Download App

Chapter 2: bab 2

hari berikutnya Nesya kembali bertemu dipta di dapur setelah makan siang. Nesya sedang mengupas kulit apel sambil membaca buku di meja dapur.

"bisakah kamu membuatkan aku kopi? aku lelah sekali.." pinta Dipta yang baru saja sampai.

nesya mengangguk pelan, tak keberatan. lalu mengambil gelas dan membuatkan kopi untuk Dipta.

"aku jatuh cinta sama kamu.."

nesya berhenti mengupas apelnya. kaget dengan apa yang Dipta katakan.

"jatuh cinta sama kopi buatanmu, sama aja jatuh cinta sama yang bikin kan?" Dipta mengedipkan sebelah matanya genit.

nesya masih shock dengan ucapan Dipta barusan.

pria ini mudah sekali mengatakan hal-hal manis seperti ini? sudah pasti fix 100% dia adalah playboy.. batin Nesya.

######

Dipta terbangun saat tengah malam dan dia mendengar seseorang bernyanyi.

suara perempuan.. apakah itu hantu??? bulu kuduknya berdiri, Dipta merinding di sekujur tubuhnya. mengurungkan niat untuk turun dan mengambil air dingin di kulkas.

Dipta mengambil ponselnya dan mencari doa untuk mengusir setan, dibacanya berkali-kali tapi suara nyanyian masih terdengar.

"i used to think that I wasnt fine enough..." samar-samar Dipta mendengarnya. apa hantu di 2019 menyanyi lagu barat bukan lingsir wengi lagi???

apa bangunan ini ada sejarah orang asing yang meninggal disini di masa lalu??

bukankah hantu di Indonesia tidak menyanyikan lagu seperti itu? apakah ini adalah hantu anak hypebeast yang arwahnya penasaran?

Dipta memasang telinganya dan mencoba mendengarkan dengan seksama. lalu memberanikan diri keluar. ia melihat perempuan berambut panjang di ayunan..

mbak kunti? Dipta merasakan tubuhnya begidik ngeri.

tiba-tiba perempuan itu menoleh..

"ALLAHU LAA ILAAHA ILLA HUWAL HAYUL QAYYUMU.." dipta hanya hapal awalnya saja, "jangan ganggu pergi kamu..." Dipta memejamkan matanya dan berdoa dalam hati.

"mas dipta?"

dipta mengernyit, hantu mana yang mengenalnya? perlahan Dipta membuka matanya, dilihatnya Nesya yang sedang tersenyum lebar melihat Dipta ketakutan.

"aku bukan hantu mas.." Nesya tertawa pelan.

Dipta berdehem. memasang tampang cool.

"mau saya ajarin ngapalin ayat kursi mas?" Nesya kemudian tertawa mengejek. manis sekali. Dipta setengah berlari ke kamarnya karna malu. bodoh bodoh bodoh.. omel Dipta pada dirinya sendiri.

######

Nesya mengirimkan hasil kerjanya setelah mengeceknya selama satu jam. menutup emailnya dan menatap tumpukan berkas di hadapannya. sejujurnya membuat laporan keuangan tidak sulit.. penginapan ini tidak terlalu besar. dan tidak banyak pengunjung di hari hari biasa seperti sekarang.

tapi nesya memutuskan untuk membaca laporan bulan lalu dan mempelajarinya. walaupun gajinya tidak terlalu besar, tapi rumahnya nyaman dan nesya menyukainya. arman memberikan kamar yang bagus dibanding kamar biasa. itu membuat nesya merasa senang.

"kau terlihat senang."

nesya mendongak. melihat Dipta baru keluar kamarnya, ada handuk kecil di pundaknya. rambutnya basah. ia mengenakan kaos putih polos dan celana jeans hitam.

nesya menelan ludah. pria tampan memang bukan tipenya tapi melihat pria tampan seperti Dipta dengan rambut basah benar-benar godaan sekali. apakah pikiranku sekarang bisa dikategorikan pelecehan seksual??? nesya panik. menghembuskan nafas keras-keras agar pikiran mesumnya segera pergi. dasar gadis cabul, ucapnya dalam hati.

"mau jalan-jalan mas?" nesya memutuskan tidak menjawab ucapan Dipta. Nesya mengingat kejadian tadi malam ketika Dipta ketakutan mengira Nesya adalah hantu. Nesya menggigit bibirnya, takut Dipta menilai dia tak sopan karna menertawakan kejadian semalam. jadi Nesya menahannya.

dipta berjalan ke kursi di samping Nesya dan duduk. nesya bisa merasakan aroma sabun Dipta dari jarak setengah meter. kendalikan dirimu Nesya...

"ada perlu beli beberapa barang. aku sama sekali nggak ada persiapan kesini.." kata Dipta pelan.

"oh..." nesya benar-benar tak tahu harus menjawab apa.

"mau nemenin?"

nesya kaget. benar-benar kaget. tidak menyangka akan mendapat pertanyaan seperti itu.

#####

setelah mandi dan dandan sedikit. Nesya keluar kamarnya dan turun. Dipta duduk di ruang tamu sambil memainkan handphonenya.

"hei.." nesya ragu-ragu.

dipta mendongak. nesya terlihat cantik.. dia mengenakan atasan brukat hitam dan celana jeans biru muda. dengan sepatu flat hitam dan tas kecil berwarna hitam. cantik, itu yang terlintas di pikiran Dipta pertama kali. bukannya Nesya tidak cantik ketika bangun tidur atau tanpa make up. tapi Nesya bangun tidur dengan alisnya yg sangat tipis benar-benar lucu. tapi beberapa perempuan memang perlu menggambar alisnya karna Dipta akui tidak semua perempuan memiliki alis yang bagus. nesya membentuk alisnya dengan rapi, tidak terlalu tebal dan itu membuatnya terlihat sempurna sekarang..

"hei.. ayo.." Dipta bangkit dan berjalan keluar. membuka pintu dan mempersilahkan Nesya untuk keluar duluan.

"kita naik apa?" tanya Nesya. sebelum Dipta menjawab, Nesya melihat bmw hitam terparkir di depan penginapan.

nesya menoleh.

"aku nyewa selama di Jogja.." Dipta buru-buru menjawab.

nesya mengernyitkan dahi. "kenapa ga sewa motor aja. itu lebih asik kalo di Jogja.." gumam nesya sambil membuka pintu mobil.

dipta tersenyum. gadis ini memang berbeda.. dia mengeluh Dipta yang menyewa mobil untuk pergi dengannya dan menyarankan sewa motor karna itu jauh lebih hemat. ketika gadis itu bertanya berapa sewa perharinya Dipta sedikit gugup. sejujurnya dia bertemu temannya kemarin siang. ketika temannya datang mengendarai bmwnya, Dipta memutuskan membeli mobil temannya dan menyuruhnya membeli mobil yang baru. jadi ketika gadis itu bertanya harga sewa, Dipta menyebutkan nominal dengan asal.

nesya memutar matanya ketika mendengar jawaban Dipta. "500ribu sehari?" gadis itu menatap tak percaya.

dipta hanya mengangguk. menurutnya itu harga yang wajar. dipta tentu saja tidak pernah menyewa mobil. "hati-hati jangan ngebut. jangan sampe lecet. jangan buang-buang uang lagi.." tambah Nesya. dipta tertawa, gadis ini benar-benar lucu.

"kenapa ketawa??" tanyanya.

dipta berhenti tertawa, "gapapa. kamu keliatan lucu kalau marah.."

nesya terdiam. wajahnya berubah merah.. nesya memalingkan wajahnya dan menatap keluar jendela.

######

Nesya dan Dipta memutuskan pergi ke amplas. untunglah ringroad selatan tidak macet pada hari-hari biasa. itulah sebabnya Nesya lebih suka naik motor. lebih efisien. dia bisa mencari jalan-jalan kecil ketika beberapa titik di Jogja dilanda kemacetan.

sesampainya di amplas atau plaza ambarukmo, Dipta ternyata membeli beberapa pakaian dalam dan kaos.

dia pasti anak orang kaya.. pikir Nesya ketika Dipta menawarkan untuk membelikan sesuatu untuk Nesya. Nesya menolak. dia tidak ingin apapun. apalagi pria ini baru dikenalnya. setelah membeli beberapa kebutuhannya Dipta bertanya apa yang bisa mereka makan. nesya mengusulkan dimsum dan Dipta setuju. mereka memilih duduk di ujung restoran.

"kamu nggak bisa lepas dari handphonemu ya?" tanya nesya.

sudah 15menit Dipta tak berbicara apapun dan hanya melihat layar handphonenya.

"he'em.." jawab Dipta.

"kamu lagi chatan sama istrimu ya?"

"he'em.."

nesya tak bereaksi. menunggu Dipta sadar. tak lama Dipta mendongak, "nggak.. aku lagi ngecek kerjaan. bukan istri.." Dipta menggeleng cepat.

nesya terkekeh, "istri juga nggak papa.."

dipta kemudian meletakan handphonenya di meja.

"aku udah bilang bukan istri.." Dipta memasang tampang kesal yang dibalas tawa kecil oleh nesya.

"kamu udah punya pacar?" tanya Dipta hati-hati.

nesya menatap mata Dipta mencari maksud dari pertanyaan itu, "belum." jawabnya.

"jomblo?"

"yah bisa dibilang begitu." pelayan meletakkan dimsum dan nasi di meja. disusul dengan steamboat berisi sayuran, jamur dan daging ayam.

"kenapa?" tanya Dipta. "kenapa jomblo?" tanya sekali lagi.

nesya membuka panci steamboat dan merasakan aromanya.

"hmm... pria idamanku nggak ada di dunia ini.." jawab nesya.

Dipta hampir tersedak saat mendengar nesya mengatakan itu.

"memangnya kamu suka yang gimana?" tanya Dipta. pertanyaan ini menggelitik, Nesya paham sekali dengan taktik para pria ketika menggoda wanita.

ia tersenyum kearah Dipta. meletakkan sumpitnya dan mengatakan,

"yang jelas bukan kayak kamu, no offense yaa. tapi pria sepertimu sama sekali bukan tipeku.."

#####

Dipta terdiam. nesya mengambil beberapa jamur lalu meletakannya di mangkuknya dan mulai makan. Dipta benar-benar tak bisa berkata-kata. tangannya yang memegang sumpit masih menggantung di udara, tak menyangka dengan jawaban Nesya.

"kok nggak makan?" tanya Nesya.

Dipta tersadar. menatap Nesya sekali lagi, gadis ini tidak terlihat berbohong. dipta mengunyah nasinya sambil terus berpikir. apa yang salah dengan dirinya? Dipta pikir dirinya cukup tampan dan kaya. banyak wanita yang menyukainya karna dia memiliki wajah rupawan dan uang. apa yang kurang?

"kamu umur berapa?" Nesya tiba-tiba bertanya.

dipta menelan makanannya kemudian menjawab, "30, 31 tahun ini.."

nesya terlihat kaget. "wah.. udah om-om.."

mata Dipta melebar. "om...?????" Dipta tak menyangka Nesya akan menyebutnya om-om.

"bercanda.." bibir mesya melebar dan tersenyum memperlihatkan gigi kelincinya, "kita cuma beda 5taun... om.." nesya sengaja menambahkan kata om di akhir kalimat. kemudian pipinya menggelembung menahan tawa.

Sejujurnya Dipta ingin marah karna disebut om-om.. tapi melihat ekspresi Nesya ia melembut.

"abis ini langsung pulang?" tanya Dipta ketika melihat Nesya menyelesaikan makannya.

"terserah. kamu pengen jalan kemana?" tanya Nesya.

"aku pengen minum.."

######

"gimana kalo kita beli bir aja terus kita minum di atap?" usul Nesya.

Dipta tak keberatan. dalam perjalanan pulang mereka mampir ke supermarket dan membeli beberapa botol bir dan camilan. Nesya bahkan membeli buah dan sayuran serta daging untuk disimpan di kulkas.

setelah mengganti pakaiannya dengan celana kolor dan kaus tipis, Nesya naik ke atap. Dipta sedang duduk di gazebo, sibuk dengan handphonenya, lagi..

Nesya mendesah.

"kasih waktu 10 menit. aku selesaiin dulu baca email dari klien, abis itu kamu boleh sita handphone aku.." Dipta menyadari bahwa Nesya tidak terlalu suka pria yang sibuk dengan handphonenya.

Nesya membuka botol bir dengan ujung korek api. dipta melihatnya dan terkagum-kagum. biasanya para wanita tidak bisa melakukannya, Nesya adalah pengecualian.

mereka menghabiskan 4botol bir pertama dengan permainan, memainkan ludo.. dan yang kalah harus minum 1 botol bir tanpa berhenti. jika berhenti maka ia harus minum dua botol. pertandingan berakhir seri dan mereka memutuskan minum dengan santai.

Nesya bercerita alasannya pindah bekerja di penginapan ini. putus dan masih tinggal serumah dengan Billy adalah hal yang sulit. karna itu ketika temannya Arya memberitahunya pekerjaan ini, Nesya memutuskan untuk mengambilnya.

"apa alasan dia selingkuh dari kamu?" tanya Dipta penasaran.

Nesya tidak terlihat seperti gadis posesif atau manja. dia cenderung berani dan mandiri. dia juga lucu dan tidak membosankan, jadi rasanya aneh jika pacarnya berselingkuh.

Nesya menarik nafas pelan, "aku nggak yakin.. sejujurnya kita sering ribut setelah aku bilang minta waktu dua tahun untuk menikah. dia tidak bisa menunggu.. orangtuanya memaksanya menikah secepatnya.." nesya terdiam lalu tersenyum masam. "menikah itu sakral. dan sejujurnya, ada banyak hal yang tidak kusukai dari Billy. aku takut kalau menikah nanti, aku menemukan lebih banyak hal yang aku benci dan aku ingin pergi. jadi aku meminta waktu.. dia tidak bisa memberikannya."

entah kenapa Nesya mengatakan ini pada Dipta. Nesya akui Dipta adalah pendengar yang baik. Dipta tidak memberikan banyak komentar tentang hubungan Nesya. lakukan apa yang membuatmu bahagia, katanya.

Nesya iseng bertanya apa yang Dipta ingin lakukan saat ini, Dipta menatap Nesya lama dan membuatnya salah tingkah.

"hey.." pipi Nesya merah ditatap Dipta seintens itu.

"menciummu.."

mata Nesya melebar, "ma-maksudnya gimana.." Nesya mengalihkan pandangannya ke samping. melihat angin bertiup dan menggoyangkan beberapa daun kering yang kemudian gugur.. udara terasa dingin, kausnya terlalu tipis, Nesya merinding sekaligus gugup.

"nes.." Nesya menoleh ke arah Dipa. mata mereka bertemu.

"menciummu... itu yang ingin kulakukan sekarang.." lalu Dipta menarik dagu Nesya dan bibir mereka bertemu.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login