Download App
66.66% Dragonoid

Chapter 4: Anggota ke-100

"Selamat datang di markas kami!"

"Ohh ...." ucap Zell.

Celestine berbalik dan melihat Zell dengan wajah jengkel.

"Hanya oh saja?" tanya Celestine.

Zell menutup matanya dan berpikir sesaat kemudian dia melihat Celestine lagi.

"Umm, yap. Sepertinya, hanya itu"

Celestine hanya terdiam, dia mencoba menahan kekesalannya di hadapan teman-temannya sebagai ketua tim.

"Oke, jadi tujuanku adalah untuk mengajakmu bergabung dengan Leaf Autumn, bagaimana menurutmu?"

"HAHHH??!" teriak Zell sampai suaranya menggema.

Semua orang yang ada disana menutupi telinga mereka. Sampai ketika teriakan Zell yang memantul berhenti, mereka perlahan membuka telinga mereka.

"Ke-kenapa kamu berteriak??" tanya Celestine.

"Kenapa katamu?! tentu saja karena kamu mengajakku untuk bergabung dengan Lif Atum apalah namanya" jawab Zell.

"Ya, terus?"

Celestine memiringkan kepalanya.

"Terus ...? kamu tahu? aku ini tidak bisa bertarung!"

"Aha, jangan berbohong. Aku tahu semuanya, saat kemarin malam juga ...." ucap Celestine sambil tersenyum kecil.

Zell mulai berkeringat dan gemetar.

"A-apa maksudmu??" elak Zell sambil memasang senyum pahit.

"Oh, jadi kamu tidak tahu? kalau begitu akan aku ceritakan semuanya kepada semua orang yang ada disini, bahwa kamu adalah d--"

Zell memotong kalimat Celestine, mungkin karena itu adalah rahasia yang sangat penting dan privasi bagi Zell yang dia tidak ingin semua orang tahu.

Kira-kira apa rahasia Zell ....

"Tunggu!! Aku menerimanya! Aku akan bergabung denganmu" kata Zell.

"Bagus! Selamat bergabung, anggota ke-100"

Zell kaget saat mendengar bahwa dia adalah orang yang ke-100 yang bergabung dengan Leaf Autumn.

"Ke-100?! tapi kenapa aku sampai tidak tahu ada party seperti ini?!" batin Zell.

"...."

"T-tunggu dulu ...." mohon Zell.

"Hmm?" Celestine memiringkan kepalanya.

"Kamu bilang, aku adalah anggota ke-100, 'kan?"

"Benar" Celestine mengangguk.

"Itu berarti, ada 100 orang disini?!" Tanya Zell dengan nada kesal.

Celestine terdiam, dia terlihat murung ketika Zell bertanya seperti itu. Kemudian, Zell menyadari kalau tubuh Celestine bergetar, merasa kalau dia salah berucap, dia segera meminta maaf.

"H-hei, ma-maafkan aku ... Aku tidak bermaksud untuk marah atau semacamnya" kata Zell, dia menatap khawatir Celestine.

"Bukan itu, hanya saja ...."

Celestine menceritakan tentang apa yang sebenarnya terjadi di Leaf Autumn.

Jadi, Leaf Autumn awalnya memiliki banyak anggota, sekitar 80 anggota aktif. Namun, pada suatu waktu mereka dibantai oleh kumpulan orang berjubah hitam yang memiliki lambang salju di bagian belakang jubah mereka dan hanya menyisakan Celestine dan 3 orang lainnya. Namun, mereka berpisah dan berpetualang masing-masing.

Celestine mempunyai niat untuk membangun kembali Leaf Autumn dengan dia sebagai ketuanya, dan dia berhasil membangun kembali Leaf Autumn dengan 15 rekan barunya. Dan, seminggu yang lalu ada 4 orang yang bergabung dengan Leaf Autumn namun mereka tidak kembali setelah ditugaskan untuk mengumpulkan informasi di Pulau Rennis, yang mana dikenal dengan sebutan pulau para pendosa. Dan yang paling membuat Celestine gelisah adalah karena 4 orang yang ditugaskannya semua perempuan.

Konon katanya, Pulau Rennis adalah mimpi buruk bagi wanita, karena disana derajat wanita lebih rendah daripada pria. Jika tidak waspada dan sampai tertangkap, maka ... mereka hanya akan menjadi mainan para pria pendosa.

"Ohh ... aku tahu tentang pulau itu" kata Zell sambil menunjuk jarinya ke atas.

"Itu bagus, karena kamu tahu tentang pulau itu. Aku akan langsung memberimu tugas, cari dan selamatkan 4 anggota kita yang hilang di pulau pendosa" titah Celestine.

"Ehh?! tidak, aku menolak! kau menyuruhku yang tidak bisa berta--" ucapannya terhenti ketika dia melihat wajah memelas Celestine.

"Sial, dia sangat imut" batin Zell.

Zell menghela napas lalu menghembuskannya keluar. Lalu, dia mencoba untuk tersenyum dan berlagak kuat.

"Ba-baiklah, aku akan pergi. Tapi, apa aku akan pergi sendirian?"

Celestine menggelengkan kepalanya, lalu dia menunjuk ke belakang Zell.

"Dia akan menemanimu" ucapnya.

Sebuah sosok hitam datang dari belakang Zell, lebih tepatnya dia datang dari jalan masuk di atas.

Zell berbalik melihat apa yang ditunjuk oleh Celestine, dan dia melihat sesuatu yang familiar.

"Eh? Kau, 'kan ...."

Itu adalah wanita yang kemarin malam menyerangnya. Dia menyebutnya si 'kucing hitam'.

"Si kucing hitam!!!" Teriak Zell sambil menunjuknya.

"Siapa yang kau bilang kucing hitam?!!" wanita itu berteriak balik kepada Zell.

Mereka berdua bertengkar, membuat Celestine dan yang lainnya pusing.

"Rikka, sudah hentikan!" titah Celestine.

Wanita yang berpakaian serba hitam layaknya ninja, Rikka. Dia berhenti bertengkar dengan Zell ketika Celestine memerintahkannya untuk berhenti dan dia langsung memberi salam hormat dan meminta maaf kepada Celestine.

"Baik, maaf atas kelancangan saya, ketua"

"Haissh ... kamu tidak perlu terlalu formal denganku, panggil saja aku dengan namaku" pinta Celestine.

"Baik ... ketua Celestine" sedikit terdengar ragu saat dia mengatakannya.

"Hah ...." Celestine menggelengkan kepalanya.

Kemudian Celestine menjelaskan tentang tugas Zell dan apa yang harus dilakukannya.

Rencananya seperti ini, Zell dan Rikka pergi ke timur dari kerajaan menuju pelabuhan Jestrik, kemudian dia mereka akan berlayar ke pulau Rennis. Karena disana adalah tempat yang berbahaya bagi wanita, Rikka akan berpakaian seperti budak. Dia akan berperan sebagai budak milik Zell saat berada disana. Karena wanita yang sudah menjadi budak orang lain, tidak akan diganggu disana, hanya itu hal yang bagus di pulau Rennis.

Begitulah rencananya, namun ....

"Hah?!! Aku harus menjadi budaknya?!!" tanya Rikka, suaranya terdengar tinggi karena kesal.

Rikka menunjuk dan ujung jari telunjuknya tidak sengaja mengenai mata Zell.

"Gyaa!!!" erang Zell kesakitan.

Mereka bertengkar lagi dan lagi, sampai akhirnya Celestine membuat mereka kapok dengan menjitak kepala mereka dengan gagang pedangnya.

....

"Baiklah, aku akan menjadi budaknya ... ini demi misi ...."

Zell hanya terdiam melihat ke tanah dengan kepala yang benjol karena digetuk dengan gagang pedang.

"Bagaimana, Zell? apa kamu tidak keberatan?" tanya Celestine.

"Aku terserah, yang penting, aku ingin segera menyelesaikan tugas ini"

"Semangat sekali anggota baru kita" gumam Celestine dan 14 orang di belakangnya.

"Baiklah, kalau begitu. Ringa, tolong bawakan kalungnya"

Ringa adalah orang yang memakai baju besi berat, dia memiliki rambut berwarna pirang dan mata hijau seperti hutan.

Ringa mendekat ke Celestine dan memberikan sebuah kalung permata padanya.

"Rikka, kemari"

Rikka mendekat, lalu Celestine memasangkan kalung itu di lehernya. Dan kemudian, kalung permata itu berubah menjadi kalung tebal seperti borgol namun berwarna merah.

"Sudah"

"Kalung budak warna merah ... Kalau tidak salah, itu biasanya dipasang kepada budak yang sudah patuh dan setia kepada tuannya, budak itu akan melakukan apapun semua yang tuannya mau. Tapi, kalung yang dipasang di leher Rikka adalah palsu, sayang sekali, ya .... " kata Zell dalam hatinya.

Rikka menyadari tatapan Zell, dia kemudian berbalik dengan warna merah terpasang di wajahnya.

"Be-berhenti menatapku! Bodoh!"

Zell mengalihkan pandangannya ke arah lain dan bersiul.

"Hmph!"

....

Pulau Rennis ... pada akhirnya, aku harus kembali kesana, kah?


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C4
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login