Download App

Chapter 13: Belajar Dari Ayah

Orion dan Anna berjalan menyusuri hutan, di tangan mereka masing-masing terdapat setumpuk kecil kayu bakar. Mereka berniat mencari lebih banyak, agar nantinya tidak perlu mencari lagi. Orion sebenarnya cukup resah karena situasi dan kondisi.

Dia dan Anna sudah berjalan cukup jauh dari sol dan May, dia masih tidak tahu apa saja makhluk yang ada di hutan itu. Mereka tidak membawa apapun untuk pertahanan diri, hanya pisau kecil yang ada di penyimpanan system milik Orion.

'Aku yakin sekali, sebuah pisau tidak akan bisa membunuh beruang.... Mengingat kami ada di hutan, jika itu serigala... Mungkin aku bisa mengurusnya, itupun tergantung jumlah mereka....'

'Lagipula, aku tidak tahu apa saja makhluk yang ada di sini. Yang pasti binatang buas adalah salah satunya, mungkin kami harus kembali sekarang' Orion menghentikan langkahnya.

"Ada apa, Orion?" Anna yang ada di depan berbalik dan melihat ke Orion.

"Kurasa kita jangan berjalan lebih jauh lagi, kak. Bagaimana jika kita kembali?"

"Ayolah, Orion. Kita maju sedikit lagi, lagipula langit masih belum gelap. Kita pasti bisa kembali, kita juga belum tahu ada apa di depan kan?" Anna berkata.

"Justru karena itulah, kenapa kita harus kembali dan tidak berjalan lebih jauh lagi. Bagaimana jika ada beruang?"

"Jika itu terjadi, maka aku akan melindungi mu. Jangan khawatir, mengurus seekor beruang itu adalah hal yang mudah. Aku hanya akan menghempaskan beruang itu dengan sihir angin, lagipula. Disini aman"

"...." Orion diam, dia sedang memperhatikan sekitarnya.

'Memang benar, tidak ada yang janggal. Tapi apa ini baik?'

TAP

"Ayo, kita terus jalan..." Anna menarik tangan Orion.

"Tu-tunggu kak, kayu bakar ku jatuh..." Orion melepaskan tangan Anna dan mengambil beberapa kayu yang terjatuh itu.

Mereka pun terus berjalan lebih dalam, Orion cukup mencemaskan situasi saat ini. Dia dan Anna tidak dalam kondisi yang memungkinkan untuk melindungi diri mereka, Anna terus memimpin jalan dan Orion mengikuti dari belakang.

Setelah cukup lama berjalan, Anna menghentikan langkahnya dan itu membuat Orion cukup penasaran. Mereka sekarang sampai di sebuah danau yang cukup besar, cahaya jingga dari matahari senja di refleksikan ke permukaan danau.

Membuat danau itu terlihat indah, airnya yang berwarna biru dan bercampur dengan warna jingga dari matahari membuat keindahan danau itu meningkat. Orion dan Anna terpana melihat itu, mereka belum pernah melihat itu sebelumnya.

'Aku ragu, bisa melihat hal seperti ini di sana' Orion memikirkan dunianya.

Mereka mendekat ke pinggiran danau, Orion terpana karena air dari danau itu jernih hingga dia bisa melihat ke dasar danau itu yang cukup dalam.

'Wah, danau ini belum pernah tercemar. Kurasa inilah salah satu keuntungan dari dunia tanpa pabrik dan semacamnya' Orion tersenyum tipis.

"Baiklah, kak. Kurasa kau sudah puas sekarang, bagaimana jika kita kemb-" Orion melihat ke belakang, namun Anna tidak ada di sana.

"Kak, jika kau mencoba bersembunyi maka itu sia-sia saja. Karena aku akan menemukan mu"Orion berkata sambil melihat kesekitar.

"..." Tidak ada jawaban.

"Baiklah, jika itu yang kau inginkan" Orion tersenyum.

Orion meletakkan kayu bakarnya, dia berjalan ke salah satu pohon terdekat dan melihat ke balik pohon itu. Tidak ada apapun disana, Orion pun mulai mencari Anna ke pohon-pohon sekitar dan hasilnya tetap sama, dia tidak menemukannya.

"Dimana dia, ya?" Orion berjalan ke arah tumpukan kayu bakarnya.

BUK

Orion terjatuh cukup keras, dia tidak bergerak setelah itu. Dari salah satu pohon di sana, Anna keluar dengan tergesa-gesa. Dia membuang kayu bakar yang ada di tangannya dan berlari menuju Orion yang masih tidak bergerak.

"Orion, Orion, Orion...." Anna mengguncang tubuh Orion, namun tidak ada reaksi darinya. Anna pun membalik tubuhnya.

TAP

"Nah, tertangkap" Orion berkata sambil menggenggam lengan Anna, dia tersenyum tipis.

"Ka-kau, kau mempermainkan ku!!!" Anna berkata dengan kesal.

"Habisnya, kakak tidak juga muncul. Jadi aku harus sedikit mengerahkan usaha" Orion terkekeh.

"....." Anna hanya diam, dia memalingkan wajahnya dari Orion.

"Eh? Apa kau marah, kak?" Orion tidak menyangka bahwa Anna akan benar-benar marah.

"Kau tidak boleh begitu lagi, Orion. Apa kau tidak tahu betapa cemasnya aku" Anna menatap Orion.

"Ah, ya. Maafkan aku, kak"

"Jangan pernah mengulangi nya lagi....Janji?" Anna menyodorkan jari kelingking nya.

"Apa ini?" Orion tidak mengerti maksud dari Anna.

"Ini namanya janji jari kelingking, janji yang harus di pegang hingga mati"

"Ya, aku berjanji" Orion mengangguk.

"Kalau begitu, satukan jari kelingking mu dengan milik ku" Anna kembali menyodorkan jari kelingking nya.

"Ya, baiklah..." Orion pun menyodorkan jari kelingking nya dan janji pun dibuat.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita kembali sekarang" Orion berdiri, dia membantu Anna berdiri.

"Ya" Anna mengangguk.

Mereka kembali, sebelum itu mereka harus kembali mengumpulkan kayu bakar yang tidak sengaja dibuang oleh Anna. Mereka kembali menyusuri jalan yang sebelumnya mereka lalui, ketika mereka sudah dekat dengan tenda kedua orang tua mereka.

Mereka bertemu dengan May, May langsung memeluk mereka berdua. Dia sempat khawatir karena mereka berdua lama sekali kembali hanya untuk mencari kayu bakar, setelah memeluk mereka berdua.

May langsung memarahi mereka berdua, Orion dan Anna hanya bisa diam karena mereka salah. Meski May tidak benar-benar marah, tapi mereka tetap menyesal. Tidak hanya dari May, mereka juga kena marah oleh Sol.

....

Mereka sudah selesai makan malam, sekarang mereka duduk mengelilingi api unggun. Berbicara satu sama lain tentang apa yang terjadi hari ini layaknya sebuah keluarga yang bahagia, Orion merasa senang setiap kali mereka berkumpul dan berbicara.

Setelah itu, Sol mengajak Orion untuk mengajari nya sihir yang sebelumnya diminta oleh Orion. Sol hanya ingin mengajari Orion sihir dasar yang tidak terlalu berbahaya namun masih bisa berguna untuk melindungi diri.

"Orion, mungkin sihir yang akan ayah ajarkan kepada tidak terlalu kuat, tapi masih bisa melindungi diri mu jika kamu menggunakannya dengan benar. Apa kamu masih mau?"

"Tentu, yah. Apapun sihir atau skill nya, pasti akan berguna nantinya" Orion mengangguk.

"Baiklah, karena kamu sudah setuju. Maka ayah hanya harus mengajarimu...."

"Oh, iya. Ayah hanya bisa mengajari mu 2 sihir saja, sihir api dan angin. Apa kamu tidak keberatan?"

"Tentu tidak, ayah"

"Baiklah, kalau begitu. Ayah akan menunjukkannya terlebih dahulu, yang pertama adalah sihir angin..." Sol Sekarang berbalik dan menghadap ke arah sebuah pohon.

Sol mengepalkan tangannya sesaat, dia menatap ke pohon itu sementara Orion memperhatikan ayahnya dengan seksama. Dia sangat bersemangat tentang ini, akhirnya dia mempelajari hal yang sangat asing baginya.

Sol merentangkan tangan kanannya ke samping, lalu dia mengayunkan tangan itu ke arah pohon yang ada di depannya dengan cepat. Bersamaan dengan ayunan tangannya itu, hembusan udara yang kuat menghantam pohon.

Hembusan udara yang kuat itu membuat pohon yang terkena bergoyang dan menggugurkan banyak daun dari pohon itu, Orion melihat itu dengan takjub.

'Ketika membuat [Terra wall] aku tidak terlalu memperhatikannya, tapi ini sangat keren!!!' Orion tersenyum, dia sangat bersemangat.

"Sepertinya kamu sangat bersemangat tentang ini, Orion" Sol tersenyum tipis melihat Orion.

"Ah, iya. Soalnya itu terlihat keren, aku belum pernah melihat hal seperti itu seumur hidup ku"

"Nah, persiapkanlah diri mu. Karena mulai sekarang, kamu akan bisa melakukan hal-hal keren seperti itu dengan dirimu sendiri"

"Ya" Orion mengangguk.

Sol pun mulai mengajari Orion tentang langkah-langkah penggunaan sihir yang baru saja dia tunjukkan, seperti yang Sol perkirakan dari Orion. Dia mampu memahami apa yang Sol sampaikan dengan cepat, Sol sendiri merasa bangga dengan apa yang dimiliki oleh Orion itu.

'Jika orang tua mu masih hidup, Orion. Aku tahu bagaimana rasa bangga mereka melihat diri mu' Sol berkata di dalam pikirannya.

Sampai sekarang pun dia masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kedua orang tua kandung Orion, meskipun Orion mengatakan bahwa dia membunuh mereka.

Tapi bagi Sol itu tetap janggal, Orion tidak mengatakan alasan kenapa dia membunuh kedua orang tuanya. Meskipun begitu, Sol tidak pernah berpikir untuk meminta Orion mengatakan alasan sebenarnya.

"Nah, karena kamu sudah paham tentang sihir ini sepenuhnya. Bagaimana jika kamu mencobanya sekarang?"

"Baik, ayah. Akan ku coba" Orion mengangguk.

Dia menjauh sedikit dari Sol dan menghadap ke pohon yang sebelumnya sudah terbakar oleh sihir Sol, Orion merentangkan tangan kanannya ke samping.

'[Wind slap]' Orion mengucapkan nama dari skill itu, di pikirannya sambil mengayunkan tangan kanannya ke arah pohon itu.

Bersamaan dengan ayunan tangan Orion, hembusan udara yang kuat menghantam pohon itu. Hembusan udara itu membuat pohon itu menjadi mencondong karena dorongan yang kuat dari udara itu, Orion tidak tahu apa yang sudah dia perbuat.

.

[Menerapkan skill: [Wind slap], skill telah di tambahkan ke slot "Skill"]

.

[Wind slap]: menggunakan hembusan angin kuat yang muncul dari ayunan tangan pengguna, yang mampu menghempaskan apapun. Selama kekuatan sihir pengguna cukup besar.

Tingkat: 1 (0/100)

.

"Sepertinya kekuatan sihir kamu belum bisa di kendalikan dengan benar, ya. Kamu mengeluarkan kekuatan yang terlalu besar di sihir itu, Orion. Dan itu tidak baik, bisa-bisa kamu lepas kendali dalam menggunakannya nanti" Sol berkata.

"Sepertinya begitu...." Orion mengusap kepalanya sendiri.

"Ayah, apa kau bisa mengajari ku cara mengendalikan kekuatan sihir?"

"Untuk hal itu, ayah harus minta maaf. Ayah tidak bisa, biasanya hal itu bisa kamu pelajari di akademi. Ayah dulu tidak bersekolah di akademi, jadi pengetahuan ayah hanya sebatas rata-rata saja. Mungkin sekarang di bawah rata-rata, zaman sudah berubah"

"....."

"Kalau begitu, aku akan menunggu saja. Hingga waktunya datang dan aku juga akan berhati-hati dalam menggunakan sihir ini" Orion berkata.

"Apa kamu bersungguh-sungguh untuk tidak masuk akademi dasar dulu? Banyak hal menarik yang akan kamu temukan di sana nanti, Orion"

"Tidak, aku masih ingin bersama keluarga ku. Itu jauh lebih menarik dan menyenangkan, lagipula. Aku ingin bersantai untuk beberapa tahun kedepan, aku sudah terlalu lelah dengan dunia untuk saat ini dan hingga usia ku cukup untuk masuk akademi lanjutan"

"..." Sol hanya diam, melihat Orion dengan senyumnya.

"Ayah, bagaimana jika kita istirahat dulu?"

"Ya, ayo kembali ke kakak dan ibu mu" Sol mengangguk.

Mereka pun kembali ke tenda, mereka kembali berkumpul di sekitar api unggun yang hangat dan di tambah dengan perbincangan yang menyenangkan seputar desa.

"Ah, tanpa kita sadari waktu berlalu begitu cepat. Hari sudah larut, untuk latihannya kita lanjutkan besok saja ya Orion" Sol melihat ke Orion.

"Ya, ayah pasti lelah" Orion mengangguk.

"Nah, Orion dan Anna. Kalian segera tidur, agar besok bisa kembali belajar berburu" May berkata.

"Baik, bu" Anna berdiri dengan perlahan, dia berada di kondisi antara bangun dan hampir tertidur.

"Kak, hati-hati" Orion merangkul Anna, gadis itu hampir saja menginjak bara api.

"Selamat malam, nak" Sol berkata kepada kedua anaknya.

"Ya, selamat malam" Orion membalas, sementara Anna terlihat sudah tertidur.

"Selamat malam, ibu" Orion berkata.

"Ya, selamat malam" May tersenyum, dia mendekat ke Orion dan Anna. Dia mencium dahi mereka berdua, setelah itu Orion membawa Anna ke tenda dan membaringkan gadis itu.

"Kau cukup berat untuk gadis seusia mu, kak" Orion berkata pelan.

"HAH!!!" Anna kembali duduk, wajahnya menatap ke Orion namun matanya masih tertutup. Orion cukup terkejut dengan itu.

"....." Anna terdiam beberapa saat dan kembali berbaring.

"Ternyata mengigau...." Orion menatap Anna yang sudah tertidur.

"Selamat malam, Anna" Orion pun berbaring di sampingnya dan menutup matanya untuk tidur.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C13
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login