjutkan perjalanan dan akhirnya disambut ramah dengan kepala desa, saling bercerita dan bercanda tawa dengannya. Ternyata, pulau ini merupakan tempat perdagangan dunia dan tempat para petinggi-petinggi Agama berkumpul. Hanya sedikit orang yang tahu keberadaan pulau ini. Anyaan merasa senang seolah hidup dalam dunia anime, dunia dimana kita mengunjungi tempat yang sangat sedikit orang yang tahu.

"Wahai pemuda..., kamu diizinkan untuk tinggal di sini seberapa lama pun kau menginginkannya, kami tidak pernah menolak tamu, silahkan nikmati hidangannya."(Kepala desa)

"anu.. Terima kasih banyak tuan, tapi saya rasa, mungkin lebih baik jika saya juga bekerja di desa ini, saya seorang juru gambar, walaupun masih sebagai arsitek yang amatiransih, hehe." (Anyaan)

"Baiklah kalau itu keinginanmu, aku akan memberimu ruang untuk bekerja, berusahalah membuat pulau ini di kenal dan di kagumi oleh dunia, Pulau ini masih kwkurangan bangunan-bangunan pendukung, meski sudah modern seperti negara-negara di Eropa tapi akses transportasi sangat sulit dan orang-orang hanya menggunakan jalur laut dan udara...apakah kamu sanggup..?"

wahh, ternyata ini persis seperti petualangan di dunia parallel, ini kesempaanku hehehe...

lirih anyan sembari tertawa kecil.

"Baiklah, saya akan berusaha tuan, mulai dari hal kecil sampai yang besar.."

tssstt...trett...tret...

terdengar suara pintu yang di buka oleh seorang gadis cantik dengan rambut seputih salju membawa beberapa kue.

"Permisi, ini makanannya tuan, silahkan , jika masih kurang anda bisa ke dapur mengambilnya lagi.." (gadis salju).

"ehh, Arigatou gozaimasu.."

"Douittashimashita..."

gadis itu pun kembali ke dapur dan membuat Anyaan membatu, seolah tinggal di dunia anime, dimana seorang gadis berambut putih menjadi heroine di cerita ini. Sampai-sampai dia melakukan shadow boxing di depan Kepala desa secara tak sadar.

"anu.. ada apa Anyaan..?"( kepala desa)

Bertanya sembari tertawa kecil.

"eh.. itu.. maafkan saya tuan, saya terbawa suasana. Kalau boleh tau, siapakah gadis yg tadi..."(Anyaan).

"Ohh.., dia adalah kepala dapur di sini, dia juga salah seorang petinggi Agama yang di hargai di pulau ini, dia tinggal di Gereja di ujung pulau mengurusi anak-anak panti asuhan disana. Oh iya hampir lupa, dia orang Jepang loh dia disini sejak umur 11 tahun."

"Waah, hebaat..."

Sepertinya ini akan menjadi petualangan cinta yang hebat dan aku sudah banyak menonton adegan romantis dalam anime, jadi akan kugunakan kepada gadis itu, heheeh.

Batinnya sembari tersenyum licik.

"Baiklah aku akan berjalan-jalan sebentar tuan, Terima kasih."

"Jangan lama-lama, sebaiknya kamu banyak istirahat hari ini.."

"Ai ai sir..."

Anyaan menyimpan barang-barangnya di kamar yang diberikan oleh Kepala desa dan berjalan-jalan untuk melihat desa itu..

Angin yang kencang, dan suasana yang tenang membuat kita lupa diri, seolah-olah tinggal sendiri dalam ketenangan yang abadi.

Teknologi motor listrik (Kincir Angin) yang modern, panel surya di tiap sudut, dan lampu-lampu yang berwarna-warni r pulau ini seperti berada di era futuristik dan bernuansa klasik dimana orang-orang masih berjalan kaki menjadi semakin unik dan indah..

2 jam telah berlalu, Anyaan kembali ke Hall of Guardian (tempat tinggal kepala desa) untuk beristirahat. Dalam langkahnya dia masih berpikir kalau ini semua hanyalah mimpi. Dia hendak tidur dan berharap bisa kembali terbangun dari mimpi yang begitu indah ini.

Mandi dan makan malam, selanjutnya sisa tidur.

Hoaam....Hummm....Ahm...

Selamat malam...


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login