Download App

Chapter 2: Prolog - Part 2

Tahun 2015 adalah tahun dimana angka kematian terbanyak dibanding tahun sebelumnya, terutama di kota Tokyo. Penyebabnya hanyalah satu, namun bisa berdampak besar. Pencabutan Excalibur.

Tidak ada satupun yang mengetahui tempat pedang Excalibur tertancap, kecuali satu orang. Seseorang yang dipercayai oleh Dewan Penyihir Jepang karena julukan yang disandangnya, 'Pemburu Penyihir'. Dialah Mutsuki Minato, Pemimpin Organisasi Sihir Mutsuki. Dia menyimpan rahasia sebesar itu tidak terduga bagi Penyihir Perang dari Seirei.

Beberapa hari kemudian setelah Pencabutan Excalibur, Organisasi Sihir Seirei memeriksa daerah kekuasaan mereka, yaitu Distrik B. Seluruh anggota wajib, tanpa terkecuali Melnor dan Penetralnya.

Ketika dalam perjalanan keluar dari markas, Melnor memandang keluar jendela karena duduk di bangku penumpang belakang bagian ujung kanan. Di luar jendela disana, terdapat penderitaan, karena kehilangan sesuatu yang berharga dan penyesalan, karena tidak bisa menyelamatkan orang tersayang mereka. Sungguh tidak berperikemanusiaan yang membuat akibat seperti itu. Siapa lagi kalau bukan Mutsuki Minato, pikir Melnor.

"Kejam..." Melnor mengumpat dengan pelan, namun Yagi yang duduk di sebelahnya bisa mendengarnya.

Diam-diam, Yagi tersenyum kecil seolah merencanakan sesuatu.

Tujuan Melnor yang sebenarnya mengikuti memeriksa daerah tidak diketahui oleh Yagi. Dia merasakan bahwa Mutsuki Minato melakukan sesuatu di pertengahan Distrik A dan B, dan itu sesuatu yang harus dihentikan.

Rencana pertama, ketika hampir mendekat pertengahan Distrik A dan B, Melnor akan mencoba mengalihkan Yagi agar bisa kabur menuju tempat tujuannya. Jika gagal, dia akan memberontak dan berusaha membuat Yagi mengikuti keinginannya.

"Yagi-san." Melnor menoleh kepada Yagi dan memanggilnya dengan tenang. Yagi pun menoleh juga karena terpanggil.

"Ada apa, Melnor? Apa kau merasakan yang berbahaya?"

Sebagai jawaban, Melnor menunjuk ke belakang Yagi yang berarti ada disana, namun jauh.

"Disana."

--Maaf, Yagi-san.

Yagi adalah satu-satunya orang yang paling mempercayai Melnor. Tidak tahu lagi jika dia tahu bahwa Melnor sedang membohonginya untuk pengalihan.

Dengan segera, Yagi menyuruh Penyihir yang menyetir mobil untuk segera menghentikan mobil. Mobil yang ditumpangi mereka langsung berhenti mendadak. Yagi sedang bercakap-cakap dengan Penyihir lainnya, sedangkan Melnor mengambil kesempatan kabur dengan diam-diam membuka pintu mobil. Setelah menginjak tanah, Melnor langsung segera berlari menjauh dari mobil tersebut. Jika bisa, langsung sampai pertengahan Distrik A dan B.

Yagi berdiskusi dengan Penyihir lainnya agak lama. Entah apa yang didiskusikannya hingga tidak sadar bahwa Melnor kabur. Dia baru menyadarinya setelah selesai berdiskusi.

"Melnor..."

Bukannya panik, Yagi hanya membuang napas, melihat pintu mobil terbuka lebar. Dengan kata lain, dia sudah tahu dari awal bahwa Melnor menipunya demi kabur dari mobil. Sama halnya ketika waktu itu, saat Mutsuki Minato mendatangi markas Organisasi Sihir Seirei. Berarti saat ini juga sama. Melnor merasakan keberadaan Mutsuki Minato di sekitar sana.

*****

Terkadang Melnor berhenti sejenak, waspada melihat sekitarnya dahulu. Aura keberadaan Mutsuki Minato hampir dekat, maka Melnor harus bersembunyi di puing-puing bekas yang sekiranya bisa untuk menyembunyikan diri. Lalu dia menjulurkan kepala sedikit agar melihat yang sedang berlangsung, seolah sedang menguntit seseorang.

Posisi Melnor sekarang sedikit tidak menguntungkan. Dengan jarak yang sedekat itu, masih kemungkinan besar Mutsuki Minato bakal cepat sadar kehadiran orang lain. Karena saat ini Mutsuki Minato sedang bersama anak laki-laki.

--Siapa anak laki-laki itu?

Melnor menajamkan mata agar bisa melihat wajah anak laki-laki yang sedang ditarik paksa oleh Mutsuki Minato dengan jelas. Namun tetap saja, Melnor tidak bisa mengenalinya. Hanya saja, wajah anak laki-laki itu... mirip sekali dengan Mutsuki Minato. Apa dia anaknya?

"Siapa kau? Aku tidak mau ikut orang asing tahu." Anak laki-laki itu memberontak, namun genggaman tangan Mutsuki Minato terlalu kuat.

--Bukan anaknya? Lalu siapa dia?

Melnor makin tidak mengerti dengan situasinya.

"Tenang saja, aku bukan orang asing. Aku akan mengadopsimu, Tsuyoshi." Lalu Minato teringat sesuatu. "Berarti nama keluargamu diganti ya. Kalau begitu, ayo, Mutsuki Tsuyoshi."

"Apaan sih? Aku harus segera mencari ibuku!"

Namun Mutsuki Minato tidak peduli dengan bantahan anak itu. Dia menyeret paksa anak itu ke sebuah mobil terdekat yang kemungkinan adalah mobil pribadinya.

--Jadi, namanya Tsuyoshi ya.

Tujuan awal Melnor adalah menghentikan tindakan Mutsuki Minato. Namun entah kenapa, ketika hendak melangkah kesana, tubuhnya tidak bisa digerakkan. Seperti ada suatu mantra sihir yang mengelilinginya. Sangat aneh jika mantra sihir tersebut berasal dari dirinya sendiri. Dengan kata lain adalah...

--Tidak mungkin, dia sudah tahu dari awal...

Dengan terpaksa, Melnor harus menghapus mantra sihir yang rumit itu dahulu, kemudian menghentikan Mutsuki Minato. Namun itu termasuk rencana Mutsuki Minato untuk menghalanginya. Maka, selagi Melnor sedang sibuk menghapus mantra sihir, mobil hitam itu melaju cepat meninggalkan tempat tersebut.

--Lagi-lagi, aku tidak bisa menghentikannya...

Kejadian itu satu-satunya yang paling diingat Melnor adalah nama anak laki-laki berambut biru tua. Mutsuki Tsuyoshi.

*****

5 tahun berlalu. Seorang gadis kecil yang kini telah berusia 16 tahun masih menyesal atas kejadian 5 tahun yang lalu. Namun dia sudah bertekad, satu-satunya hal yang harus dilakukan untuk menghapus penyesalan adalah bertemu dengan anak lelaki waktu itu, Mutsuki Tsuyoshi.

Namun, masalahnya tidak ada kesempatan untuk itu. Semakin usianya bertambah, pengawasannya makin ketat. Dia tidak bisa keluar dari tempat yang disebut 'Penjara' baginya. Apalagi setelah mengetahui dia menipu Penetralnya sendiri 5 tahun yang lalu, hanya untuk kebebasan. Karena hukum bagi Penyihir Perang adalah tidak ada kebebasan.

Maka itu, jika tidak ada jalan keluar lagi, Melnor memutuskan untuk kabur hidup-hidup keluar sana, demi menemui Mutsuki Tsuyoshi. Tentu saja, tanpa izin dari Yagi, Melnor bisa melakukan sendiri. Namun entah apa yang terjadi kepada dirinya selanjutnya...

"Excalibur dan Mutsuki Tsuyoshi..."

Melnor menyebut tujuannya keluar dari penjara setelah pergi jauh dari tempat yang disebut 'Penjara'. Excalibur lah yang tidak boleh terlupakan.

Inilah tekad Penyihir Perang yang sesungguhnya.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login