Download App

Chapter 3: pertemuan ke dua di hari yang sama

davin sebagai pelayan di sebuah kafe membuat kafe di penuhi wanita 30-40 tahun, remaja wanita di bawah dan seusianya semakin ramai kafe tersebut semakin lelah davin berjalan mondar mandir untuk memenuhi panggilan tamu yang beralasan memesan makanan atau minuman. ketampanannya nyaris mirip lee min hoo artis korea yang memenuhi tipecall setiap wanita, bertubuh tegap tinggi dan ketampanan bagai patung pahatan Bali.

"cringg cringgg" bell kecil yang tergantung di ambang pintu kafe berbunyi dan seketika davin yang di sibukkan oleh pesanan para tamu menoleh ke arah pintu masuk. " _ " dag dig dug 'kenapa ada pertemuan ke dua di hari yang sama, dan jantung ini kenapa lagi setiap kali melihatnya rasanya mau copot' "davin" davin terperanjat(kaget) "lo kerja part time disini?" celetuknya dan di balas oleh davin "iya saya kerja disini dan ini awal saya kerja di kafe melati" yuph kafe melati kafe yang di berikan oleh ayah melati wanita yang memiliki kafe ini adalah dia yang selalu membuat generang di jantung davin, tanpa davin sadari melati tersenyum sesaat dia tahu davin lelaki pujaan nya bekerja di kafe miliknya. 'pucuk di cinta ulampun tiba' hati kecil melati berkata, "owh ya udah gue pesen satu kopi mocca ya" melati yang kegirangan tanpa sadar terus tersenyum "iya setelah tamu meja 8 saya anterin kopinya" balasnya dan melati menjawab "oke". 'sumpah demi apa gue semalem mimpi punya kutu katanya mau dapet rezeki ettdah gue bener- bener dapet rezeki gedee ganteng pula 😂' melati yang berkata- kata dalam hati terus memancarkan wajah berseri- seri seakan ujian mendapat nilai 100 sempurna.

....

bapak wibowo yang merasa cemas karena davin belum kunjung tiba di rumah jam dinding menunjukkan pukul 21.00 wib "davin kok belum pulang sih udah malem biasanya juga pulang sekolah langsung pulang ke rumah, apa dia kenapa- napa ya?" kepanikan pak wibowo makin menjadi karena jam dinding menunjukkan pukul 22.08 "tok tok tok asalamualaikum pak davin pulang" pak wibowo dengan cemas bergegas membuka pintu "kamu kok baru pulang sih vin, bukannya ngabarin kalo mau maen bapak kan jadi kawatir" tanpa sengaja pak wibowo yang berkecamuk dengan perasaan kawatir takut was was jikalau davin meninggalkannya sama persis seperti widuri istrinya pergi meninggalkan rumah tanpa berpamitan, menetes demi mengungkapkan perasaan senang anaknya tidak pergi meninggalkannya karena takut dengan kemiskinan. davin yang melihat orang tua dan keluarga satu- satunya menangis davin memeluk dengan erat dan berkata "bapak jangan kawatir davin salah pak davin kerja part time tanpa berpamitan terlebih dulu" tanpa melepas pelukan anaknya wibowo menjawab "syukur lah vin kalo kamu gak apa apa mungkin bapak yang terlalu berlebihan" davin membalas "bapak jangan mikir macem - macem davin bukan ibu yang lemah yang pergi karena kemiskinan" wajar jika pak wibowo ketakutan karena davin harta satu - satunya.

wibowo yang tengah tertidur menerima tamu di tengah malam "tok tok tok pak wibowo davin ini saya pak jajang" davin yang masih terjaga membuka pintu dan mempersilahkan tamu "pak jajang nyari bapak?" balasnya "iya saya ada perlu mendesak mangkanya malem - malem kesininya" davin yang memiliki watak baik memberi secangkir teh dan membangunkan pak wibowo "pak bapak ada pak jajang nyariin bapak katanya ada yang penting". " _ " pak wibowo terbangun dari tidurnya dan menemui pak jajang "bagai mana pak ada perlu apa? kok malem - malem kesininya" pak wibowo tentu was was kenapa larut malem baru kesini padahal mereka bertetangga "besok saya mau pindah ke semarang rumah dan kebun karet saya tinggal, karena saya harus merawat ibu saya, yang sakit- sakitan, apa pak wibowo bisa nungguin rumah saya dan mengurus kebun karet saya? nanti sebagian hasil getah karet kita bagi adil pak, gimana?" tentu ini tawaran bagus tapi pak wibowo sudah mengurus kebun sawit pak bambang bagaimana dia bisa merawat dua kebun sekaligus tanpa bantuan petani "saya minta maaf pak sebelumnya davin bisa jaga kebun karet bapak jajang tapi jika bapak dan pak jajang setuju" ucap davin yang sedari tadi mendengarkan. tanpa bosa basi pak jajang menjawab "tentu vin saya yakin kamu bisa mengurus kebun karet saya toh mengurus kebun karet sangatlah mudah" davin mengangguk dan menjawab "terima kasih pak sebelumnya sudah mempercayai saya untuk mengurus kebun karet pak jajang" senyuman pak jajang di barengi "baiklah kalo begitu ini kunci rumah saya vin nanti kamu bisa ambil peralatan kebun dan menempati rumah saya, kalo begitu saya pamit dulu permisi" anggukkan davin dan pak wibowo "terima kasih pak" pak jajang yang berlalu pergi menjauh davin dengan pemikiran sendiri 'ini kesempatan saya untuk sukses dan meringankan beban bapak' 😊.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login