Dulu, saat hujan turun.
Aku selalu mengingat saat pertama kali kita bertemu.
Dulu, kita bertemu di saat hujan seperti ini.
Ini tentang kita dan hujan.
Tak terasa sudah setahun lamanya kita berpisah.
Apa kabar? Bagaimana hidupmu sekarang?
Apakah jauh lebih baik saat aku bersamamu atau sebaliknya?
Kau tahu, ini menyakitkan.
Perlahan aku mulai membenci hujan.
Dia selalu saja mengingatkanku pada kenangan manis kita.
Berhentilah, senja pun ikut ku benci karenanya.
Padahal Kau, Senja, dan Hujan adalah tiga hal yang mampu membuat hidupku berwarna.
Kenapa?
Padahal sahabatku sudah menasihatiku berkali kali.
Hujan tak akan menyakitiku.
Senja pun tak begitu buruk.
Aku tahu hujan tak akan menyakitiku.
Bukan hujannya, tapi kenangannya yang membuatku terluka.
Aku tahu senja tak begitu buruk.
Bukan senja yang buruk, tapi hatiku yang sedang hancur tak karuan.
Sekali lagi sahabatku menasihatiku.
Hujan bukan mengingatkanmu pada masa lalumu.
Tapi dia sedang berusaha membasuh luka luka di masa lalumu.
Kau tahu, setelah hujan akan muncul pelangi.
Begitu pun dengan dirimu.
Setelah kau terluka karena kepergiannya.
Akan datang yang jauh lebih baik darinya.
Yang tak akan membuatmu terluka seperti yang dia lakukan.
Kau tau setelah senja akan muncul bintang bintang yang menemanimu.
Tak hanya dia, aku ada sebagai sahabatmu menemanimu di saat kau terpuruk dan patah hati.
— New chapter is coming soon — Write a review