Download App

Chapter 3: Chapter 3: Outdoor Pertama Steve

Beberapa hari ini gua jarang pergi ke gym dikarenakan urusan kerja gua lagi padet-padetnya.

Imbasnya, gua beberapa hari ga bisa ketemu Steve.

Kangen? Pasti lah!

Siang itu, gua videocall Steve.

"Beb... Sibuk?" Tanya gua, basa basi.

"Habis meeting aja nih beb." Jawabnya.

"Meeting apa meeting." Sindir gua

"Meeting lah." Jawabnya sambil tertawa.

"Ntar nginep dirumah yuk beb. Ntar malem renang dulu di apartmen aku." Ajak gua.

(FYI: gua punya 1 apartmen yang ga gua tinggalin. Sesekali gua datang berkunjung buat bersih-bersih atau sekedar renang disana)

"Boleh aja sih." Jawab Steve.

"Ya udah, jangan lupa bawa celana renang. Kamu ga usah bawa CD lah beb nginep di tempat aku." Pinta gua.

"Hahh??? Jangan bawa CD?" Tanya Steve.

"Iya... Kan udah malem juga. Lagian di tempat aku juga nanti kamu telanjang-telanjang juga kan. Hehe." Jawab gue.

"Dasar. Hehe. Ya udah nanti ya ketemu. Kamu jemput atau aku langsung ke rumah kamu?" Tanya Steve.

"Kamu langsung ke rumah aja ya, naik ojol aja. Ga usah bawa kendaraan. Inget loh ga usah pake CD segala ya." Ujar gue.

"Iya. Sip." Jawabnya.

Ga lama setelah itu, gua akhiri panggilan video gua ke Steve.

Ah jadi ga sabar ketemu pacar gua kan tuh!

Segera gua urus semua kerjaan gua di kantor. Apalagi besok sabtu. Gua mau semua kerjaan gua beres dan ga ada gangguan pas gua lagi ena ena sama Steve.

Diluar dugaan. Ternyata kerjaan gua selesai lebih cepat. Gua mutusin buat cepet pulang.

(Dirumah)

Setelah sampai rumah, gua langsung siap-siap. Terlintas di otak gua buat mainin pacar gue lagi.

Ga mungkin gua bawa alat aneh-aneh. Jadi gua putusin cuma ambil nipple clamp sama cukuran. Udah itu aja.

Waktu masih lama dari yang di janjiin. Gua segera telepon Steve.

"Beb... Udah beres-beres belom?" Tanya gue

"Udah kok." Jawab Steve.

"Kerjaan ku udah selesai, aku udah dirumah sekarang. Kamu aku jemput aja kali ya. Kita ke supermarket dulu, abis itu baru renang." Jawab gue.

"Iya boleh. Aku tunggu ya." Jawabnya.

Setelah gue matiin telepon. Gua bergegas pergi jemput Steve.

Sesampainya di rumah Steve. Gua langsung kabari dia kalau gua udah ada di depan rumahnya.

Ga lama pacar gua pun datang ke mobil gua.

Ga lama setelah dia duduk. Langsung gua cium bibirnya.

"Kangen." Ujar gua.

"Sama." Jawabnya.

Segera gua menuju supermarket, karena bahan makanan dirumah gua udah hampir abis.

Sesampainya di supermarket. Hal pertama yang gual lakuin adalah mendekat ke Steve. Gua raba kemaluannya, dan gua tarik celananya (dia pakai celana karet) buat pastiin dia ga pake kolor.

Dan ternyata dia nurut, ga pake kolor. Nice!

Selama di supermarket, tangan jahil gua ga berenti ngelus kontolnya, kadang gua pencet-pencet batangnya kayak gaya mau ngocok. Sontak kontol Steve tegang menjulang.

"Apa sih!" Ujar Steve sekaligus menepuk tangan jahilku.

Mungkin dia malu karena kontolnya mengeras dan ga pake CD. Jadi terlihat gundukan gundukan di area kemaluannya.

Aku hanya tersenyum melihat hal itu. Sesekali seperti ku pukul gundukan yang menjulang dari celananya itu.

"Mau makan apa beb nanti malem?" Tanya ku.

"Apa aja sih." Jawabnya.

Mendengar hal itu sontak langsung langsung ku genggang batang kontolnya yang menjulang tegas di dalam celananya, sambil berkata

"Tentuinnnn...."

"Ish (sambil melepaskan genggamanku dari batangnya), sengaja deh." Ujar Steve.

Gua cuma ketawa denger perkataannya.

"Beli daging buat steak, wortel sama jagung aja kali beb." Ide Steve.

"Boleh." Jawab gua.

Setelah dapet semua bahan makanan, kita segera meluncur ke apartmen. Ga terasa ternyata udah jam 7 malam.

Sesampainya di apartmen, sengaja gua langsung ke kolam renang.

Oh ya ini pertama kali Steve gua ajak ke apartmen gua.

"Ganti dimana beb?" Tanya Steve

"Disini aja." Jawab gue santai.

"Hah??? Ada yang renang kali. Ntar diliat gimana." Jawab Steve.

Posisi saat itu memang ada 2 orang pria yang sedang berenang.

"Cuek aja beb. Mereka juga ga liat kok." Jawab gue.

Gua langsung membuka pakaianku dan juga celana ku. Ya gua pede aja. Gua kan masih pake celana dalem. Langsung segera gua pake celana renang gua.

"Aku kan ga pake CD beb." Ujar Steve.

"Ssstttt. Lama." Jawab gua

Langsung gua berdiri dibelakang Steve. Gua buka kaosnya. Gua langsung plorotin celananya.

Sontak dia langsung menutupi kontolnya.

"Ih ngawur nih kamu." Kata Steve.

"Lah kamu kelamaan mikir sih. Udah cepet pake celana renangnya. Ini kan aku nutupin kamu juga biar 2 cowo itu ga ngeliat." Jawabku.

Steve segera mengambil celana renang dari tasnya.

Gua langsung turn on liat Steve seperti itu.

Ketika dia mau pakai celana renang. Sedikit gua elus pantat mulusnya.

"Iseng deh." Ujarnya

"Isengin pacar sendiri mah gpp kali." Jawabku.

Setelah itu kami berenang. Sesekali gua mencuri kesempatan untuk mencium Steve. Tapi Steve terkesan takut terlihat oleh dua lelaki yang sedang berenang bersama kami.

Tak lama satu per satu dari pria yang berenang bareng kami pun naik dan meninggalakan area kolam.

Semakin malem, cuma tersisa gua dan Steve di tempat itu...

"Bentar beb aku mau ambil minum." Kata gua ke Steve.

Sambil ambil minum, gua juga ambil nipple clamp yang udah gua siapin tadi.

Gua duduk di pinggir kolam. Sambil gua masukin kaki gua ke kolam.

"Beb... Sini minum dl." Panggil ku.

Sesaat Steve langsung dateng menghampiri gua. Tepat berada di sela-sela kaki gua.

Pas dia minum, aura sexy keluar dari badannya.

Langsung lah tangan gua ngelus dada dan mainin pentilnya itu.

"Diliat orang nanti." Kata Steve.

"Mana ada orang lagi disini." Jawab gue.

"Sini-sini deketan." Pinta gue.

Kepala Steve sekarang berada hampir nempel sama dada gua.

Gua mainin terus pentilnya.

Steve cuma bisa menunduk keenakan. Kedengeran sih dari napasnya yang mulai ga teratur.

Shit anak ini. Bikin gua ngaceng ga karuan. Langsung lah gua keluarin otong gua yang udah kenceng ga karuan.

"Isep beb." Pinta gua

Steve langsung nyepong kontol gua. Ah shit, nikmatnya.

Sesekali gua lepas kontol gua dari mulutnya, lalu gua ciumin bibirnya.

"Beb. Dipakein asesoris mau ya." Pinta gue.

"Asesoris?" Tanyanya seperti orang keheranan.

"Iya, coba ya. Tutup deh mata kamu" pinta gua lagi.

Steve pun menutup matanya.

Langsung gua siapin nipple clamp dan gua arahin di pentil kirinya itu. Lalu, Clap!!!

"Ahh." Jerit Steve.

Sontak mata Steve terbuka dan memegang dada kirinya. Sambil melihat benda apa yang ada di pentilnya itu.

Gua langsung pegang tangannya, dengan tujuan dia ga lepas nippleclamp itu.

"Stttt. Tahan bentar. Nanti jadi enak kok." Kata gua.

Steve cuma meringis, napasnya makin ga karuan.

"Pasang satu lagi ya." Pinta gua.

Steve cuma terdiam menunduk, meringis.

Clap!!! Gua pasang nipple clamp di pentil satunya.

"Errggh." Steve cuma meringis seperti itu. Sambil mengencangkan otot-ototnya. Mungkin dia menahan sakit.

Argghhh. Gua malah jadi horny banget. Langsung gua elus lengannya yang super super nonjol otot-ototnya. Terkadang gua mainin nipple clampnya, jadi ada bunyi-bunyi kecil di kolam itu. (Nipple clamp yang gua pasang yang ada lonceng kecil)

Ga lama, dengan kondisi masih di pasang nipple clamp.

"Naik yuk beb. Jangan lepas ya itu jepitannya." Ujar gua.

Steve pun naik. Gua elus-elus kontolnya, gua buka celana renangnya dikit buat isep-isep dikit kontolnya.

Ga lama setelah itu, gua lepas nipple clamp dari pentilnya.

"Ahhh. Hhh. Ahh." Keluar dari mulut Steve.

Steve sambil memegangi pentilnya

Langsung gua sibak tangannya ke bawah. Mulai gua isep pentilnya, sesekali gua jilatin.

"Ahhh hhhh." Steve ga banyak berkata-kata.

Setelah itu aku mengeluarkan kantong dan cukuran. Lalu menarik Steve ke tempat yang lebih mojok.

Gua pelorotin sedikit CD nya. Sampai otonya menyembul.

"Pegang ini disini beb." Pinta gua, sambil nyodorin kantong kresek tepat di bawah biji kontolnya.

"Buat apa?" Tanya Steve.

"Mau cukur jembut kamu." Jawab gua.

"Aku bisa sendiri beb. Nanti aku cukur sendiri aja." Jawabnya.

Gua langsung jongkok dan gua cium area perutnya.

"Udah aku cukurin aja." Jawab gue.

Mulai lah gue sikat abis jembutnya. Sesekali gua emut kontolnya.

Sampai akhirnya kontol Steve licin bersih.

"Lain kali di cukur terus ya jembutnya." Ujar gue sambil cium kening Steve.

"Ho oh." Jawab Steve.

Dengan kejadian itu. Sontak gua pasti ngaceng abis.

"Tunggu sini bentar beb." Pinta gua.

Segera gua buang bulu-bulu kontol Steve, dan gua ambil pelumas dari tas gua.

Lalu gua hampiri Steve lagi.

Langsung gua gerayangin badan Steve dari belakang. Dan gua mulai buka celana renangnya.

"Beb apaan sih." Kata Steve.

"Cari suasana lain lah beb." Jawab gua.

"Tapi ga disini juga." Jawabnya.

"Sepi, trust me." Jawab gua lembut di telinganya.

Mulai lah gua eksekusi kontol Steve. Gua kocok perlahan. Dia pun ngaceng. Nice!

Lidah gua terus bergeliat di area leher samping dan belakang Steve.

Steve cuma bisa mengarahkan kepalanya keatas. Sepertinya dia menikmati.

Steve ga terlalu banyak bersuara. Tapi napasnya ga bisa bohong.

Dua tangan gua bener-bener bekerja efektif. Satu ngocok kontolnya dari belakang, yang satu mainin pentilnya. Lidah gua pun ga berenti gerayangi lehernya.

Sedikit-sedikit gua mainin palkonnya. Sesekali gua selipin dan plintir di sela-sela jari gua.

Steve cuma bisa mengelinjang tanpa mendesah. Precumnya bisa gua rasain, bikin basah tangan gua dan kontolnya.

Ga lama setelah itu.

"Beb....." Desah Steve.

Crot... Crot... Croot.... Lava hangat keluar dari kontolnya.

Ah sial, dalam hati gua bergumam. Kenapa cepet keluarnya.

Gua lap peju yang nempel di tangan gua ke dada Steve.

Steve keliatan super lemes. Ya wajar sih, abis renang, crot juga.

Tapi kontol gua masih keras sekeras-kerasnya.

Ga pake pikir panjang. Tanpa pemanasan. Gua lumuri kontol gua pake pelicin.

Ga pake basa basi langsung gua hajar bool Steve dari posisi itu.

"Hmmmmmpppppp." Bunyi napas Steve ketika kontol gua langsung menerobos boolnya tanpa permisi.

Malam itu gua benar-benar seperti lost kontrol. Sange ga karuan.

Gua langsung fuck bool Steve ga karuan.

Napas Steve bener-bener kacau dan kadang ada rintihan kesakitan keluar dari mulutnya.

Ga banyak gaya yang bisa gua maenin di tempat ini. Satu-satunya cara.

Gua cuma bisa maenin bool Steve dengan cara gua cabut keluar kontol gua dari boolnya. Dan mendadak nerobos masuk boolnya lagi.

Berkali kali gua cabut colok kontol gua dari boolnya.

Steve pun sudah mulai terdengar erangannya.

Mendengar itu. Klimaks semakin menanti gua.

Tanpa pikir panjang. Langsung gua hajar bool Steve tanpa ampun.

Steve makin meringis ga karuan.

Dan ga lama setelah itu..

Crooottttt... Croooottt...

Shit men!!!!!! Lega banget gua.

Setelah itu langsung gua cabut kontol gua dengan cepat dari boolnya.

"Ahhh..." Cuma itu yang keluar dari mulut Steve.

Steve langsung membungkuk dan menumpukan kedua tangan pada lututnya.

Sesekali gua masih iseng dengan maenin lobangnya pake jari gua.

Steve cuma bisa mengejang.

Karena udah lumayan larut. Gua mutusin buat segera bilas dan pulang.

Di ruang bilas. Ga henti gua cium kening Steve.

"Enak ga?" Tanya gua.

"Enak." Jawab Steve sambil tersenyum.

Gua jadi semakin berani untuk mengajak Steve beradegan di luar ruangan kedepannya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login