Download App

Chapter 2: dia baik padaku

setelah raisha berada di kamar mandi iya langsung membersihkan bajunya yang kotor tekena jus itu. ia menatap lekat lekat wajahnya di cermin karena bajunya yang basah membuatnya trasparan.

"ah...." raisha mendengus kesal dan memukul kramik yang berada di wastapel kamar mandi.

bagaima bisa aku keluar dengan baju ku yang seperti ini mingkin orang orang akan melihat ku. raisa berfikir sejenak tentang apa yang harus ia lakukan namun sebelum ia melakukan apapun pintu kamar mandi terbuka. raisa kaget melihat kevin di depannya

" apa yang kau lakukan di kamar mandi cewe? " raisha dengan malu malu menutup bagian yang basah suapa tidak terlihat kevin membuka jaket yang ia kenakan lalu memakaikannya pada raishs.

" aku tahu bajumu akan terlihat trasparan maka aku kesini untuk membantumu" setelah mengatakan itu ia membalikan badan dan bergegas pergi untuk kembali kekantin namun langkahnya terhenti ketika ia mendengar suara raisha " termakasih" kevin kembali membalikan badanya dan tersenyum lalu ia keluar dan pergi.

setelah kevin pergi raisha memakai jaket yang di berikan kevin lalu ia pergi. raisha tidak kemabli ke kantin melainkan kekelas saat di pejalanan semua yang ada di koridor memandanginya.

" wah jarang janrang raisha ada disini"

" cantik kalie dia"

" kenapa dia memakai jaket bukankan ini santa panas?"

" wow si canti ada disini"

semua yang mereka katakan membuat raisha geram namun dia tetap tenang dengan ekspresinya yang sangat dingin dan kalem.

ketika raisha tiba di kelas iya langsung duduk dan menundukan kepalanya bukan karena malu namun karena iya lelah dengan semua orang yang selalu saja berkata omongkosong tentang dirinya. iya, kelihatannya dia seperti tidak peduli pada omongan orang namun dia tetap manusia bahkan wanita akan merasa tidak akan nyaman pada saat mereka berada dalam pojokan atau pujian para lelaki.

" hei kou kenapa? " tiba-tiba suara yang tidak asing di telinga raisha mendekatinya dan menyetuh kepala raisha dengan belaian kasih saya, ya itu adalah zikyan teman sekelas raisha yang tampan dan hitam manis dengan di selimuti kebaikan bahkan pada raisha pun yang sikapnya sedingin es.

"tidak, tidak apa-apa" raisha melirik sebentar lalu ia kembali ke posisi awal.

" kalau begitu, kenapa kau tiba-tiba duduk merenung disini? jikau tidak baik baik saja?" pertanyaan zikyan membuat raisha terbawa emosi namun dia hanya mengeras kan giginya dan memandang zikyan dengan sedingin es tanpa ada kata-kata sedikit pun. zikyan hanya tersenyum melihat raisha seperti itu lali ia bergegas pergi meninggalkan raisha sendirian tanpa mengatakan apapun seolah olah ia mengerti bahwa raisha ada dalam emosinya saat ini jadi dia menghindari kekesalan raisha untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

" hei gadis apa kau baik- baik saja. mana bajumu yang kotor biar aku ganti dengan baju yang baru " suara kurniawan tiba- tiba terdengar di depan pintu dengab begitu keras sehinga semua orang yang ada di kelas memandanginya. kurniawan datang bersama dwi dab herman di belakangnya raisha mengagkat kepalanya dang melihat mereka mendekat menuju dirinya.

dwi tertawa saat melihat kurniawan dan berkata " kau, tidak usah begitu dia sudah baik-baik saja karena kevin memberinya pertolongan."

begitupun dengan reaksi herman mereka berdua tertawa terbahak bahak namun kurniawan mencubit mereka dengan keras karena merasa kesal. raisha yang melihat reaksi teman teman nya hanya tersenyum miring tidak ada kata apapun ia lontarkan selain ia kembali keposisi dia seawal.

" gadis, kou terlihat tidak sehat. apa yang kou fikirkan" kurniawan mendekat dan memegang tangan raisha.

"tidak! " satu kata yang di lontarkan raisha

" hei, ayolah jangan seperti itu lihat kami kami masih...." sebelum kurniawan menjelaskan tiba tiba dwi memotong perkataanya " sudahlah kur dia tidak ingin di ganggu biarkan dia begitu " setelah dwi mengatakan itu ia duduk di samping raisha kurniawan pun mengagguk tanda mengerti.

" oh ya, tadi kamu memesan bakso kan? herman yang memakannya tapi dia tidak membayarnya jadi aku yang bayar " dwi mejelaskan tentang baksonya tadi raisha tidak sempat memakannya.

"jadi?" raisha menatap dwi dengan tatapan dingin. dwi hanya tersenyum saat raisha menatapnya dan raisha langsung menyodorkan uang di depannya t

ampaknya dia mengerti apa yang dwi maksud

" teman yang baik.." hetman menepuk punggung raisha.

sepulang sekolah raisha di kagetkan dengan kehadiran kevin yang sedang memandang langit. " kau? sedang apa kau disini?" raisha menyapa terlebih dahulu membuat kevin memutar badannya dan menengok ke arahnya yang semakin mendekat. " hanya memandang langit yang indah tidak lebih" kevin memutarkan badannya kembali melihat penomena alam yang sangat indah ini.

" bukan kah tadi pagi kou sudah melihatnya? " ya benar yang tadi pagi raisha sapa adalah kevin kelas mereka tidak begitu jauh jaraknya jadi mereka sering bertemu.

" itu beda, tadi pagi sekarang sore" kevin menatap langit begitu dalam entah apa yang ia pikirkan atau ia rasakan yang jelas ia sangat menyukai saat suasans matahari terbit dan terbenam kebetulan kelas meteka berada di lantai 3 suasana pada saat pagi dan sore hari begitu terlihat disana


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login